Pengelolaan Lingkungan Hidup Sekolah

atau BupatiWalikota menetapkan pejabat pengawas lingkungan hidup yang merupakan pejabat fungsional. Peranan, fungsi dan kedudukan serta kewenangan PPLHD dimaksud lebih dipertegas lagi dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 58 Tahun 2002 tentang Tata Kerja Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup di ProvinsiKabupatenKota.

2. Pengelolaan Lingkungan Hidup Sekolah

Kita hidup di dunia, sangat tergantung pada lingkungan hidup, manusia akan musnah jika lingkungan hidupnya rusak, yaitu tidak dapat lagi menjalankan fungsinya dalam mendukung kehidupan. Dilain pihak, manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya melakukan ekplorasi dan eksploitasi sumber daya alam, dan eksploitasi yang berlebihan akan mengakibatkan merosotnya daya dukung alam. Manusia slalu menggali potensi sumber daya alam, dikarenakan kebutuhan yang terus berkembang, baik jenis maupun jumlahnya, sedangkan penyediaan sumber daya alam terbatas. Disisi lain dalam proses penyediaan barang kebutuhan manusia juga akan dihasilkan limbah, limbah yang dihasilkan menjadi beban bagi lingkungan jumlah limbah yang semakin besar yang tidak terdegradasi akan menimbulkan masalah baru bagi manusia, sepeti timbulnya pencemaran. Sekol salah satu media lingkungan hidup, sekolah adalah lingkungan kehidupan siswa sehari-hari, bila lingkungan sekolah dapat ditata dan dikelola dengan baik, maka akan menjadi wahana efektif untuk membentuk perilaku peduli lingkungan pada siswa. Sekolah bisa menjadi pelopor gaya hidup yang ramah lingkungan karena sekolah mampu mengajarkan siswanya bagaimana menjalani kehidupan meskipun dengan cara yang sederhana. Jika pada sebuah sekolah menegha kejuruan, dengan jumlah siswa dan guru yang mencapai ratusan, maka sangat banyak dari mereka yang menggunakan air di toilet, maupun kertas di setiap harinya. Untuk itu, perlunya ditanamkan semangat untuk menyelamatkan lingkungan sejak dini kepada anak didik, 266 tentunya penggunaan energi serta berbagai sumber daya dapat dioptimalkan. Misalnya, menghemat penggunaan air, tidak boros listrik, serta mengurangi sampah plastik dan kertas.

