ASPEK DAYA SAING DAERAH

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 4 3

2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi

Capaian kinerja fokus iklim berinvestasi ditunjukan oleh : 1. Angka kriminalitas, 2. jumlah demo. Tabel 2.54 Fokus Iklim Berinvestasi No Indikator TAHUN 2007 2008 2009 2010 2011 1 Angka kriminalitas, 534 929 818 840 728 2 jumlah demo 10 6 12 10 9

2.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia

Fokus Sumber Daya Manusia diukur dengan IKK : Rasio Ketergantungan, dan rasio lulusan S-1,S-2, dan S-3 terhadap total penduduk. Tabel 2.55 Fokus sumberdaya Manusia No Indikator TAHUN 2007 2008 2009 2010 2011 1 Rasio Ketergantungan 48,3 48,3 48,3 47,44 47,44 2 Rasio lulusan S-1,S-2 dan S-3 terhadap total penduduk 29,5 29,5 29,5 164,3 164,1 Hasil analisis gambaran umum kondisi daerah Kabupaten Ngawi terkait dengan capaian kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan dapat dirangkum dalam tabel 2.56 sebagai berikut : R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 4 4 Tabel 2.52 Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Ngawi R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 4 5 R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 4 6 R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 4 7 R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 4 8 R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I I - 1

BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

3.1. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH

Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap expectation” antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil saat perencanaan sedang dibuat. Permasalahan pembanguan diperoleh dari hasil analisis gambaran umum daerah dan analisis capaian kinerja daerah. Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal dan kelemahan yang tidak diatasi untuk menggapai peluang dan meminimalisasi hambatan. Untuk mengefektifkan sistem perencanaan pembangunan daerah dan bagaimana visimisi daerah dibuat dengan sebaik- baiknya, dibutuhkan pengetahuan yang mendalam tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi. Tujuan dari perumusan permasalahan pembangunan daerah adalah untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilankegagalan kinerja pembangunan daerah dimasa lalu, khususnya yang berhubungan dengan kemampuan manajemen pemerintahan dalam memberdayakan kewenangan yang dimilikinya. Selanjutnya, identifikasi permasalahan pembangunan dilakukan terhadap seluruh bidang urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah secara terpisah atau sekaligus terhadap beberapa urusan. Hal ini bertujuan agar dapat dipetakan berbagai permasalahan yang terkait dengan urusan yang menjadi kewenangan dan tanggungjawab penyelenggaraan pemerintahan daerah. Tidak semua permasalahan tiap urusan dijadikan sasaran pokok selama 20 dua puluh tahun ke depan, mengingat keterbatasan pendanaan, isu strategis yang muncul, fokus kepada agenda paling strategis, dan hubungannya dengan agenda-agenda pembangunan yang telah berhasil dicapai di periode sebelumnya. Dengan pendekatan manajemen strategis, permasalahan pada urusan atau gabungan urusan yang akan dijadikan sebagai dasar penentuan sasaran pokok adalah permasalahan-permasalahan yang memiliki dampak paling tinggi terhadap pembangunan dan kriteria-kriteria lain yang sesuai peraturan perundang-undangan. R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I I - 2 Untuk mendapatkan gambaran awal bagaimana permasalahan daerah dipecahkan, tiap-tiap permasalahan juga diidentifikasi faktor-faktor penentu keberhasilannya dimasa datang. Faktor-faktor penentu keberhasilan adalah faktor kritis, hasil kinerja, dan faktor- faktor lainnya yang memiliki daya ungkit yang tinggi dalam memecahkan permasalahan pembangunan atau dalam mewujudkan keberhasilan penyelenggaraan urusan pemerintahan. Kecenderungan dinamika perubahan kondisi geografis morfologis karena semakin pesatnya akselerasi pembangunan wilayah mereduksi standar lingkungan yang sehat dan disisi lain tenaga kerja profesional cenderung meningkat dan tidak sebanding dengan kebutuhan pembangunanindustri dan terbatasnya kemampuan pemerintah daerah untuk konsisten dalam penerapan tata ruang wilayah. Kualitas pembangunan manusia yang rendah seperti ditunjukkan posisi Indeks Pembangunan Manusia IPM Kabupaten Ngawi menunjukkan gambaran beban yang semakin berat dalam menghadapi persaingan global. Dari komposisi demografi Kabupaten Ngawi sudah merasakan dampak lain dari menigkatnya mutu kesehatan dalam bentuk menurunnya kematian bayi dan balita dibarengi dengan meningkatnya tingkat harapan hidup. Meski angka pengangguran terbuka relatif rendah akan tetapi terdapat kecenderungan untuk meningkat terutama akibat dampak krisis moneter dan perubahan harga-harga yang terjadi dalam tiga tahun terkhir yang mengakibatkan korporasi perlu mengkalkulasi ulang struktur biaya produksi perusahaan. Pada aspek pendidikan, indikator melek huruf, serta capaian tingkat pendidikan di Kabupaten Ngawi juga masih memerlukan optimalisasi. Hal ini harus segera ditingkatkan secara konsisten karena arah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Kabupaten Ngawi Tahun 2005-2025 menyangkut mutu SDM yang penting dalam menjalankan pembangunan. Sementara penyediaan lapangan kerja untuk klasifikasi lulusan pendidikan tinggi masih perlu ditingkatkan. Fakta menunjukkan bahwa tingkat pengeluaran riil perkapita untuk Kabupaten Ngawi nilainya masih rendah, sehingga menggambarkan bahwa tingkat hidup masyarakat Kabupaten Ngawi masih belum jauh dari tingkat kemiskinan.