Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

c Stock Mati Death Stock obat yang ada di gudang farmasi pada bulan Mei 2014 sebesar 1,36, ini masih belum sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam pedoman penyimpanan obat milik Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2010 karena seharusnya 0 atau dibawah 1. d Kesesuaian pengeluaran obat FIFO dan FEFO juga masih belum sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam pedoman penyimpanan obat milik Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2010 yang seharusnya memperhatikan FIFOFEFO.

7.2 Saran

7.2.1 Bagi Petuga Gudang Farmasi

1. Petugas gudang farmasi diharapkan bisa mulai memanfaatkan kartu stock obat yang sudah disediakan oleh manajemen rumah sakit, untuk meminimalisir kesalahan dalam pencatatan jumlah obat. 2. Petugas gudang diharapkan mulai melakukan pengaturan obat di rak-rak penyimpanan yang disediakan. Dengan cara memisahkan obat berdasarkan jenis sediaan obat. Kemudian mengurutkan obat- obat tersebut berdasarkan abjad untuk memudahkan penyimpanan. Jika obat tidak muat untuk diletakkan di rak penyimpanan, maka obat bisa dimasukkan ke dalam satu kardus dan diberi keterangan nama obat, jumlah dan tanggal kadaluarsa. 3. Diharapkan petugas gudang bisa memulai menyusun persediaan obat dan melakukan pengeluaran obat dengan sistem FIFO dan FEFO untuk mencegah terjadinya kerugian akibat barang yang kadaluarsa atau rusak. 4. Dalam proses penerimaan sebaiknya petugas gudang melakukan pengecekan terhadap tanggal kadaluarsa obat. 5. Petugas gudang diharapkan dapat melakukan pemeriksaan terhaadap obat-obatan yang disimpan di gudang farmasi secara berkala untuk membantu mendeteksi adanya obat kadaluarsa dan obat rusak. 6. Diharapkan petugas gudang melakukan perbaikan terhadap pencatatan dokumen-dokumen penyimpanan, untuk menghindari terjadinya kerugian akibat kesalahan atau ketidak lengkapan pencatatan.

7.2.2 Bagi Manajemen Rumah Sakit

1. Diharapkan manajemen rumah sakit dapat melakukan pelatihan bagi petugas gudang mengenai alur dan sistem penyimpanan obat di gudang farmasi. 2. Diharapkan manajemen RS bisa melakukan perhitungan terhadap beban kerja petugas gudang farmasi, sebagai pertimbangan dalam membuat deskripsi kerja petugas gudang dan pertimbangan penambahan jumlah petugas gudang. 3. Diharapkan manajemen RS bisa melakukan pengendalian, pengawasan dan evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan penyimpanan obat penerimaan obat, penyusunan obat, pengeluaran dan stock opname di gudang farmasi, selanjutnya manajemen melakukan tindak lanjut dari hasil evaluasi yang dilakukan. 4. Diharapkan manajemen atau Kepala Instalasi Farmasi dapat menunjuk minimal 1 orang petugas dari Apotek untuk menjadi penanggung jawab atau PIC obat-obatan yang masuk ke Apotek dari gudang farmasi, terutama saat petugas gudang sedang tidak ada. Untuk menghindari ketidakcocokkan jumlah obat dan sebagai cara untuk mengontrol distribusi obat. 5. Diharapkan manajemen rumah sakit dapat membuat flow chart atau alur dari kegiatan penyimpanan obat sebagai pedoman pelaksanaan penyimpanan obat bagi petugas gudang farmasi.

7.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

1. Diharapkan peneliti selanjutnya melakukan perhitungan terhadap beban kerja petugas gudang farmasi, sehingga bisa diketahui sejauh mana beban kerja yang dimiliki petugas gudang farmasi. 2. Diharapkan peneliti selanjutnya melakukan perhitungan terhadap TOR turn over ratio untuk mengetahui perputaran obat di rumah sakit. Daftar Pustaka _____, 1996. Buku Petunjuk dan Pedoman Pengelolaan Gudang Penyimpanan : Direktorat Bina Kefarmasian dan Alat. Jakarta Aditama, Tjandra Yoga. 2007. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi 2. Jakarta: UI-Press. Bowersox, D.J. 1996. Manajemen Logistik ; Integrasi sisem-sisem manajemen distribusi fisik dan material. Jakarta : Bumi Aksara Bowersox, D.J. 2002. Manajemen Logistik. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Damanik. C, 2003. Tesis : Analisis Fungsi-Fungsi Pengelolaan Obat Rumah Sakit Umum di Propinsi Bali. Yogyakarta: Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada diakses dari http:sarmini_farmasi_blogspot.com pada 28 April 2014 Dedik, Oskar. 2005. Pengaruh Faktor Ketepatan Penempatan Dalam Jabatan terhadap Prestasi Kerja di Kantor Sekretariat Pemerintah Kabupaten Gresik Tahun 2005. diakses dari www.subscribe.com pada 2 Mei 2014 Depkes RI. 1999. Standar Pelayanan Rumah Sakit, edisi Ke-2. Jakarta Depkes RI. 2004. Pedoman pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Dian Prihatini, Lilis. 2008. Tesis : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidkalang. diakses dari www.respiratory.usu.ac.id pada 10 Juli 2014 Direktorat Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum RI. 1993. Pedoman Manajemen Gudang. Dirjen POM, 1990. Pedoman Perencanaan dan Pengelolaan Obat. Jakarta: Depkes RI