Hidden Curriculum di SMP Negeri 14 Tangerang Selatan
tersebut sudah lewat satu minggu dari deadline waktu yang sudah
diberikan. Guru masih memberikan keringanan waktu bagi kedua siswa tersebut namun dengan konsekuensi nilai mereka berkurang.
Kedua siswa tersebut mengadukan kesulitan mereka kepada guru mereka. Lalu guru tersebut memberikan solusi kepada mereka.
Setelah mereka mendapatkan solusi dari guru mereka, kemudian mereka pergi. Pada saat itu peneliti hanya diam dan mengamati.
Melihat interaksi antara guru dengan dua siswanya, peneliti dapat melihat kelembutan hati guru tersebut. Beliau masih
memberikan kesempatan bagi siswanya yang belum menyelesaikan tugas,
dan beliau
tidak memerintahkan
mereka untuk
menyelesaikannya dengan nada tinggi. Padahal waktu itu adalah dua hari sebelum
deadline waktu kesempatan kedua habis. Apabila tenggang waktu kedua yang diberikan telah habis
namun siswa belum menyelesaikan tugas mereka, guru tidak memarahi siswanya. Guru menghukum siswanya dengan
memberikan tugas lain. Pada saat ditanya mengenai cara memberi hukuman guru menjawab:
Ini terlambat bikin ini menunjuk tugas siswa udah 2 minggu belum selesai. Bu Endang tunggu sampe besok 1
hari lagi perpanjangan, kalo kamu tidak bikin juga sampai hari sabtu, maka sudah Bu Endang tidak menerima tugas,
kamu ganti dengan al Quran tajwid, mau tau ini harganya berapa? Sembilan puluh ribu, padahal kalo kamu membuat
tugas paling menghabiskan tiga piluh atau lima puluh ribu lah paling mahal, nah itu adalah pengorbanan kamu karena
kamu lalai, terus Bu Endang tanya kamu ikhlas ga? Ini pahalanya selama ada yang membaca kamu akan dapet
pahalanya juga.
Gitu ka pendidikan akhlak Bu Endang, Bu Endang lebih seneng banyak memuji ketimbang kita menghakimi, terus
juga seperti sholat, kan ada yang ga solat, jadi Bu Endang caranya begini, nah karena musola ini milik kita bersama,
jadi Bu Endang ingin, kamu kan diem-diem ga dapet pahala, temen kamu solat, bagaimana kalo kamu
membersihkan musola, nyapu, ngepel, disekitar ini nih, ini
kan milik kita bersama, kamu dapet pahalanya juga karena kamu sudah beramal soleh, mereka mau. Ketimbang begini,
udah kamu sana ngepel kamu kan ga solat, lain bahasa tuh, redaksinya lain. beda ya, padahal tujuannya sama kita ingin
meminta bantuan. Biasanya Bu Endang manggil pake mic, ya siapa yang sekarang tidak solat, Bu Endang minta
keikhlasannya yuk bersihin mushola kita karena ini milik bersama, pahalanya untuk kamu walaupun Bu Endang dapet
juga tapi Bu Endang ingin kamu juga dapet pahala, langsung mereka. Padahal berbeda sedikit gaya bicara tetapi
mereka kan dengan senang mengerjakannya.
Karena cara memberikan hukuman seperti ini, Guru pendidikan agama Islam dikenal siswa sebagai guru yang tidak
pernah marah. Sikap guru yang seperti ini merupakan tauladan yang baik bagi siswa. Siswa dapat belajar mengenai sifat sabar
dan pemaaf dari Guru PAI mereka. 3
Peranan guru dalam menjaga kebersihan
Bersih adalah keadaan yang bebas dari kotoran. Ketika melihat tempat belajar dalam keadaan kotor, guru menginstruksikan
petugas yang piket untuk membersihkan kotoran tersebut. Meskipun begitu, guru tidak hanya diam, guru juga ikut terlibat
dalam membersihkan tempat belajar tersebut.
Selain menjaga kebersihan tempat belajar, guru juga membiasakan siswa untuk mengambil wudhu sebelum memulai
pelajaran. Wudhu
adalah ritual
yang bertujuan
untuk membersihkan diri dari kotoran dan najis yang menempel di tubuh.
Hikmah dari berwudhu adalah tubuh menjadi suci. Dengan kesucian tubuh ini diharapkan akan menciptakan kesucian hati
pula. Sehingga apabila tubuh dan hati telah bersih, siswa akan siap
untuk menerima ilmu-ilmu yang akan dipelajari pada hari itu.
Gambar 4.6 Siswa sedang mengambil wudhu
b. Hidden curriculum yang diimplementasikan dalam bentuk aturan
dan kebiasaan di kelas. Guru memiliki aturan yang dibuat khusus bagi setiap siswa
yang ingin mengikuti pelajaran Beliau. Alasan guru membuat peraturan tersebut adalah untuk melatih dan membiasakan siswa.
1 Peraturan pertama adalah setiap siswai yang ingin belajar
harus menggunakan pakaian yang sopan dan menutup aurat. Bagi murid putri diwajibkan berjilbab berkerudung.
Implikasi dari peraturan ini adalah siswi putri akan memakai jilbab hanya jika ada mata pelajaran PAI. Namun ternyata jika
kita masuk ke sekolah SMP Negeri 14 Tangerang Selatan kita akan melihat hampir semua siswi menggunakan jilbab, dapat
dikatakan 95 siswi telah berjilbab. Bahkan mereka berjilbab pada pelajaran olahraga. Sebuah pemandangan yang tidak
biasa ketika kita melihat sebagian siswi berjilbab pada sekolah umum. Keadaan ini membuktikan bahwa siswa telah memiliki
kesadaran untuk menutup aurat mereka. Hal ini juga memberikan gambaran nyata bahwa
hidden curriculum bisa sangat berpengaruh dan berperan dalam membentuk etika dan
kepribadian siswa.
Gambar 4.7 Siswi SMP Negeri 14 Tangerang mengenakan jilbab
Gambar 4.8 Siswi tetap berjilbab pada pelajaran olahraga
2 Peraturan kedua adalah setiap siswa yang ingin ikut belajar
harus sudah melaksanakan shalat dhuha minimal dua raka’at. Implikasi dari peraturan tersebut adalah
pertama, siswa akan berwudhu sebelum melaksanakan shalat. Berwudhu atau
bersuci adalah amalan yang biasa dilaksanakan oleh Nabi Saw. Nabi Muhammad Saw. selalu menjaga diri Beliau untuk selalu
dalam keadaan suci dan bersih. Kedua, jika diri dalam keadaan
bersih maka insya Allah belajar akan lebih nyaman sehingga ilmu mudah masuk ke dalam pikiran dan hati.
Ketiga, siswa akan terbiasa melakukan shalat dhuha, sehingga akan timbul
kebiasaan mengamalkan shalat sunnah dhuha sehari-hari.