Pekerjaan Kuda-kuda Baja Profil

Beberapa keunggulan dan kelemahan las baja profil, dimana bahwa secara teoritis dapat menghasilkan kekuatan sambung yang sama dengan penampang aslinya, artinya tidak ada pengurangan kekuatan. Ini khususnya jika berbicara tentang butt-weld atau las tumpul. Jadi jika ada suatu sambungan yang ingin kita uji kekuatan las, dan cara me-lasnya memakai butt-weld maka ketika diuji tarik, yang rusak pasti bagian lain dan bukan di tempat sambungan las tersebut dikerjakan. Beberapa kelebihan sambungan las dibandingkan sambungan baut-mur atau sambungan keling rivet adalah lebih murah untuk pekerjaan dalam jumlah besar, tidak ada kemungkinan sambungan longgar, lebih tahan beban fatigue, ketahanan korosi yang lebih baik. Kelemahan sistem sambungan las hanya dalam pelaksanaannya. Kita tidak bisa memeriksa sempurna tidaknya suatu hanya dari penampakan luar, tapi dari prosesnya. Kecuali tentunya dengan alat-alat khusus, seperti X-ray, uji gelombang atau semacamnya, yaitu menentukan homogenitas bahan yang disambung. Jadi apakah seluruh penampang telah ter-las dengan baik, atau hanya bagian luarnya saja yang tebal. Sedangkan kelemahannya antara lain adalah adanya tegangan sisa residual stress, kemungkinan timbul distorsi, perubahan struktur metalurgi pada sambungan, dan masalah dalam disasembling.

3. Pekerjaan Kuda-kuda Baja Profil

Pada perhitungan struktur atap gedung dari kuda-kuda baja profil, dalam perencanaan konstruksinya direncanakan dengan menggunakan pedoman dan ketentuan, sesuai dengan Pedoman Perencanaan Bangunan Baja Indonesia PPBBI, dan SK SNI untuk baja tahun 2002. Penggunaan baja profil untuk konstruksi dengan bentang yang lebar, misalanya 15-20 meter, pemilihan material baja sangatlah tepat karena sambungan untuk batang tekan dan tariknya akan lebih kuat, kemudian dalam pekrjaan juga lebih mudah dan cepat. Panjang baja profil yang umum di pasaran yaitu, 12 meter, tentu untuk kebutuhan lebih panjang dibutuhkan sambungan baja, yang kita kenal dengan tiga jenis sambungan yaitu sambungan baut, paku dan las. 79 Perhatikan gambar di bawah ini. Gambar A: Menunjukkan rencana bangunan gudang dari baja, terlihat skesa tampak depan penutup atap model pelana, terlihat sudut kemiringan atap dengan besar sudut α , kemudian gambar B: adalah rencana kuda-kuda atap dari baja, yang memiliki sambungan hubungan pada titik buhul, yang seluruhnya persambungan tersebut harus dihitung kekuatannya, dan dipahami teknik persambungannya. Gambar 12-17: Rencana Kuda-kuda Baja Kemudian pada gambar c: adalah gambar denah atap, dari sini dapat direncanakan rangka atap, seperti susunan dan dimensi gording, ini juga tergantung dari jenis penutup atap yang digunakan. Pada perencanaan bangunan gudang dari baja ini direncanakan penutup atap jenis seng atau asbes, tentu hanya membutuhkan konstruksi penutup atap gording saja, berbeda dengan jenis atap genteng. Untuk atap genteng, digunakan pedoman, sbb:  Kemiringan atap : 30° ≤ α ≤ 60°  α ≥ 60° : dipakai genteng khusus, dipaku pada reng  α ≤ 30° : dipakai genteng dengan presisi tinggi, dan diberi lapisan aluminium foil di bawah reng.  Usuk dan reng harus mampu memikul beban hidup merata q dan terpusat p Untuk penutup atap dari jenis; Seng Gelombang, Asbes Gelombang, dan spandeks 80  semakin kecil α, overlap semakin besar  kemiringan atap lebih bebas ; 5° ≤ α ≤ 90°  semakin kecil α, overlap semakin besar overlap : Pada arah mengalir air dan pada arah mengalir air Gambar 12-18 : Hubungan Titik Buhul Paku, Baut dan Las Gambar 12-19 : Konstruksi Batang Tekan dan Tarik 81 Gambar 12-20 : Hubungan Konstruksi Gording dan Kaso Baja Gambar 12-21 : Perletakan Gording dengan Kaki Kuda-kuda 82

