KESIMPULAN Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sarana yang digunakan untuk mewujudkan masyarakat madani yang mampu menguasai, mengembangkan, mengendalikan serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Output pendidikan belum mampu berjalan seimbang dengan tuntutan zaman. Keadaan ini bukan saja menjadi tantangan bagi para pendidik tetapi juga bagi peserta didiknya dalam menghadapi masa depan. Namun dari kenyataan sehari-hari, siswa memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antara seorang siswa dengan siswa lainnya. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah- sekolah pada umumnya hanya ditujukan kepada para siswa yang berkemampuan rata-rata, sehingga siswa yang berkemampuan lebih atau berkemampuan kurang terabaikan. 1 Dengan demikian, siswa yang berkategori di luar rata-rata itu tidak mendapat kesempatan yang memadai untuk berkembang sesuai dengan kapasitasnya. Dari hal inilah kemudian timbul kesulitan belajar. 2 Kesulitan belajar dapat dialami oleh siswa yang berkemampuan rata- rata normal disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang menghambat tercapainya kinerja akademik yang sesuai dengan harapan. 3 Salah satu cara mengatasi kesulitan belajar ini adalah dengan menciptakan inovasi-inovasi baru yang dilakukan dan digunakan para guru dalam proses pengajaran. Salah satu aspek yang mempengaruhi proses belajar mengajar adalah model pembelajaran yang sesuai. 1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, h. 169-170. 2 Ibid, h. 170. 3 Ibid, h. 170. 1 Guru dapat menciptakan inovasi mengajar dengan metode pembelajaran yang bervariasi. Metode mengajar merupakan suatu jalan atau cara dalam pembelajaran. Agar siswa dapat menerima, menguasai, dan selalu mengingat materi pelajaran, maka cara mengajar guru harus efektif dan efisien. Di dalam kegiatan belajar mengajar biasanya guru menggunakan pembelajaran konvensional yang hanya memakai metode ceramah dan penugasan. Hal ini terlalu sering dilakukan sehingga membuat siswa merasa bosan dan cepat lupa isi materi yang disampaikan atau bahkan tidak mengerti sama sekali dengan materi yang disampaikan. Hal ini dapat berdampak kepada hasil belajar siswa yang rendah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada hakekatnya mengandung tiga hal, yaitu produk, proses, dan penerapan. Karakteristik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menekankan pada aspek kognitif, karena sebagian besar dalam materinya membutuhkan hafalan. Untuk memudahkan siswa dalam menghafal maka dibutuhkan metode-metode yang bervariasi ketika guru menyampaikan materi pelajaran di sekolah. Sekolah merupakan salah satu arena persaingan. Mulai dari awal masa pendidikan formal, seorang anak belajar dalam suasana kompetisi dan harus berjuang keras memenangkan kompetisi untuk bisa naik kelas atau lulus. Sebenarnya, kompetisi bukanlah satu-satunya model pembelajaran yang bisa dan harus dipakai. Ada tiga pilihan model, yaitu kompetisi, individual, dan cooperative learning. 4 Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ialah model pembelajaran kooperatif atau cooperative learning. Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. 5 Pembelajaran kooperatif ini memberikan banyak tipe yang dapat 4 Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang- RuangKelas, Jakarta: PT Grasindo, 2002, h. 22. 5 Robert E. Slavin, Cooperative Learning: Teori, RisetdanPraktik, Bandung: Nusa Media, 2005, h. 4 menciptakan semangat atau gairah siswa dalam belajar yang kemudian akan memunculkan keaktifan siswa dengan sendirinya.Dengan penggunaan metode dan teknik yang bervariasi akan membuat siswa termotivasi dalam mengikuti setiap pelajaran. Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. 6 Model pembelajaran kooperatif merupakan teknik pengelompokkan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang. 7 Pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat menjadi salah satu upaya pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA. Tipe make a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorn Curran. Keunggulan make a match adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai topik dalam suasana yang menyenangkan. Tipe ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. 8 Penerapan tipe make a match ini sederhana dan sistematis. Pembelajaran dimulai dari siswa untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktu yang telah ditetapkan. Guru mempersiapkan kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu yang berisi jawaban-jawaban, kemudian siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu dan berusaha menjawabnya. Bagi siswa yang mampu mencocokkan kartu jawaban dengan kartu pertanyaan akan mendapatkan reward. Melalui kegiatan tersebut, siswa akan mudah mengingat isi materi yang diajarkan oleh guru, sehingga dapat melekat lebih lama dalam ingatan siswa. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V MI Raudlatul Jannah ”. 6 AgusSuprijono, Cooperative Learning: TeoridanAplikasiPaikem, Yogyakarta: PustakaPelajar, 2009, h. 54. 7 Rusman, Model-Model Pembelajaran: MengembangkanProfesionalismeGuru, EdisiKedua, Jakarta: Grafindo, CetakanKelima, 2012, h. 204. 8 Anita Lie, Cooperative Learning: MempraktikkanCoopearative Learning di Ruang- ruangKelas, Jakarta: PT Grasindo, 2002, h. 54.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut: 1. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah-sekolah pada umumnya hanya ditujukan kepada para siswa yang berkemampuan rata-rata. 2. Dalam kegiatan belajar, guru menggunakan pembelajaran konvensional metode ceramah. 3. Rendahnya hasil belajar siswa.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah pada hasil belajar siswa, model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, masalah yang dirumuskan sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipemake a match berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V MI Raudlatul Jannah ?”

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipemake a match terhadap hasil belajar Siswa Kelas V MI Raudlatul Jannah.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan serta pengalaman yang berharga. 2. Bagi Siswa Dapat meningkatkan hasil belajar yang diharapkan. 3. Bagi Guru Dapat menjadi masukan bagi guru dalam memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui tipe make a match. 4. Bagi Sekolah Menjadi masukan bagi sekolah dalam peningkatan proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.