Keseimbangan Lingkungan Perubahan Lingkungan

lxix ulangan akhir semester. Sebelum ulangan tengah semester guru mengadakan ulangan harian minimal 2 kali dan setelah ulangan tengah semester diadakan ulangan harian minimal juga 2 kali sehingga dalam 1 semester guru mengadakan penilaian kepada siswa minimal 6 kali. Rasionalnya dalam 1 semester ada 6 bulan, guru mengadakan penilaian minimal 6 kali berarti setiap bulan guru mengadakan penilaian hasil pembelajaran siswa. Pelaporan prestasi hasil belajar siswa dicantumkan ke dalam buku rapor siswa dalam bentuk 1 angka yang mencerminkan kompetensi siswa yang utuh minimal mengandung ketiga aspek atau ranah tersebut di atas sedang jenis penilaian meliputi 3 macam yaitu ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester.

7. Materi Biologi SMA

Perubahan dan Pencemaran Lingkungan Ruang lingkup lingkungan pada dasarnya lebih luas daripada hubungan lingkungan pada dasarnya lebih luas daripada ruang lingkup ekosistem yang membahas hubungan antara faktor biotik dan abiotik. Sumber pencemaran dapat berasal dari alam maupun dari kegiatan manusia. Pencemaran karena faktor alam misalnya, akibat kegiatan gunung berapi vulkanik, bencana alam. Pencemaran karena faktor manusia misalnya dari limbah industri, rumah tangga, zat-zat kimia berbahaya, nuklir tumpahan minyak dan asap hasil pembakaran bahan fosil.

a. Keseimbangan Lingkungan

lxx Lingkungan yang seimbang memiliki daya dukung dan daya lenting yang tinggi. Keseimbangan lingkungan ditentukan oleh adanya faktor-faktor biotik dan abiotik, energi yang masuk dan energi yang digunakan, dan bahan makanan yang terbentuk dan yang digunakan. Gangguan terhadap salah satu faktor maka akan mengganggu keseimbangan lingkungan. 1 Daya Lenting dan Daya Dukung. Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar makhluk hidup. Lingkungan terdiri atas faktor biotik dan abiotik. Oleh karena lingkungan membentuk suatu sistem, maka disebut sebagai sistem lingkungan atau ekosistem. Ekosistem dapat tumbuh dan berkembang mencapai klimaks, dan mencapai keseimbangan lingkungan. Sistem lingkungan memiliki daya lenting dan daya dukung. Daya lenting adalah daya untuk pulih kembali ke keadaan seimbang, sedangkan daya dukung adalah kemampuan lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan sejumlah makhluk hidup agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar di dalamnya Kimball, 1999:1064. 2 Pengaruh Kegiatan Manusia terhadap Daya Lenting dan Daya Dukung Lingkungan Daya dukung lingkungan dapat ditingkatkan oleh manusia pada lingkungan buatan seperti sawah melalui pengairan, pemupukan dan pemberantasan hama. Tetapi seiring berkembangnya populasi manusia yang terus meningkat dan perkembangan iptek mengakibatkan pengambilan sumber daya alam semakin besar dan industri mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan. Semuanya berpengaruh pada daya lenting dan daya dukung lingkungan. Semakin kecilnya daya lxxi lenting dan daya dukung lingkungan mengakibatkan kerusakan lingkungan. Hal ini disebabkan karena lingkungan tidak dapat mencapai keseimbangan. Kerusakan dan pencemaran lingkungan banyak membawa perubahan pada lingkungan. Contohnya pemanasan global.

b. Perubahan Lingkungan

Lingkungan selalu mengalami perubahan, dapat menuju keseimbangan lingkungan dapat juga menuju ke arah kerusakan lingkungan. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan adalah faktor alam dan manusia. Faktor alam yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan, misalnya letusan gunung, gempa bumi, banjir, kekeringan, angin topan dan kebakaran hutan. Sedangkan faktor manusia antara lain: pembangunan perumahan; pembangunan jalan raya dan kereta api; pembangunan gedung-gedung perkantoran; pembangunan industri; penambangan baik di darat, lepas pantai maupun laut; meningkatnya transportasi darat, air dan udara yang menyebabkan pencemaran; penebangan hutan; dan kegiatan pertanian.

c. Macam-Macam Pencemaran Lingkungan

Dokumen yang terkait

Pembelajaran Analisis Kimia Menggunakan Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi Ditinjau dari Kreativitas dan Kemampuan Verbal

0 6 19

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH DENGAN STRATEGI INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah dengan Strategi Inkuiri Terbimbing dan Bebas Termodifikasi Ditinjau Dari Kemampuan Awal siswa Kelas VII MTS Takmirul Is

0 3 18

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH DENGAN STRATEGI INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah dengan Strategi Inkuiri Terbimbing dan Bebas Termodifikasi Ditinjau Dari Kemampuan Awal siswa Kelas VII MTS Takmirul Is

0 4 17

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) DAN METODE INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI (MODIFIED FREE INQUIRY) DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP ILMIAH SISWA

0 2 132

PEMBELAJARAN KUANTUM DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN MOTIVASI BELAJAR

0 13 170

Pembelajaran Fisika Berbasis Masalah melalui Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi Ditinjau dari Gaya Belajar dan Kreativitas Verbal.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI KONSTRUKTIVISME MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP ILMIAH.

0 0 22

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN SIKAP ILMIAH SISWA.

0 0 19

PENGARUH PEMBELAJARAN CTL DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA DAN KEMAMPUAN VERBAL.

0 1 17

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH DENGAN STRATEGI INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA MTs

0 0 10