2.1 Konsep Green School

Konsep Green school”, adalah konsep yang mengajak seluruh warga sekolah untuk membentuk gaya hidup agar lebih peduli dan melestarikan lingkungan, demikian salah satu konsep implementasi pengelolaan lingkungan hidup di sekolah. Saat ini pengelolaan lingkungan hidup di sekolah dikenal dengan konsep green school, bila diartikan pemahaman makna kalimat green school, dengan mudah kita sebut adalah sekolah hijau, tapi pengertian itu bukan hanya tampilan fisik sekolah menjadi hijau. Konsep green school, membawa wujud sekolah yang memiliki porgram dan aktifitas pendidikan mengarah kepada kesadaran dan kearifan terhadap lingkungan hidup. Konsep “sekolah hijau” adalah sutau metoda pendekatan agar sekolah yang memiliki komitmen dan secara sistimatis mengembangkan program, program untuk implementasi nilai-nilai lingkungan ke dalam seluruh aktifitas sekolah. Penyusunan program sekolah menggunakan konsep Green School, adalah program pengembangan sekolah yang terintegrasi ke dalam pengembangan kurikulum berwawasan lingkungan dan pendidikan berbasis komunitas terwadai dalam program kurikuler dan ektra kurikuler. Sedangkan pengembangan kawasan sekolah dan pengembangan sistem pendukung yang ramah lingkungan termasuk dalam program pengelolaan lingkungan fisik serta fasilitas. Selanjutnya pengembangan lingkungan sosiallingkungan kerja merupakan bagian dari pengembangan manajemen sekolah Di sekolah, proses pembelajaran mengarah pada upaya pembentukan perilaku siswa yang peduli lingkungan melalui model pembelajaran yang aplikatif dan menyentuh kehidupan sehari-hari. Sementara itu, lingkungan sekolah dijadikan wahana pembiasaan perilaku peduli lingkungan sehari-hari. Seluruh aspek menuju pada satu tujuan yaitu internalisasi atau pembiasaan perilaku peduli lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Penyusunan program sekolah hijau ini dilakukan secara holistik dengan mengaitkan seluruh program yang ada di sekolah. Potensi internal sekolah seperti ketersediaan 267 lahan, sumber daya air, energi, tradisi masyarakat sekitar, dan ekosistemnya merupakan objek pengembangan dalam konsep sekolah hijau. Lingkungan fisik sekolah di tata secara rapi, manis, hijau dan ekologis sehingga menjadi wahana pembelajaran bagi seluruh waga sekolah untuk bersikap arif dan berperilaku ramah lingkungan. Program pendidikan dikemas secara partisipatif penuh, percaya pada kekuatan kelompok, mengaktifkan dan menyeimbangkan rasa, pikiran dan kekuatan yang nyata sehingga tiap individu di sekolah bisa merasakan nilai budaya lingkungan, yang nyaman dan tenteram, ibarat kita berjalan di sebuah kebun yang rindag, penuh kehijauan dan kesejukan. Secara konsep seluruh unsur yang ada di sekolah, diajak secara bersama-sama melahirkan tujuan dan visi bersama dengan memahami apa yang menjadi penting, menemukan dan mengapresiasi apa yang telah ada dan tentunya itu yang terbaik. Sehingga makna green school terbentuk dan masing-masing pihak dapat berbuat untuk menciptakan kualiatas lingkungan sekolah yang kondusif, ekologis, lestari secara nyata dan berkelanjutan , tentunya dengan cara-cara yang simpatik, kreatif, inovatif dengan menganut nilai-nilai dan kearifan budaya lokal. Sekolah diharapkan mampu menerapkan berbagai program berkenaan dengan lingkungan hidup yang dapat meningkatkan rasa tanggung jawab serta kepedulian siswa terhadap lingkungan. Program Green School atau Sekolah Hijau, di mana program ini menawarkan lingkungan yang sehat, santai, dan aman. Peran aktif siswa SMK dalam implemetasi program green school mengajak siswa mempunyai gaya hidup yang ramah lingkungan di sekolah, seperti; 1 Siswai diajak melakukan hidup sederhana 2 Menggunakan air hemat, di kamar mandi atau di taman 3 Menyenangi hidup dengan cara bertanam pohon di lingkungan seolah 4 Hemat menggunakan energi, ruangan yang telah cukup penerangan tidak perlu pakai listrik 5 Membuang sampah yang benar, dan mengenal jenis-jenis sampah, sampah organik dan nonorganik? 6 Siswa dilarang melakukan corat-coret, meja, ruangan, kmwc, dan bahkan tas sekolah sendiri. 7 Kebersihan kelas atau halaman sekoah 8 Dan lain-lain. . 268 Pembentukan sikap yang baik di sekolah, sepeti kebiasan di atas, akan menjadikan budaya yang baik bagi setiap individu siswa, dan membawanya ke lingkungan hidup sehari-hari. Sikap atau attitude hidup dengan menghargai budaya lingkungan sekolah akan mencerminkan perasaan siswa terhadap budaya lingkungan hijau. Sikap ini merupakan keteraturan dalam hal perasaan afeksi, pemikiran kognisi, dan predisposisi tindakan konasi seseorang terhadap suatu aspek lingkungan di sekitarnya. Pada program Green School, dalam menumbuhkan sikap peduli lingkungan melalui proses pembelajaran dan pembiasaan menjadi penting dan strategis. Di sekolah, proses pembelajaran mengarah pada upaya pembentukan perilaku siswa yang peduli lingkungan melalui model pembelajaran yang aplikatif dan menyentuh kehidupan sehari-hari. Sementara itu, lingkungan sekolah dijadikan wahana pembiasaan perilaku peduli lingkungan sehari-hari. Dengan demikian, kedua aspek tadi, menuju pada satu tujuan yaitu internalisasi atau pembiasaan perilaku peduli lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah merupakan salah lembaga pendidikan yang tentunya mempunyai peran dan tanggung jawab untuk mendidik siswaI dan warga sekolahnya untuk berprilaku positif terhadap lingkungan, menjaga ekosistem lingkungan seperti menanam pohon-pohon, bunga, menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan serta memilah dan mengolah sampah sesuai dengan katagorinya. Untuk melakukan hal-hal diatas tidaklah mudah, harus di mulai dari visi dan misi sekolah dan program sekolah, selain itu yang terpenting adalah adanya komitmen dan konsisten dalam menjalankan komitmen dari manajemen dan warga sekolah, kesadaran akan ancaman terhadap lingkungan yang tinggi akan berdampak positif terhadap keterlaksanaan program berwawasan lingkungan. Seluruh masyarakat sekolah, guru, murid dan perangkat sekolah dapat menerapkan konsep sekolah hijau yang harus diikuti bersama. Tentunya pula hal ini dibarengi dengan adanya infrastruktur dan fasilitas yang mendukung terciptanya sekolah ramah lingkungan. Namun, hal ini tidak perlu dipersulit, ini 269 masalah kebiasaan, banyak cara yang bisa dikembangkan untuk membuat lingkungan sekolah menjadi hijau, misalnya dengan pembuatan lubang biopori, adanya bank sampah, hingga pelatihan pembuatan bahan daur ulang sampah. Jadi, aspek-aspek pendidikan karakter dapat langsung diterapkan di dalam keseharian siswa di sekolah tanpa harus dijejali dengan ragam teori. Sejatinya, menjaga lingkungan harus dilaksanakan oleh setiap individu tanpa menunggu waktu, alias sekarang juga. Hal lainnya, pihak pengurus sekolah dapat menyusun dan memetakan konsep: mau dibuat bagaimana agar sekolah bisa disebut sekolah ramah lingkungan?.

3. Pengenalan Limbah