Geologi Hidrologi ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI 1. Karakteristik lokasi dan wilayah

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 4  Utara Bengawan Solo : Karanganyar dan Pitu  Selatan Bengawan Solo : Sine, Ngrambe, Jogorogo, Kendal, Gerih, Geneng, Kwadungan, Pangkur, Padas Karangjati, Bringin, Kasreman, Ngawi, Paron, Kedunggalar, Widodaren dan Mantingan. Wilayah Selatan sebagian besar lahannya mendapatkan pengairan dari Sungai Bengawan Solo jadi berpotensi untuk tanaman pangan. Sedangkan wilayah utara sebagian besar lahannya merupakan lahan tadah hujan dan lahan tegalan. Keberadaan beberapa waduk di Kabupaten Ngawi seperti Waduk Pondok, Sangiran dan Kedung Bendo juga merupakan salah satu sarana penunjang di sektor pertanian. Berdasarkan potensi yang ada di Kabupaten Ngawi bisa direncanakan pengembangan sumber daya air Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo berupa pembuatan Waduk dan Embung dengan sasaran layanan untuk domestik industri. Pengelolaan terhadap sumber-sumber air bersih yang menjadi prioritas bagi masyarakat setempat, Pendistribusian air bersih baik untuk pengairan sawah atau pemenuhan kebutuhan sehari-hari perlu adanya pengawasan agar dapar dirasakan oleh seluruh kalangan masyarakat, serta Penetapan peraturan yang lebih tegas dan pemberlakuan yang di mulai dengan sosialisasi kepada masyarakat untuk pemberitahuan sebelumnya.

5. Klimatologi

Keadaan iklim di Kabupaten Ngawi adalah tropis dan bertemperatur sedang. Ditinjau dari keadaan curah hujan maka Kabupaten Ngawi termasuk daerah beriklim kering dengan curah hujan rata-rata di bawah 3.000 mmtahun yaitu 1.603,63 mmtahun dan mempunyai hari hujan dengan rata-rata yaitu sebesar 158,85 haritahun. Curah hujan yang rendah di kabupaten Ngawi menjadikan daerah ini sering mengalami kesulitan pengairan terutama pada lahan sawah saat musim kemarau tiba, sehingga petani harus menggunakan mesin diesel untuk mengambil air bawah tanah. R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 5

6. Penggunaan lahan

Penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Ngawi adalah sebagai berikut: a. Persawahan : 50.476 Ha 38,9 b. Perkebunan : 2.275 Ha 1,75 c. Tegalan : 13.547 Ha 10,45 d. Pekarangan : 2.021 Ha 1,55 e. Hutan : 45.428 Ha 35,05 f. Pemukiman : 16.323 Ha 12,6 g. Waduk, Bendungan dan Lain-lain : 3.057 Ha 2,35 Jumlah : 129.598 Ha 100 Kabupaten Ngawi masih mempunyai Kawasan Hutan Lindung yang terdiri dari 3 KPH yaitu KPH Ngawi, KPH Sadaran dan KPH Lawu, seluas 3.086 Ha. Kawasan yang memberi perlindungan kawasan bawahannya saat ini berupa hutan lindung dan kawasan resapan air yang luasannya mencapai 27.403,13 Ha dari luas hutan secara keseluruhan yaitu 45.428,60 Ha. Kawasan perlindungan setempat yang terdapat di Kabupaten Ngawi sebagian besar masih terpelihara. Kawasan ini meliputi kawasan sempadan sungai yaitu Sungai Bengawan Solo dengan 15 aliran sungai, Kali Madiun dengan 13 aliran. kawasan sekitar danauwaduk yaitu Waduk Pondok, Air Terjun Srambang dan beberapa mata air yang ada di Kabupaten Ngawi.

2.1.2. Potensi pengembangan wilayah

Sektor unggulan Kabupaten Ngawi adalah sektor pertanian, hal ini terlihat dari sektor utama yang menunjang PDRB adalah pertanian tanaman pangan, sehingga data wilayah produktif adalah wilayah kawasan pertanian, sedangkan kawasan budidaya adalah kawasan non pertanian. Potensi sawah cukup besar yakni seluas 44,668 Ha. Sawah ini tersebar di kawasan perkotaan maupun perdesaan. Komoditi pertanian terbesar di Kabupaten Ngawi adalah padi, jagung dan kedelai yang terkonsentrasi di beberapa lokasi yakni di sebagian wilayah Kecamatan Padas, sebagian wilayah Kecamatan Kasreman, sebagian wilayah Kecamatan Kedunggalar, sebagian wilayah Kecamatan Paron, sebagian wilayah Kecamatan Ngrambe. Potensi ini cukup besar karena pertanian di Kabupaten Ngawi selain untuk memenuhi kebutuhan penduduk wilayah Kabupaten Ngawi sendiri juga untuk kebutuhan daerah lainnya seperti ke Madiun, Sragen dan Solo dan beberapa komoditas telah di eksport.