Keamanan Gudang Gudang Obat

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN DEFINISI ISTILAH

3.1 Kerangka Berpikir

Berdasarkan teori yang dijabarkan pada pembahasan sebelumnya, penyimpanan perbekalan farmasi terutama obat-obatan menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini dikarenaka hampir 90 pelayanan kesehatan di rumah sakit menggunakan perbekalan farmasi obat-obatan, bahan kimia, bahan radiologi, bahan alat kesehatan, alat kedokteran dan gas medik dan 50 dari seluruh pemasukan rumah sakit berasal dari pengelolaan perbekalan farmasi Suciati dkk., 2006. Penyimpanan merupakan fungsi dalam managemen logistik farmasi yang sangat menentukan kelancaran pendistribusian serta tingkat keberhasilan dari manajemen logistik farmasi dalam mencapai tujuannya. Tujuan penyimpanan obat menurut Warman 1997 antara lain untuk mempertahankan mutu obat dari kerusakan akibat penyimpanan yang tidak baik, mempermudah pencarian di gudangkamar penyimpanan, mencegah kehilangan, mempermudah stock opname dan pengawasan dan mencegah bahaya penyimpanan yang salah. Penyimpanan obat yang baik dapat membantu dalam menghindari kekosongan obat out of stock. Jika terjadi kesalahan dalam pengelolaan logistik obat di instalasi farmasi akan menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi rumah sakit. Dalam standar penilaian akreditasi rumah sakit yang dibuat oleh KARS Komite Akreditasi Rumah Sakit pelayanan farmasi menjadi salah satu persyaratan yang wajib dimiliki oleh rumah sakit. Dalam pelayanan farmasi rumah sakit salah satu item yang dinilai adalah efisiensi penyimpanan obat yang dimiliki rumah sakit. Sementara itu, penilaian efisiensi penyimpanan secara lebih lanjut dijelaskan oleh Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dalam pedoman penyimpanan obat. Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem yang terdiri dari 3 bagian yaitu input, proses dan output. Dalam pendekatan sistem, setiap bagian menjadi suatu rangkaian yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya dan tidak dapat dipisahkan. Input merupakan segala sesuatu yang harus disediakan yang digunakan untuk berlangsungnya suatu kegiatan. Bila terdapat unsur input yang Proses adalah setiap kegiatan yang dapat terjadi bila input tersedia atau kegiatan mengolah input untuk mencapai tujuan. Sementara itu output adalah hasil akhir dari proses pengolahan input yang sudah dilakukan Winardi, 1999. Pendekatan sistem ini juga dapat dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap kinerja suatu program atau penilaian terhadap suatu sistem. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada pedoman penyimpanan yang dibuat oleh Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat tahun 2010, di dapatkan bahwa input yang perlu disediakan dalam kegiatan penyimpanan obat terdiri dari sumber daya manusia, anggaran, prosedur, dokumen serta sarana dan prasarana. Sementara itu, proses dalam penyimpanan obat terdiri dari penerimaan obat, penyusunan tata letak dan penyusunan obat, pengeluaran obat, stock opname obat serta pencatatan dan pelaporan. Hasil akhir yang diharapkan output adalah tersimpannya obat di gudang farmasi secara efisien. Bila terdapat bagian input yang tidak terpenuhi, maka dapat menghambat kegiatan pada proses penyimpanan tersebut. Sehingga output yang diinginkan tidak dapat tercapai dengan baik.