Stock Mati HASIL PENELITIAN

109

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara, observasi dan telaah dokumen. Adapun keterbatasan dalam penelitian yang dilakukan tentang sistem penyimpanan di rumah sakit Mulya tahun 2014 antara lain : 1. Pada kegiatan observasi terhadap stock opname obat di gudang farmasi, peneliti hanya melakukan observasi pada kegiatan stock opname obat secara random di gudang farmasi bukan stock opname obat secara keseluruhan di ruang gudang farmasi. Hal ini dikarenakan mundurnya jadwal stock opname di gudang farmasi yang dilakukan oleh petugas rumah sakit Mulya tersebut. Ini menyebabkan peneliti tidak dapat melihat secara mendetil bagaimana kegiatan stock opname obat di gudang farmasi secara keseluruhan. 2. Perhitungan nilai TOR turn over ratio atau perputaran modal selama satu tahun sebagai salah satu cara menilai sistem penyimpanan obat tidak dapat dilakukan oleh peneliti. Hal ini dikarenakan peneliti tidak mendapatkan izin untuk mengakses data dari manajemen rumah sakit Mulya. Sehingga penilaian efisiensi dan mutu dari sistem penyimpanan dilakukan hanya dengan melihat kesesuaian jumlah stock obat, stock mati, jumlah barang kadaluarsa dan rusak dan kesesuaian sistem pengeluaran FIFO dan FEFO.

6.2 Penyimpanan Obat di Gudang Farmasi Rumah Sakit

Penyimpanan merupakan salah satu kegiatan yang terdapat dalam siklus manajemen logistik. Penyimpanan dianggap sebagai jantung dari siklus manajemen logistik, hal ini dikarenakan penyimpanan yang menentukan keberhasilan dan kelancaran distribusi atau penyaluran barang dari satu unit ke unit lainnya Istinganah, 2006. Di rumah sakit, penyimpanan obat merupakan salah satu bagian dari siklus manajemen farmasi. Kegiatan penyimpanan obat di rumah sakit menjadi tanggung jawab instalasi farmasi rumah sakit Kepmenkes, 2004. Di rumah sakit Mulya penyimpanan obat dilakukan di gudang farmasi rumah sakit Mulya, yang merupakan sub-unit dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit Mulya. Kegiatan penyimpanan obat yang dilakukan di gudang farmasi rumah sakit Mulya dilakukan oleh petugas gudang farmasi rumah sakit Mulya. Penanggung jawab gudang farmasi rumah sakit Mulya adalah Kepala Instalasi Farmasi rumah sakit Mulya. Penyimpanan obat merupakan suatu usaha pengamanan terhadap obat- obatan yang diterima agar aman tidak hilang, terhindar dari kerusakan fisik dan kimia serta menjaga agar mutunya tetap terjamin Depkes, 1996. Dalam standar operasional prosedur penyimpanan obat yang dibuat oleh RS Mulya, diketahui bahwa tujuan penyimpanan obat yang dilakukan di gudang farmasi adalah untuk menjaga kualitas obat yang terdapat di gudang farmasi dan mempermudah pendistribusian obatnya. Penyimpanan obat sangat erat kaitannya dengan pengelolaan gudang. Penyimpanan yang baik tentunya memerlukan pengelolaan gudang yang baik pula. Namun tidak hanya pengelolaan gudang yang perlu diperhatikan, faktor-