Pelaporan Dokumen Penyimpanan Proses Penyimpanan Obat

Tabel 5.3 Daftar Obat yang Tidak Sesuai Jumlah dengan Pencatatan No. Nama Obat Jumlah Stok Gudang Jumlah Stok Komputer 1. Benutrion Ev. Infus 12 Botol 16 Botol 2. Sanmol Infus 28 Botol 29 Botol 3. Sanmol Tablet 0 Botol 100 Botol 4. Imboost Force Tablet 30 Tablet 0 Tablet 5. Omeprazole 0 Tablet 150 Tablet 6. Lansoprazole 0 Tablet -150 Tablet 7. Provital 0 Tablet -50 Tablet 8. Acran 300 Tablet 60 Tablet 90 Tablet 9. Lameson 8 Tablet 0 Tablet 100 Tablet 10. Lameson 16 Tablet 0 Tablet 100 Tablet 11. Ondansetron Injeksi 90 Ampul 0 Ampul 12. L-Zinc Sirup 0 Botol -1 Botol Sumber : Observasi Peneliti Ketidaksesuaian antara jumlah obat yang ada pada gudang dengan jumlah obat pada pencatatan biasanya disebabkan karena terkadang pada saat pengeluaran obat ada obat-obatan yang tidak tercatat saat keluar atau pada saat penerimaan obat petugas tidak langsung menginput data pemasukan obat pada sistem komputer dan kemudian obat tersebut sudah langsung diambil atau digunakan sehingga obat masuk dan keluar tidak tercatat. Ini sesuai dengan pernyataan berikut. “ itu biasanya kalo ngga sama tu ya apa si petugas tu ngga nyatetin tu apa aja yang keluar obatnya, atau pas ada obat dateng nih si petugas kesibukan jadi lupa inputin datanya atau bisa juga adabarang yang bukan milik gudang barang contoh misalnya eh masuk di taruh dilemari bareng sama barang gudang ya jadi rancu pencatatannya. Harusnya petugasnya kan bisa lebih teliti dan tidak ceroboh kalau bekerja seperti itu jadi kita juga bisa dapet hasil nya pasti. ” GF-3 Hasil kesesuaian antara stok fisik obat dengan pencatatan obat fast moving masih belum sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Depkes dan pedoman penyimpanan obat Dirjend Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, yang menyebutkan bahwa standar kesesuaian obat haruslah berjumlah 100 . Sementara itu, di rumah sakit Mulya nilai kesesuaian antara stok fisik obat dengan pencatatan hanya berjumlah 77 karena 23 obat fast moving masih belum sesuai antara pencatatan dan stok fisiknya.

5.6 Obat Kadaluarsa dan Rusak di Gudang Farmasi Rumah Sakit Mulya

Pendataan pada obat-obatan yang sudah kadaluarsa dan rusak belum dilakukan dengan baik oleh petugas gudang. Obat-obatan yang kadaluarsa hanya akan didata setelah kegiatan stock opname gudang berlangsung. Pendataan akan dilakukan oleh Kepala Instalasi Farmasi RS Mulya dan akan dilaporkan bersama laporan stock opname gudang farmasi. Sebagaimana pernyataan informan berikut. “…aku juga males meriksa obat yang ED gitu karena letak obatnya ga beraturan kan kalo ngecek satu-satu lama ” GF-1 Dari hasil telaah dokumen diketahui bahwa total keseluruhan obat yang terdapat di gudang farmasi adalah sebanyak 1032 jenis obat. Dari 1032 jenis obat tersebut ditemukan sebanyak 23 jenis obat-obatan yang sudah kadaluarsa digudang farmasi dan 2 obat dalam keadaan rusak. Atau sebanyak 2,2 obat dalam keadaan kadaluarsa dan rusak. Kerugian yang diterima rumah sakit Mulya akibat obat-obatan yang rusak dan kadaluarsa tersebut adalah sebesar 5.651.633 rupiah. Jumlah ini masih belum sesuai dengan standar yang dibuat oleh Depkes RI dan pedoman penyimpanan obat yang dibuat oleh Dirjend Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2010, yang menyebutkan bahwa jumlah obat kadaluarsa dan rusak di gudang penyimpanan haruslah berjumlah 0 atau tidak ada sama sekali. Hal ini dikarenakan bahwa adanya obat kadaluarsa dan rusak di suatu tempat penyimpanan merupakan indikasi dari permasalahan penyimpanan obat dan kerugian akibat penyimpanan obat yang salah.

5.7 Stock Mati

Death Stock Obat di Gudang Farmasi Rumah Sakit Mulya Hasil observasi dan wawancara peneliti menunjukkan bahwa stock mati atau persediaan obat yang tidak mengalami transaksi selama 3 bulan atau lebih yang ada di gudang farmasi rumah sakit Mulya terdiri dari 14 jenis obat dari 1032 jenis obat yang ada di gudang farmasi rumah sakit tersebut. Persentase death stock adalah sebesar 1,36 . Jenis obat yang mengalami death stock kebanyakan adalah jenis obat infus. Death stock atau persediaan obat mati terjadi di gudang farmaasi rumah sakit Mulya biasanya disebabkan oleh trend penyakit yang sedang terjadi pada saat itu yang menyebabkan pemakaian terhadap obat tersebut menjadi menurun. Atau disebabkan oleh dokter yang sudah tidak menggunakan obat tersebut lagi karena kontrak dengan perusahaan obat sudah habis atau dokter