Pelaksana Fungsi Penyimpanan Obat di Rumah Sakit

dimiliki rumah sakit. Sementara itu, penilaian efisiensi penyimpanan secara lebih lanjut dijelaskan oleh Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dalam pedoman penyimpanan obat. Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem yang terdiri dari 3 bagian yaitu input, proses dan output. Dalam pendekatan sistem, setiap bagian menjadi suatu rangkaian yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya dan tidak dapat dipisahkan. Input merupakan segala sesuatu yang harus disediakan yang digunakan untuk berlangsungnya suatu kegiatan. Bila terdapat unsur input yang Proses adalah setiap kegiatan yang dapat terjadi bila input tersedia atau kegiatan mengolah input untuk mencapai tujuan. Sementara itu output adalah hasil akhir dari proses pengolahan input yang sudah dilakukan Winardi, 1999. Pendekatan sistem ini juga dapat dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap kinerja suatu program atau penilaian terhadap suatu sistem. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada pedoman penyimpanan yang dibuat oleh Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat tahun 2010, di dapatkan bahwa input yang perlu disediakan dalam kegiatan penyimpanan obat terdiri dari sumber daya manusia, anggaran, prosedur, dokumen serta sarana dan prasarana. Sementara itu, proses dalam penyimpanan obat terdiri dari penerimaan obat, penyusunan tata letak dan penyusunan obat, pengeluaran obat, stock opname obat serta pencatatan dan pelaporan. Hasil akhir yang diharapkan output adalah tersimpannya obat di gudang farmasi secara efisien. Bila terdapat bagian input yang tidak terpenuhi, maka dapat menghambat kegiatan pada proses penyimpanan tersebut. Sehingga output yang diinginkan tidak dapat tercapai dengan baik. Bagan 3.1 Kerangka Berpikir Sumber : Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2010 INPUT SDM Anggaran Prosedur Dokumen Sarana Prasarana OUTPUT Tersimpannya obat di Gudang Farmasi RS Mulya PROSES Penerimaan Obat Penyusunan Obat Pengeluaran Obat Stock Opname Pelaporan Dokumen