A. Sambungan Kayu
Kayu adalah bahan kontruksi yang banyak dipakai di dalam pembangunan rumah dan gedung, kayu banyak dipilih karena kayu mempunyai bentuk dan
warna alami yang lembut dan artistik.Sebagai bahan pelengkap bangunan, kayu banyak digunakan untuk komponen rangka atap, kuda-kuda, rangka
plafon, loteng, pintu dan jendela.Kayubanyak dipakai dalam pembuatan perabotan rumah tangga. Pada pembangunan rumah atau gedung, kayu
sering kali memerlukan sambungan perpanjang untuk memperpanjang kayu atau sambungan buhul untuk menggabungkan beberapa batang kayu pada
satu buhuljoint. Sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang disambung sehingga menjadi satu batang kayu panjang atau mendatar
maupun tegak lurus dalam satu bidang datar atau bidang dua dimensi. Sedangkan yang disebut dengan hubungan kayu yaitu dua batang kayu atau
lebih yang dihubung-hubungkan menjadi satu benda atau satu bagian konstruksi dalam satu bidang dua dimensi maupun dalam satu ruang
berdimensi tiga. Sambungan kayu dibagi dalam 3 kelompok yaaitu; a. Sambungan kayu arah
memanjang, b. Hubungan kayu yang arah seratnya berlainan menyudut, c. Sambungan kayu arah melebar sambungan papan. Sambungan memanjang
digunakan untuk menyambung balok tembok, gording dan sebagainya. Hubungan kayu banyak digunakan pada hubungan-hubungan pintu, jendela,
kuda-kuda dan sebagainya. Sedangkan sambungan melebar digunakan untuk bibir lantai,dinding atau atap. Jenis sambungan memanjang terdiri dari;
1 Sambungan mendatar dan tegak lurus. 2 Sambungan bibir lurus
3 Sambungan bibir lurus berkait 4 Sambungan bibir miring
5 Sambungan bibir miring berkait 6 Sambungan memanjang balok kunci
7 Sambungan memanjang kunci jepit 8 Sambungan tegak lurus.
Sambungan Bibir Lurus, sambungan ini digunakan bila seluruh batang dipikul, misalnya balok tembok. Pada sambungan ini kayunya banyak diperlemah
karena masing-masing bagian ditakik separuh kayu.
96
Beberapa pedoman atau ketentuan yang perlu diperhatikan dalam sambungan kayu, antara lain adalah;
1 Sambungan harus sederhana dan kuat, harus dihindari takikan besar dan dalam, karena dapat mengakibatkan kelemahan kayu dan
diperlukan batang-batang kayu berukuran besar, sehingga dapat merupakan pemborosan.
2 Harus memperhatikan sifat-sifat kayu, terutama sifat menyusut, mengembang dan tarikan.
3 Bentuk sambungan dari hubungan konstruksi kayu harus tahan terhadap gaya-gaya yang bekerja.
Ditinjau dari sudut konstruksi, sambungan merupakan bagian terlemah dari suatu konstruksi kayu. Kegagalan konstruksi kayu sering desebabkan oleh
gagalnya sambungan dari pada kegagalan material kayu itu sendiri. Beberapa hal yang menyebabkan rendanya kekuatan sambungan pada konstruksi kayu,
disebabkan oleh : 1 Terjadinya pengurangan luas tampang. Pemasangan alat sambung
seperti baut, pasak dan hubungan gigi akan mengurangi luas efektif penbampang kayu yang disambung, sehingga kuat dukung batangnya
akan lebih rendah bila dibandingkan dengan batang yang berpenampang utuh. T
2 Terjadinya penyimpangan arah serat. Pada buhul sering kali terjadi gaya yang sejajar serat pada satu batang, tetapi tidak sejajr serat
dengan batang yang lain. Karena kekuatan kayu yang tidak sejajar serat lebih kecil dari pada yang sejajar serat, maka kekuatan
sambungan harus didasarkan pada kekuatan kayu yang tidak sejajar serat kekuatan yang terkecil.
3 Terbatasnya luas sambungan. Kayu memiliki kuat geser sejajar serat yang kecil, sehingga mudah patah apabila beberapa alat sambung
dipasang berdekatan. Oleh karena itu, dalam penempatan alat sambung disyaratkan jarak minimal antara alat sambung agar kayu
terhindar dari kemungkinan pecah. Dengan adanya ketentuan jarak tersebut, maka luas efektif sambungan luas yang dapat digunakan
untuk penempatan alat sambung akan berkurang dengan sendirinya.
97
1. Alat-Alat Penyambung Kayu