3. Pengaturan gudang
Gudang yang bersih dan teratur akan sangat memudahkan dalam menemukan persediaan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pengaturan gudang antara lain : a.
Kebersihan gudang b.
Simpan persediaan pada rak dan pallet - Sirkulasi udara dari bawah dan perlindungan terhadap banjir
- Peningkatan efisiensi penanganan stok - Dapat menampung obat lebih banyak
- Pallet lebih murah dari rak Aturan pallet :
- Tinggi atas pallet dari lantai minimal 10 cm - Jarak antar pallet atau jarak antara pallet dengan dinding
tidak kurang dari 30 cm - Tinggi tumpukan barang di pallet maksimal 2,5 m
c. Perhatikan kondisi penyimpanan khusus
- Vaksin memerlukan ”Cold Chain” khususnya dan harus dilindungi dari kemungkinan putusnya aliran listrik.
- Narkotika dan bahan berbahaya harus disimpan dalam lemari khusus dan selalu terkunci
- Bahan-bahan mudah terbakar seperti alkohol dan eter harus disimpan dalam ruangan khusus terpisah dari gudang induk
- Peralatan untuk menyimpan obat, penanganan dan pembuangan limba sitotatika dan obat berbahaya lainnya
yang harus dibuat secara khusus untuk menjamin keamanan petugas
- Alat pengatur kelembaban ruangan untuk perbekalan farmasi yang harus disimpan ditempat yang kering.
d. Pencegahan Kebakaran
Perlu dihindari adanya penumpukan bahan-bahan yang mudah terbakar seperti dus, karton, dll. Alat pemadam
kebakaran harus dipasang pada tempat yang mudah dijangkau dan dalam jumlah yang cukup. Tabungan pemadam kebakaran
harus diperiksa secara berkala, untuk memastikannya berfungsi.
2.3.3 Keamanan Gudang
Keamanan gudang meliputi kegiatan preventif atau pencegahan terhadap pencurian dan kebakaran. Adapun hal-hal yang bisa dilakukan
untuk menjaga keamanan gudang antara lain : a.
Pencegahan pencurian Untuk menghindari pencurian gudang dilengkapi dengan :
- Memastikan pintu gudang memiliki kunci bila perlu berlapis dan menghindari pembuatan kunci ganda
- Pemasangan kamera remote control CCTV - Sering melakukan pemeriksaan stok secara teratur
b. Pencegahan kebakaran
Untuk pencegahan kebakaran bisa dengan cara : - Buat tempat penyimpanan khusus untuk bahan mudah terbakar
- Pemasangan alat pusat-pusat api pada tempat strategis di seluruh gudang dengan jenis pemadam yang sesuai, papan instruksi bila
terjadi kebakaran dan alarmdetektor - Penyediaan Alat Pemadam Api RinganAPAR.
2.4. Rumah Sakit
Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan Kesehatan Paripurna
adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sebagai Institusi publik rumah sakit memberikan pelayanan yang
ekstra efektif dan efisien.
Tugas rumah sakit sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.983MenkesSKXI1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah
Sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahan serta melaksanakan rujukan.
2.4.1 Pelaksana Fungsi Penyimpanan Obat di Rumah Sakit
Pelaksanaan fungsi penyimpanan obat di rumah sakit menjadi tanggung jawab bagian Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Sebagaimana
yang tercantum dalam UU Nomor 44 RI tahun 2009 tentang Rumah Sakit bahwa instalasi farmasi adalah bagian dari Rumah Sakit yang
bertugas menyelenggarakan, mengelola, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh kegitan farmasi serta melaksanakan pembinaan
teknis kefarmasian di rumah sakit. Pengelolaan kegiatan farmasi yang dilakukan mencangkup kegiatan pemilihan, perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang diperlukan Keputusan
Menkes No.1197 tahun 2004 tentang standar pelayanan farmasi. Kegiatan penyimpanan menjadi salah satu kegiatan pengelolaan
yang dilakukan oleh instalasi farmasi. Namun pada pelaksanaan penyimpanan, biasanya terdapat unit dibawah instalasi farmasi yang
memiliki tugas untuk pelaksanaan penyimpanan. Unit tersebut biasa disebut gudang farmasi atau gudang obat.
2.5. Kerangka Teori
Bagan 2.2 Kerangka Teori
Sumber : Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan 2010, Depkes RI 1996
Penyimpanan Obat
Unsur dan Sarana Penyimpanan Obat
PersonilSDM Sarana
PeralatanFasilitas Dokumen
Sistem Penyusunan Penyimpanan Obat
Fix Location Fluid Location
Semi Fluid Location
Prosedur Penyimpanan Obat
Prosedur Sarana Penyimpanan Prosedur Pengaturan Tata Ruang
dan Penyusunan Obat Prosedur sistem penyimpanan
Dokumen Penyimpanan
BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN DEFINISI ISTILAH
3.1 Kerangka Berpikir
Berdasarkan teori yang dijabarkan pada pembahasan sebelumnya, penyimpanan perbekalan farmasi terutama obat-obatan menjadi hal yang sangat
penting untuk diperhatikan. Hal ini dikarenaka hampir 90 pelayanan kesehatan di rumah sakit menggunakan perbekalan farmasi obat-obatan, bahan kimia,
bahan radiologi, bahan alat kesehatan, alat kedokteran dan gas medik dan 50 dari seluruh pemasukan rumah sakit berasal dari pengelolaan perbekalan farmasi
Suciati dkk., 2006. Penyimpanan merupakan fungsi dalam managemen logistik farmasi yang sangat menentukan kelancaran pendistribusian serta tingkat
keberhasilan dari manajemen logistik farmasi dalam mencapai tujuannya. Tujuan penyimpanan obat menurut Warman 1997 antara lain untuk
mempertahankan mutu obat dari kerusakan akibat penyimpanan yang tidak baik, mempermudah pencarian di gudangkamar penyimpanan, mencegah kehilangan,
mempermudah stock opname dan pengawasan dan mencegah bahaya penyimpanan yang salah. Penyimpanan obat yang baik dapat membantu dalam
menghindari kekosongan obat out of stock. Jika terjadi kesalahan dalam pengelolaan logistik obat di instalasi farmasi akan menyebabkan kerugian yang
cukup besar bagi rumah sakit. Dalam standar penilaian akreditasi rumah sakit yang dibuat oleh KARS
Komite Akreditasi Rumah Sakit pelayanan farmasi menjadi salah satu persyaratan yang wajib dimiliki oleh rumah sakit. Dalam pelayanan farmasi
rumah sakit salah satu item yang dinilai adalah efisiensi penyimpanan obat yang