kadang dapat secara langsung memberitahukan agama yang dianut oleh orang tersebut, khususnya Maluku dan Sulawesi.
Para pendatang di Maluku dan Papua pada umumnya beragama Islam sedangkan para pendatang di Poso terdiri dari mereka yang
beragama Protestan maupun mereka yang beragama Islam. Mereka yang disebut pertama pada umumnya berasal dari wilayah Toraja yang
masuk ke Poso dari arah selatan dan dari Minahasa serta Sangir Talaud yang memasuki Poso dari arah utara. Pendatang Muslim memasuki
Poso baik dari arah selatan, yaitu suku Bugis yang telah mulai bermigrasi ke Poso sejak masa pra-kolonial, maupun suku Gorontalo
dari arah utara. Karena Itu, wifayah Poso Pesisir dan Kota Poso serta wilayah Pamona Selatan cukup banyak desa-desa Kristen dan desa-
desa Islam berselang-seling bertetangga di satu pihak sedangkan wilayah Pamona Utara sampai dengan wilayah yang berbatasan
dengan baik wilayah Poso Pesisir maupun wilayah Kota Poso serta ke Barat Utara ke wilayah Lore Utara dan Lore Selatan sangat didominasi
oleh mayoritas Protestan. Jadi secara geografis, umat Kristen yang mendiami bagian tengah
dari wilayah Poso terjepit baik dari arah utara maupun dari arah selatan di mana proporsi umat Islam semakin membesar mendekati proporsi
umat Kristen. Keadaan ini paga gilirannya melahirkan rasa keterancaman persis seperti yang dialami oleh umat Kristen di
Halmahera Utara. Konflik dengan kekerasan lebih banyak terjadi di wilayah di mana tidak ada kelompok dominan dari segi suku maupun
agama, ataupun yang selisih antara kedua umat itu sangat tipis.
210
210
Thamrin Amal Tomagola, Poso Titik Pusat Cincin Api Konflik Komunal di Indonesia Bagian Timur,
h. 20. Mengenai kondisi sosial budaya, ekonomi, serta kondisi demografis yang mengakibatkan konflik di Halmahera, lihat Henry H. Sitohang dkk., Menuju Rekonsiliasi di
Halmahera , Jakarta: PPRP, 2003
c. Tingkat Pendidikan
Dari segi tingkat pendidikan, tingkat pendidikan penduduk Indonesia berkorelasi dengan aktif tidaknya misi-misi agama di
wilayah tertentu. Di wilayah di mana misi agama Islam, khususnya Muhammadiyah sangat aktif seperti di Sumatera Barat, Bengkulu,
Sumatera Selatan, Yogyakarta serta Sulawesi Selatan, tingkat pendidikan umat Islam di sana sangat tinggi. Sebaliknya, di wilayah-
wilayah di mana Muhammadiyah tidak aktif seperti di jawa Barat, tingkat pendidikan umat Islam di sana sangat rendah. Demikian juga
berlaku untuk wilayah-wilayah di mana misi Kristen, baik Protestan maupun Katholik sangat aktif seperti wilayah Flores dan beberapa titik
di NTT, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah serta Maluku Tengah, tingkat pendidikan umat Kristen di sana sangat tinggi. Keadaan
sebaliknya tidak berlaku buat umat Kristen karena tidak ada wilayah Kristen di mana misi Kristennya tidak aktif bergiat dalam bidang
pendidikan. Tidak ditemui kesenjangan tingkat pendidikan antara umat Kristen dengan umat Islam di Sulawesi, dan Poso pada khususnya.
211
Kondisi politik, ekonomi, sosial budaya, dan sebaran dari suku dan agama baik yang merupakan suku dan agama asli maupun pendatang
yang kemudian berbagai kondisi itu saling berkait satu sama lain, dalam jangka panjang telah merubah wajah masyarakat setempat di Indonesia
Timur, termasuk ketika menimbulkan efek negatif berupa konflik horisontal antar anggota masyarakat yang berbeda suku dan agama.
3. Upaya Ishlãh yang Telah Dilakukan Contoh Poso
211
Thamrin Amal Tomagola, Poso Titik Pusat Cincin Api Konflik Komunal di Indonesia Bagian Timur,
h. 21
Upaya ishlãh ini diawali adanya perkembangan positif dalam konteks lokal, yaitu munculnya kesadaran yang tulus dan inisitif
perdamaian dari kedua belah pihak untuk kemudian meminta kepada pemerintah pusat Menko Polkam dan Menko Kesra mengupayakan
perdamaian di Poso. Lobi ini disambut dan ditindaklanjuti oleh Menko Polkam dan Menko Kesra, Yusuf Kalla. Di samping itu, dalam lingkup
nasional, kondisi pemerintahan telah mulai stabil.
212
Lebih dari itu, pada tataran internasional ada tekanan dari pihak Amerika Serikat agar
Indonesia segera menghentikan berbagai perang komunal yang dapat dijadikan sebagai tempat latihan dan tempat rekrutmen anggota baru oleh
jaringan teroris regional yang digalang kelompok Islam garis keras. Dalam bingkai berbagai konteks yang kondusif seperti diuraikan di atas barulah
upaya perdamain dalam pertemuan Malino dapat berlangsung. Sebagai mediator dari pemerintah, Jusuf Kalla selain sebagai
pebisnis juga sekaligus seorang politisi Golkar asal Bugis yang telah berhasil membangun sejumlah jaringan di wilayah Sulawesi. la
mempunyai jaringan bisnis, sosial, dan politik yang luas dan loyal - termasuk di kalangan PPP- yang telah mengakar lama. Jaringan yang luas
dan kuat inilah yang dimanfaatkannya dalam proses perdamaian Malino. Keberanian mengambil risiko yang melekat pada dirinya sebagai seorang
pebisnis berpengalaman, juga kemampuan berkomunikasi dengan bahasa sederhana dengan para pemimpin lapangan kedua belah pihak, juga ikut
menyumbang suksesnya deklarasi Malino.
212
Hal ini ditandai dengan telah usainya pertarungan elit politik di Jakarta dengan diturunkannya Abdurrachman Wahid sebagai presiden, dan militer telah merasa aman karena
terakomodasi dalam kabinet Megawati pada posisi-posisi strategis, serta keinginan presiden Megawati kala itu yang menginginkan NKRI tetap utuh dan hanya militer yang dapat menjamin
itu. Lihat Thamrin Amal Tomagola, Poso Titik Pusat Cincin Api Konflik Komunal di Indonesia Bagian Timur,
h. 29-30