hubungan antar manusia secara universal. lintas suku, bangsa, dan agama. Secara lebih rinci, ishlãh dapat berperan dalam beberapa hal berikut ini.
1. Menenangkan jiwa dalam kehidupan individu
Sebagaimana telah diungkapkan dalam pembahasan terdahulu bahwa ishlãh berarti memperbaiki suatu kesalahan yang pernah dibuat,
perbaikan itu juga meliputi perbaikan kualitas diri dan sekaligus memelihara diri dari kesalahan. Ketiga arti tersebut berkaitan dengan
upaya menghindarkan dan memperbaiki diri dari kesalahan, keburukan, dan dosa serta meningkatkan kualitas kebaikan.
Kesalahan dan dosa merupakan perilaku yang menyimpang dari nilai dan norma agama, sosial, maupun budaya. Kesalahan bisa
diakibatkan oleh kekhilafan maupun karena kesengajaan. Kesalahan yang didorong oleh kesadaran dan kesengajaan melahirkan dosa, sedangkan
Setiap dosa yang dilakukan seseorang mengandung konsekuensi terhadap dirinya berupa kecemasan dan ketakutan yang dapat mengganggu
ketenangan jiwa. Sementara ishlãh merupakan konsep hidup dalam menyikapi suatu
kesalahan. Bagaimana seseorang yang bersalah menyadari kesalahannya, orang yang baik meningkatkan kualitas kebaikannya, serta orang dapat
menjaga dirinya sehingga terhindar dari kesalahan dan keburukan. Ketiga hal tersebut akan berpengaruh kuat kepada aspek kejiwaan seseorang,
yaitu dapat memberikan ketenangan dan ketenteraman hati yang berujung pada kebahagiaan yang menjadi dambaan setiap orang.
Ketenangan dan ketenteraman jiwa tergantung kepada sikap hidup seseorang dalam hubungan dengan dirinya sendiri dan orang lain.
Hubungan dengan dirinya sendiri dilakukan dengan mengelola hatinya sebagai tempat di mana ketenangan dan ketenteraman itu berada.
Pengelolaan ini dilakukan antara lain dengan mengembangkan sikap sabar dan syukur.
Sabar dalam konteks ishlãh, termasuk di dalamnya seperti sabar untuk melaksanakan shalat, puasa dan sebagainya. Termasuk pula sabar
dalam menghindarkan diri dari perbuatan dosa dan kemunkaran. Namun, jika perbuatan dosa dan kemungkaran itu tejadi juga, maka secara otomatis
kesabaran akan menggerakkan hati untuk segera bertaubat.
82
Sabar dalam hubungannya dengan orang lain seperti sabar terhadap perlakuan buruk orang lain, yaitu dengan menahan diri untuk tidak
melakukan pembalasan dengan tindakan yang sama buruk. Meskipun pada dasarnya ajaran Islam membolehkan untuk membalas, akan tetapi
kebolehan itu diikuti dengan ajaran yang lebih menganjurkan untuk memaafkan orang yang berbuat salah. Dalam hal memaafkan orang lain
inilah hakikat sabar. Sabar terhadap musibah adalah menerima musibah dan
mengembalikannya kepada kehendak Allah, apabila musibah itu tidak bisa dihindarkan lagi, sebagaimana firman Allah: “yaitu orang-orang yang
apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun” QS. Al-Baqarah 2: 156.
Syukur merupakan sikap seseorang terhadap anugerah yang diberikan Allah kepadanya. Al-Raghrib al-Asfahani menyebutkan bahwa
kata syukur mengandung arti gambaran dalam benak tentang nikmat dan menampakkannya ke permukaan.
83
Hakekat syukur adalah menampakkan nikmat, dan hakekat kufur adalah menyembunyikannya. Menampakkan
nikmat antara lain berarti menggunakannya pada tempat yang sesuai
82
Lihat QS. al-An’am 6: 54; al-Maidah 5: 39; dan al-Baqarah 2: 160
83
Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1999, h. 216
dengan yang dikehendaki oleh pemberinya, juga menyebut-nyebut nikmat dan pemberinya dengan indah.
Syukur dilakukan dengan tiga hal, yaitu bersyukur dengan hati, lidah, dan perbuatan. Bersyukur dengan hati adalah kepuasan batin atas
anugerah yang diterima. Bersyukur dengan lidah adalah mengakui anugerah dan memuji pemberinya. Sedangkan bersyukur dengan
perbuatan adalah memanfaatkan anugerah yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang menganugerahkan nikmat tersebut.
84
Dengan demikian, syukur merupakan sikap yang menunjukkan penerimaan terhadap suatu pemberian atau anugerah dalam bentuk
pemanfaatan sesuai dengan kehendak pemberinya. Orang yang bersyukur akan merasakan ketenangan jiwa dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan
yang dapat membuat hati kecewa dan gelisah. Yang demikian ini, justru akan menambah nikmat itu sendiri. Ketenangan dan ketenteraman dalam
hubungannya dengan orang lain adalah berlaku baik kepada orang lain, meminta maaf apabila berbuat salah kepada orang lain, dan memaafkan
kesalahannya apa bila mereka bersalah.
85
Sabar dan bersyukur merupakan konsep ishlãh terhadap diri sendiri, sedangkan meminta dan memberi maaf kepada orang lain merupakan
penerapan ishlãh terhadap orang lain. Dengan demikian ishlãh dapat membawa manusia kepada tujuan hidupnya, yaitu ketenangan dan
ketenteraman.
2. Mewujudkan persatuan umat