QS. al-Ma’idah 5: 39 QS. Ali Imran 3: 89

Dalam riwayat lain yang dikemukakan oleh al-Faryabi dan Ibn Abi Hatim yang bersumber dari Mahan, 42 ia berkata bahwa pada suatu waktu datang menghadap kepada Rasulullah saw. orang-orang yang berkata: “Kami mengerjakan dosa-dosa yang besar”. Rasulullah SAW. tidak memberikan jawaban apapun sampai kemudian turun ayat ini, yang menjelaskan bahwa taubat orang-orang yang berbuat dosa tanpa pengetahuan, kemudian taubat itu diikuti dengan berbuat baik akan diterima oleh Allah swt.

3. QS. al-Ma’idah 5: 39

☺ ⌧ ⌦ ⌧ Artinya: ”Maka barangsiapa bertaubat di antara pencuri-pencuri itu sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Sebab turun ayat ini tidak lepas dari ayat sebelumnya yaitu ayat 38, bahwa pada zaman Rasulullah ada seorang perempuan melakukan pencurian. Kemudian perempuan itu dipotong tangannya sebagaimana yang diperintahkan Allah pada ayat 38 ini. Pada suatu waktu dia bertanya kepada Rasulullah: “Adakah tobatku masih diterima wahai Rasulullah?”, Sehubungan dengan pertanyaan perempuan itu Allah SWT. Menurunkan ayat ke-39 yang dengan tegas menyatakan bahwa Allah selalu menerima taubat seseorang yang telah melakukan kejahatan, asalkan dia bersedia untuk memperbaiki diri dan mengganti perbuatan jahat itu dengan 42 Abi al-Hasan ‘Ali ibn Ahmad al-Wãhidy al-Nisabury, Asbãb al-Nuz ũl, Beirut: Dar al- Fikr, 1994, h. 122, lihat juga al-Imam Jalãludd ĩn al-suyuti, Riwayat Turunnya Ayat-ayat suci Al- Qur’an, terj. H.A Musthafa, Semarang: Penerbit CV. Sy-Syifa’, 1993, cet. I. h. 206-207 perbuatan yang baik H.R. Ahmad dan yang lain dari Abdillah ibn Amrin. 43

4. QS. Ali Imran 3: 89

⌦ ⌧ Artinya: ”Kecuali orang-orang yang taubat, sesudah kafir itu dan mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Dikemukakan oleh al-Nasa’i, Ibn Hibban dan al-hakim yang bersumber dari Ibn ’Abbas bahwa seorang laki-laki dari kaum Anshar murtad setelah masuk Islam, dan ia menyesal atas kemurtadannya. Ia minta kepada kaumnya untuk mengutus seseorang menghadap Rasulullah SAW. untuk menanyakan apakah diterima taubatnya. Maka turunlah ayat tersebut di atas QS. 3: 89, dan disampaikan oleh utusan itu kepadanya sehingga ia Islam kembali. 44 Dalam riwayat lain yang dikemukakan oleh Musaddad di dalam musnadnya dan ’Abd al-Razzaq yang bersumber dari Mujahid menyatakan bahwa al-Harts ibn Suwaid menghadap kepada Nabi SAW. dan masuk Islam. Kemudian pulang kepada kaumnya dan kufur lagi. Maka turunlah ayat tersebut di atas. Ayat itu dibacakan kepadanya oleh salah seorang kaumnya. Maka berkata al-Harts: “Sesungguhnya Allah yang paling benar 43 A. Mudjab Mahalli, Asbab al-Nuzul: Studi Pendalaman al-qur’an, Jakarta: Rajawali Press, 1989, cet. I, h. 21 44 Abi al-Hasan Ali ibn Ahmad al-Wahidy al-Nisabury, Asbab al-Nuzul, h. 63, Lihat juga Qamarudin saleh, H.A.A Dahlan dkk. Asbab al-NuzulLatar Belakang Historis Turunnya Ayat- ayat Al-Qur’an, h. 101 di antara tiga”. Kemudian ia kembali masuk Islam dan menjadi seorang muslim yang patuh. 45

5. QS. al-Nisa’ 4: 35