3.1 Perencanaan Gording Baja

Gambar 12-22 : Rencana Gording Baja Profil Perhitungan Gording, perhitungan gording dihitung dimensi berdasarkan beban-beban yang diterima, seperti;  Beban mati, yaitu berat sendiri atap, berat sendiri gording dan alat- alat pengikat atau bahan yang ada melekat pada atap dan gording  Beban hidup daftar sesuai fungsi Beban hidup L : sesuai peraturan pembebanan; a Terbagi rata : q = 40 – 0,8 α ≤ 20 kgm2, b Beban terbagi rata per m2 bidang datar berasal dari beban air hujan, dimana adalah sudut kemiringan atap dalam derajat. Beban tersebut tidak perlu ditinjau bila kemiringan atapnya lebih dari 500.  Beban terpusat P= 100 kg beban orang saat pelaksanaanperawatan  Beban Angin W lihat Peraturan Pembebanan, besarnya tergantung dari daerah wilayah dan sudut α. Beberapa baja profl yang sering digunakan sebagai gording, dapat dilihat contoh nama, bentuk, jenis dan spesifikasi gambar di bawah ini. 83 Contoh Perhitungan Gording Data - data yang digunakan dalam contoh ini adalah data sembarang, hanya sebagai contoh untuk memahami filosopi bagaimana gording direncanakan sehingga memenuhi ketentuan perhitubgan struktur. 1 Diketahui:  Bentang rangka atap = 30 m 84  Jarak kuda – kuda λ = 3 m  Berat atap genteng biasa = ±24 Kgm  Jarak gording = 5,303 m  Beban angin W = 70 Kgm2  Beban Berguna P = 70 Kg 2 Mencari Dimensi Gording Perhitungan dengan sistem coba-coba yang mendekati ke perhitungan, dikarenakan data karaktersitik baja profil, telah di dapat dari daftar baja yang tersedia. Dicoba gording INP.30, Data Profil F = 69,1 Cm2; G = 54,2 Kgm; Ix = 9800 Cm4; Iy = 451 Cm4; Wx = 653 Cm3, dan Wy = 72,2 Cm3 Gambar 12-23 : Perencanaan Gording baja Perhitungan Pembebanan Gording a Beban Mati ; -  Berat sendiri gording = 1 × 54,2 = 54,2 Kgm  Berat penutup atap = a × berat sendiri atap × 1 = 5,303 × 24 × 1 = 127,272 Kgm 85  q1 = 54,2 + 127,272 = 181,472 Kgm  Brancing 10 . q1 = 10 . 181,472  q2 = 18,147 Kgm  q total = q1 + q2 = 181,472 + 18,147 = 199,619 Kgm b Beban Berguna P = 70 Kg c Beban Angin:  Angin tekan: c = 0,02 α – 0,4 = 0,02. 45 – 0,4 = 0,5  Angin Isap = c’ = - 0,4  Beban angin tekan W = c × w × a × 1 = 0,5 × 70 × 5,303 × 1 = 185,605 Kgm  Beban angin isap W’ = c ‘ × w × a × 1 = -0,4 × 70 × 5,303 × 1 = -148,484 Kgm Perhitungan Momen Gording Perhitugan Beban Mati: qy = q cos α = 199,619 cos 45° = 141,152 Kgm qx = q sin α = 199,619 sin 45° = 141,152 Kgm Mqy = 18 . qy .λ2 = 18 . 141,152 . 32 = 158,796 Kgm Mqx = 18 . qx . λ2 = 18 . 141,152 . 32 = 158,796 Kgm Perhitungan Beban Berguna: 86 Rumus-rumus:  qy = q cos α  qx = q sin α  Mqy = 18 . qy .λ2  Mqx = 18 . qx . λ2  Py = P cos α  Px = P sin α  MPy = 14 . Py .λ  MPx = 14 . Px .λ Py = P cos α = 70 cos 45° = 49,497 Kg Px = P sin α = 70 sin 45° = 49,497 Kg MPy = 14 . Py .λ = 14 . 49,497 . 3 = 37,123 Kgm MPx = 14 . Px .λ= 14 . 49,497 . 3 = 37,123 Kgm Perhitunga beban Angin: Angin tekan Wy = W = 185,605 Kgm  Wx = 0 , MWy = 18 . wy . λ2 = 18 . 185,605 . 32 = 208,806 Kgm  MWx = 0 Angin isap Wy’ = W’ = -148,484 Kgm Wx’ = 0 MWy’ = 18 . wy’ . λ2 = 18 .-148,484. 32 = - 167,045 Kgm  MWx’ = 0 Kontrol Terhadap Tegangan Data : σ = 1600 Kgcm2 Mx = 195,919 Kg.m = 19591,9 Kg.cm; My = 404,725 Kg.m = 40472,5 Kg.cm Wx = 653 cm3  Wy = 72,2 cm3 87 19591,9653+40472,572,2 ≤ σ  590,564 Kgcm2 ≤ 1600 Kgcm2 Aman Kontrol Terhadap Lendutan Data : E = 2,1 x 106 Kgcm2 qx = 141,152 Kgm = 1,41152 Kgcm2 gm = 1,41152 Kgcm2 Px = 49,497 Kg Py = 49,497 Kg Ix = 9800 cm4 Iy = 451 cm4 λ = 3 m = 300 cm Lendutan Arah Sumbu x δx = 5384.��.�⁴�.��+148.��.�³�.�� = 5384.1,41152.300 ⁴2,1�106.9800+148.49,497.300³2,1�106.9800 = 0,008605 cm Lendutan Arah Sumbu y δy = 5384.��.�⁴�.��+148.��.�³�.�� = 5384.1,41152.300 ⁴2,1�106.451+148.49,497.300³2,1�106.451 = 0,186583 cm δ = √��2+ ��2 = √0,0086052+ 0,1865832 = 0,18678 cm δ ≤ 1250 . λ ≤ 1250 . 300 0,18678 cm ≤ 1,2 cm  Aman

4. Konstruksi Kuda-Kuda Baja Ringan