cxxxvii
4. Hipotesis keempat
Berdasarkan hasil perhitungan anava tiga jalan diperoleh F hitung 1.81 dengan p-value 0.185. Oleh karena p-value 0.05, berarti tidak terdapat interaksi
antara metode belajar dengan kemampuan memori terhadap prestasi belajar biologi siswa kelas X pada materi pencemaran lingkungan. Interaksi metode belajar dengan
kemampuan memori dapat disajikan pada gambar 4.9.
Gambar 4.9 Interaksi Metode Belajar dan Kemampuan Memori Terhadap Prestasi Belajar
Hal ini terlihat pada gambar 4.9 bahwa tidak adanya garis yang bersinggungan dapat disimpulkan tidak terdapat interaksi antara metode belajar
dengan kemampuan memori. Siswa yang mempunyai kemampuan memori yang tinggi atau rendah dengan pembelajaran yang berbeda mempengaruhi prestasi siswa,
tetapi antara metode dengan kemampuan memori tidak terdapat interaksi. Berdasarkan hipotesis pertama penggunaan metode belajar sesuai dengan
pembelajaran biologi dan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar, karena dalam prosesnya siswa dilibatkan secara aktif, dan guru sebagai
motivator dan fasilitator saja. Dengan pembelajaran dimana siswa aktif diharapkan
T I N GG I R EN D A H
7 7 7 6
7 5 7 4
7 3 7 2
7 1
K EM A M P UA N M EM O R I M
e a
n
I N K U I R I B E B A S M O D I F I K A S I I N K U I R I T E R B I M B I N G
M E T O D E B E L A JA R
I n t e r a c t i o n P l o t f o r P R E S T A S I
D a t a M e a n s
cxxxviii materi yang dipelajari dapat disimpan lama dalam memori. Tetapi dalam penelitian
ini tidak terdapat interaksi antara metode yang digunakan dengan kemampuan memori, karena dalam penerapan metode inkuiri ini mengarahkan pada proses
berpikir dan memecahkan masalah tersebut, sehingga membutuhkan tingkat berpikir analysis.
Hal ini sesuai dengan tingkat berpikir yang dikemukakan Bloom dalam Mumun Syaban 2009, bahwa tingkat berpikir siswa dibagi menjadi 6 yaitu 1
memory, 2 comprehension, 3 application, 4 analysis, 5 synthesis dan 6 evaluation. Tingkat berpikir analysis ini adalah kemampuan untuk merinci atau
menguraikan suatu masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian tersebut.
Dalam penerapan pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran biologi pada siswa SMA Negeri 1 Ngantang oleh Muchamad Africano 2008,
mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, hal ini dapat dilihat dari adanya perubahan pada pola
pikir siswa berdasarkan tingkatan kognitif. Kemampuan bertanya dan menjawab siswa meningkat dari kemampuan berpikir tingkat rendah pengetahun, pemahaman,
dan aplikasi menjadi berpikir tingkat tinggi analisis, sintesis dan evaluasi. Dengan demikian metode belajar inkuiri yang dilaksanakan pada materi pencemaran
lingkungakan membutuhkan kemampuan siswa dalam menganalisis suatu masalah sehingga tidak terdapat interaksi metode belajar dengan kemampuan memori.
cxxxix
5. Hipotesis kelima