laporan hasil peserta didik kepada orang tuawali peserta didik,
misalnya Kota Tangerang Selatan , 23 Juni 2012
Berikut ini adalah contoh kriteria yang digunakan untuk menentukan
kenaikan kelas peserta didik. 1.
Kenaikan kelas dilaksanakan satuan pendidikan pada setiap akhir tahun.
2. Peserta didik dinyatakan naik kelas, apabila yang bersangkutan
telah mencapai kriteria ketuntasan minimal. 3.
Peserta didik diharuskan mengulang dikelas yang sama apabila a
Jika peserta didik tidak menuntaskan Kompetensi Inti dan kompetensi dasar lebih dari dua mata pelajaran sampai pada
batas akhir tahun pelajaran, dan b
Jika karena alasan yang kuat, misal karena gangguan kekuatan fisik, emosi atau mentas sehingga tidak mungkin berhasil
dibantu menggunakan kompetensi yang ditargetkan. Satuan pendidikan dapat menentukan ketidaknaikan kelas dari tiga
mata pelajaran tidak tuntas sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang dikembangkan.
4. Ketika mengulang dikelas yang sama, nilai peserta didik untuk
semua indikator, kompetensi dasar, dan Kompetensi Inti yang ketuntasan belajar minimumnya sudah dicapai, minimal sama
dengan yang dicapai pada tahun sebelumnya. 5.
Satuan pendidikan dimungkinkan untuk menambah kriteria yang digunakan sesuai dengan KTSP yang telah disusun.
6. Peserta didik kelas IX, kriteria kelulusan disesuaikan dengan
kriteria yang berlaku pada tahun pelajaran yang berjalan 7.
Pindah sekolah Pada bagian ini terdiri atas dua bagian, yaitu pindah keluar dan
masuk. Pada bagian pindah keluar, diisi keterangan tanggal keluar, kelas yang ditinggalkan, dan alasan pindah sekolah yang
ditandatangani oleh kepala sekolah dah orang tuawali peserta didik.
Pada bagian pindah masuk, diisi keterangan tentang data peserta didik disekolah yang baru dan ditandatangani oleh kepala sekolah.
8. Catatan prestasi
Berisi catatan prestasi peserta didik selama rentang waktu tertentu dalam setiap semester seperti menjuarai lomba-lomba tertentu atau
kegiatan-kegiatan lainnya yang sifatnya kompetitif dalam kegiatan kulikuler dan pengembangan diri. Dalam uraiannya dituliskan
tentang nama lombakegiatan, peringkat,yang diperoleh dan tanggal pelaksanaan. Dalam kolom catatan khusus diisi dengan
uraian tentang kegiatan danatau prestasi selain kegiatan kulikuler dan pengembangan diri. Mislnya menjadi duta seni mengikuti
program pertukaran pelajar ,dsb.
g. Ketuntasan Belajar
Dalam penetapan ketuntasan belajar, sekolah menetapkan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kompleksitas,
daya dukung, dan tingkat kemampuan awal peserta didik intake dalam
penyelenggaraan pembelajaran. Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan menetapkan Kriteria
Ketuntasan Minimal KKM untuk mencapai ketuntasan ideal. Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik dan hasil analisis yang
berbeda. Oleh karena itu, maka ditetapkan KKM sebagai berikut ini.
Penetapan KKM
Komponen Kriteria Ketuntasan
Belajar VII
VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 2,88
3,00 75
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2,80 2,88
76
Komponen Kriteria Ketuntasan
Belajar VII
VIII IX
3. Bahasa Indonesia
2,88 2,92
75 4.
Bahasa Inggris 2,88
2,88 75
5. Matematika
2,66 2,88
72 6.
Ilmu Pengetahuan Alam 2,80
2,88 75
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
2,84 2,88
75 8.
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2,84 3,00
77 9.
Teknologi Informasi dan Komunikasi
- -
75
B. Muatan Lokal
1. BTQ 2. Seni Budaya
3. Prakarya 3. English Conversation
4. Budi Pekerti 2,88
2,80 2,88
- -
3,00 2,88
2,88 -
- -
75 -
75 75
Satuan pendidikan ini menggunakan prinsip mastery learning
ketuntasan belajar, ada perlakuan khusus untuk peserta didik yang belum maupun sudah mencapai ketuntasan. Peserta didik yang belum
mencapai KKM harus mengikuti kegiatan remedial, sedangkan peserta didik yang sudah mencapai KKM mengikuti kegiatan pengayaan.
1. Program Remedial Perbaikan
a. Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai
KKM dalam setiap kompetensi dasar danatau indikator. b.
Kegiatan remedial dilaksanakan di dalamdi luar jam pembelajaran. c.
Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial penilaian.
d. Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes maupun
nontes. e.
Kesempatan mengikuti kegiatan remedial. Bagi peserta didik yang belum tuntas untuk membantu peserta didik mencapai atau
menguasai kompetensi dasar dengan KKM yang ditetapkan f.
Nilai remedial diberikan kepada peserta didik untuk mendapatkan nilai minimal sama dengan KKM.
2. Program Pengayaan
a. Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai
KKM dalam setiap kompetensi dasar. b.
Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalamdi luar jam pembelajaran.
c. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun
nontes. d.
Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan.
h. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan
1. Kenaikan Kelas
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a Telah menyelesaikan semua program pembelajaran untuk satu
tahun pelajaran; b
Mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan, minimal sama dengan KKM
c Nilai Sikap untuk seluruh mata pelajaran minimal baik
d Tidak terdapat nilai kurang dari KKM maksimal dua mata
pelajaran untuk kurikulum 2006 dan untuk kurikulum 2013 nilai dibawah KKM maksimal dua mata pelajaran pada pengetahuan
dan keterampilan
e Ketidakhadiran siswa tanpa keterangan 15 dari jumlah hari
efektif f
NIlai raport memenuhi kriteria: 1
Tuntas KKM pada semua mata pelajaran semester 1 dan 2 2
Nilai sikap tidak boleh bernilai C g
Bagi siswa yang tidak atau belum memenuhi kriteria kenaikkannya diputuskan melalui rapat dewan pendidik.
2. Kelulusan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 72 ayat 1 menyebutkan bahwa peserta
didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar dan menengah apabila:
a telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b memiliki nilai kepribadian minimal baik
c memiliki nilai minimal baik untuk kelompok mata pelajaran
selain kelompok mata pelajaran IPTEK; d
lulus ujian sekolah; dan e
lulus ujian nasional.
3.3 Pendidikan kecakapan hidup
1. Muatan pendidikan yang berorientasi pada kecakapan untuk hidup
Pendidikan yang berorientasi pada kecakapan untuk hidup Life Skills hendaknya memuat upaya untuk mengembangkan kemampuan
minimal sebagai berikut: a.
Kemampuan membaca dan menulis secara fungsional baik dalam bahasa Indonesia maupun salah satu bahasa asing Inggris,
AlQuran.: dalam ekstrakulikuler Rohis , English club, dan muatan lokal BTQ.
b. Kemampuan merumuskan dan memecahkan masalah yang diproses
melalui pembelajaran berfikir ilmiah, eksploratif, discovery dan inventory:
dalam mata
pelajaran matematika,
IPA dan
ekstrakulikuler science club.
c. Kemampuan menghitung dengan atau tanpa bantuan teknologi,
untuk mendukung kedua kemampuan tersebut di atas: dalam ekstrakurikuler science club.
d. Kemampuan memanfaatkan teknologi dalam aneka ragam lapangan
kehidupan seperti teknologi pertanian: menanam tanaman hias maupun rindang di lingkungan sekolah, kerajinan: membatik,
kesehatan: kebersihan lingkungan sekolah, komunikasi-informasi: telepon, internet, sarana prasarana Perpustakaan, Jurnalistik,
perdagangan: kantin sekolah, kesenian: seni music dan seni tari tradisional, pertunjukan: pentas seni, Paskibra, Pramuka, olah raga:
futsal, volley, dan silat, dsb. e.
Kemampuan mengolah sumber daya alam, sosial, budaya dan lingkungan : menanam labu dan memanfaatkan lahan di lingkungan
sekolah khususnya maupun di lingkungan rumah untuk dapat hidup mandiri.
f. Kemampuan bekerja dalam tim yang merupakan tuntutan ekonomi
saat ini baik dalam sektor informal maupun formal. g.
Kemampuan untuk terus menerus menjadi manusia belajar sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
h. Kemampuan untuk mengintegrasikan dengan sosio-religius bangsa
berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
3.4 Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
1. Pengertian
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan global dalam aspek ekonomi,
seni budaya, SDM, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain ke dalam kurikulum sekolah yang akhirnya
bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik yang dapat dimanfaatkan untuk persaingan global.
Keunggulan lokal adalah siswa dapat membuat kerjinan tangan berupa membuat keramik dari tanah liat, membatik, melukis, menari,
berbahasa Inggris, menggunakan internet yang diajarkan di SMPN 14 Kota Tangerang Selatan.
Keunggulan yang dimiliki di SMPN 14 Kota Tangerang Selatan, mampu mendorong persaingan secara kompetitif pada tingkat nasional
maupun global. Dengan memberdayakan keunggulan lokal dan global dapat menjawab permasalahan yang ada, antara lain :
a. Keunggulan lokal dan global apa yang dapat dikembangkan
b. Adakah manfaatnya bagi masyarakat
c. Bagaimana cara mengembangkannya
d. Bagaimana cara pembelajarannya yang efektif dan efesien
e. Infrastruktur apa yang diperlukan
f. Berapa lama pembelajaran keunggulan lokal dan global dilaksanakan
2. Tujuan
Tujuan penyelenggaraan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah agar siswa mengetahui keunggulan lokal daerah dimana
dia tinggal, memahami berbagai aspek yang berhubungan dengan keunggulan lokal daerah tersebut, selanjutnya siswa mampu mengolah
sumber daya, terlibat dalam pelayanan jasa atau kegiatan lain yang berkaitan dengan keunggulan lokal sehingga memperoleh pendapatan
dan melestarikan budaya tradisi sumber daya yang menjadi ungulan daerah serta mampu bersaing secara nasional maupun global.
Supaya keunggulan yang dimiliki daerah dapat dipahami siswa dan keunggulan daerah dapat mensejahterakan masyarakatnya diharapkan
keunggulan daerah dapat menjadi kebanggaan bagi masyarakat pada umumnya.
Sehingga masyarakat dapat menjaga kelestarian potensi daerahnya dan dapat memanfaatkan potensi daerahnya sendiri dengan semaksimal