Model Pembelajaran Kooperatif Model Pembelajaran Kooperatif

Melalui pembelajaran kooperatif, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain. 5 Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah: 29 a Pembelajaran secara tim. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. b Didasarkan pada manajemen kooperatif. Manajemen mampunyai tiga fungsi, yaitu sebagai perencanaan pelaksanaan, sebagai organisasi, dan sebagai kontrol. c Kemauan untuk bekerjasama. Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerjasama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerjasama yang baik, pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optimal. d Keterampilan bekerjasama. Kemampuan bekerjasama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 6 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Langkah-langkah pembelajaran di kelas dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: 30 29 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Edisi Kedua, Jakarta: Grafindo, Cetakan Kelima, 2012, h. 207-208. Tabel 2.1 Langkah Pembelajaran Model Kooperatif Tahap 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari dan memotivasi siswa belajar. Tahap 2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan. Tahap 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok- kelompok belajar Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membimbing setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan efisien. Tahap 4 Membimbing kelompok bekerja anak belajar Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saaat mereka mengerjakan tugas mereka. Tahap 5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing- masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Tahap 6 Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok. 7 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif: 31 a Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain. 30 Ibid, h. 211. 31 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007, Cet. II, h. 249-250. b Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain. c Pembelajaran kooperatif dapat membantu anak respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. d Pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar. e Melalui pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya. f Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah. g Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata riil. h Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang. Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif: 32 a Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah. 32 Masitoh, dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Depag RI, 2009, h.249. b Dapat terjadi siswa yang hanya menyalin pekerjaan temannya yang pandai tanpa memiliki pemahamaan yang memadai. c Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.

