xxxix menurut Gagne belajar melalui tahapan-tahapan tertentu sehingga dihasilkan
perubahan tingkah laku siswa.
2. Pembelajaran Berbasis Masalah
Problem Based Learning
Pembelajaran Berbasis Masalah
Problem Based Learning
adalah pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial
dari materi pelajaran Pembelajaran berbasis masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingkat
tinggi dalam situasi berorientasi masalah, termasuk didalamnya belajar bagaimana belajar. Peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah adalah meyakinkan
masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Pembelajaran berbasis masalah tidak dapat dilaksanakan tanpa guru mengembangkan
lingkungan kelas yang dimungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Secara garis besar pembelajaran berbasis masalah terdiri dari menyajikan kepada
siswa situasi yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri.
Berbagai pengembangan pembelajaran berbasis masalah menunjukkan ciri- ciri sebagai berikut:
a. Pengajuan pertanyaan atau masalah
Pembelajaran berbasis masalah bukan hanya mengorganisasikan prinsip- prinsip atau keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan masalah
xl mengorganisasikan pembelajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang kedua-
duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata yang autentik, menghindari jawaban sederhana,
dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu. b.
Berfokus pada keterkaitan antar disiplin Meskipun pembelajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada pelajaran
tertentu IPA, Matematika, Ilmu-ilmu sosial, masalah yang akan diselidiki telah dipilih yang benar-benar nyata agar dalam pemecahan siswa meninjau masalah itu
dari banyak mata pelajaran. c.
Penyelidikan autentik Pembelajaran berbasis masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan
autentik untuk mencapai penyelesaian nyata terhadap masalah. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis dan membuat
ramalan, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen jika diperlukan, membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan. Sudah barang tentu
metode penyelidikan yang digunakan bergantung pada masalah yang sedang dipelajari.
d. Menghasilkan produk atau karya dan memamerkannya
Pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau
mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk itu dapat berupa transkip debat, laporan, model fisik, video atau program komputer.
xli Pembelajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa bekerjasama satu sama
lain paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas
kompleks, memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri, dialog untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.
Pembelajaran berbasis masalah dicirikan oleh sifatnya yang terbuka, ada proses demokrasi, dan peranan siswa yang aktif. Dalam pembelajaran berbasis
masalah norma di sekitar pelajaran adalah norma inkuiri terbuka dan bebas mengemukakan pendapat. Lingkungan belajar menekankan peranan sentral siswa.
Tahapan pembelajaran berbasis masalah biasanya terdiri dari lima tahapan utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi
masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa.
Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah
Tahapan Kegiatan guru
Tahap 1: Orientasi siswa kepada
masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran diawali
dengan motivasi dilanjutkan dengan pertanyaan yang berupa masalah, memotivasi siswa agar
terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.
Tahap 2: Mengorganisasikan
siswa untuk belajar Diawali dengan mengumpulkan bahan, membuat
kelompok, Guru menyiapkan bahan berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap 3: Membimbing
penyelidikanpencarian informasi individual
dan kelompok Guru mendorong siswa untuk mengambil data,
mengumpulkan informasi yang sesuai, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalahnya.
Tahap 4: Mengembangkan dan
Guru membantu siswa merencanakan dan
xlii menyajikan hasil karya
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan model serta membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya
Tahap 5: Mengambil
kesimpulan, menganalisa data dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa melakukan pemantapan aplikasi atau evaluasi terhadap penyelidikan
mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
3. Metode Pembelajaran Inkuiri