c. Tipe Make a Match

1 Sejarah Singkat Make A Match Tipe mencari dan membuat pasangan make a match dikembangkan oleh Lorna Curran 1994. 33 Tipe make a match ini adalah metode pembelajaran yang mengajak siswa mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan atau pasangan dari suatu konsep melalui suatu permainan kartu pasangan. Penerapan metode ini dimulai dengan teknik, yaitu guru menyuruh siswa mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktunya, siswa yang mencocokkan kartunya diberi poin. 34 Tipe make a match atau mencari pasangan ini dapat menjadi salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan guru dalam mengembangkan kemampuan siswa. Pembelajaran di kelas dengan menggunakan make a match ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik. Salah satu keunggulan metode ini adalah anak didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. 35 2 Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Make A Match Langkah-langkah pembelajaran metode make a match adalah: 36 33 Anita Lie, Cooperative Learning, Jakarta: Grasindo, 2002, h. 54. 34 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, h.223. 35 Anita Lie, op.cit., h. 54. 36 Rusman, op.cit.., h.223. a Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review satu sisi kartu berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban. b Setiap siswa mendapat satu buah kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. c Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya kartu soal atau kartu jawaban. d Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. e Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. f Kesimpulan. Pada aturan main di atas dapat juga dilakukan secara bervariasi, misalkan metode make a match tersebut bisa dilakukan di dalam ruangan atau di luar ruangan, sehingga siswa tidak merasa bosan dan pembelajaran kooperatif metode make a match ini akan tetap menarik minat, motivasi, dan keaktifan siswa pada mata pelajaran IPA sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. d. Materi Adaptasi Makhluk Hidup terbagi menjadi melakukan adaptasi untuk melakukan adaptasi untuk a. Batang mawar berduri b. Buah nangka bergetah Melindungi Diri dari Musuh Kelangsungan Hidup Melindungi Diri dari Musuh Memperoleh Makanan Tingkah Laku Fisiologi Morfologi Tumbuhan Hewan a. Pohon jati merangggas saat musim kemarau b. Bunga teratai memiliki rongga c. Daun kaktus berupa duri a. Bunglon mengubah warna kulitnya b. Cecak memutuskan ekornya c. Cumi- a. Bentuk paruh burung b. Bentuk kaki burung c. Tipe mulut serangga Memperoleh Makanan Kantong semar yang mempunyai kantong untuk memakan serangga Adaptasi Makhluk Hidup 21 Gambar 2.1 Bagan Peta Konsep Materi Adaptasi Makhluk Hidup Makhluk hidup dengan segala kemampuannya dapat membuat dan mencari segala sesuatu yang dibutuhkannya. Manusia dapat mengambil bahan makanan dari tumbuhan dan hewan. Manusia dapat membuat berbagai alat untuk mempermudah pengolahan bahan makanan hingga makanan itu dapat dinikmati. Manusia juga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Bahkan jika keadaan lingkungannya berubah, manusia juga dapat mengubah cara hidupnya. Begitupula dengan hewan dan tumbuhan. Hewan dan tumbuhan dapat menyesuaikan diri demi kelangsungan hidupnya. Berikut adalah penjelasannya. A. Adaptasi Hewan dengan Lingkungan Adaptasi adalah penyesuaian diri makhluk hidup dengan lingkungannya. Adapun tujuan makhluk hidup beradaptasi adalah untuk mempertahankan hidup dan melestarikan jenisnya. 37 Karena lingkungan makhluk hidup itu berbeda-beda, maka cara makhluk hidup untuk menyesuaikan diri pun berbeda-beda. Seperti bentuk alat tubuhnya, cara mendapatkan makanannya, tingkah lakunya berbeda-beda sesuai dengan lingkungannya. 38 Cara hewan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya ada tiga cara, yaitu: 1. Adaptasi Morfologi Adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh makhluk hidup atau alat-alat tubuh makhluk hidup terhadap lingkungannya. Adaptasi morfologi merupakan jenis adaptasi yang paling mudah untuk diamati. 39 2. Adaptasi Fisiologi Adaptasi fisiologi merupakan bentuk penyesuaian fungsi alat-alat dalam tubuh makhluk hidup terhadap lingkungannya. 40 Contoh: a. Kotoran unta kering dan urinenya pekat. 37 Indriati SCP, Ilmu Pengetahuan Alam 5, Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional, 2010, h. 54. 38 Ibid, h. 54 39 Ibid, h. 54. 40 Ibid, h. 61. b. Manusia akan berkeringat jika berada pada suhu tinggi. c. Herbivora hewan pemakan tumbuhan mempunyai enzim selulosa untuk mencerna makanannya. d. Cacing tanah memiliki kelenjar zat kapur untuk menetralkan zat makanannya yang berupa daun yang telah busuk. 3. Adaptasi Tingkah Laku Adaptasi tingkah laku merupakan penyesuaian diri terhadap lingkungannya dalam bentuk tingkah laku. 41 Hewan membutuhkan makanan agar tetap hidup. Setiap jenis hewan memiliki cara tersendiri dalam memperoleh makanan. Makhluk hidup menggunakan alat-alat tubuhnya untuk memperoleh makanan. 42 Hewan melakukan adaptasi untuk memperoleh makanannya dan melindungi diri dari musuh. 1. Hewan Beradaptasi untuk Memperoleh Makanan Untuk bertahan hidup, memperoleh makanan, dan melestarikan keturunannya, setiap makhluk hidup harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Contoh adaptasi hewan untuk memperoleh makanan ialah: a. Burung Setiap jenis burung makanannya berbeda-beda. Ada yang berupa cairan madu nektar, biji-bijian, atau daging. Oleh karena itu, bentuk paruh setiap jenis burung juga berbeda-beda. 43 1 Burung pipit mempunyai paruh pendek dan kuat. Bentuk paruh ini sesuai untuk memakan jenis biji-bijian. Paruh ini berfungsi menghancurkan biji tersebut. 2 Burung elang mempunyai paruh kuat, tajam, dan melengkung bagian ujungnya. Paruh seperti ini sesuai untuk mencabik mangsanya. 41 Ibid, h. 61. 42 Choiril Azmiyawati, dkk, IPA Salingtemas untuk kelas V SDMI, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008, h. 48. 43 Ibid, h. 49.