Uji Homogenitas Postest Uji Prasyarat Hipotesis

tertinggi kelas kontrol ialah pada indikator enam, yakni sebesar 80,4, sedangkan nilai posttest terendah kelas kontrol ialah pada indikator tujuh, yakni sebesar 50,1. Setelah mengetahui bahwa data hasil belajar kedua kelompok pada penelitian ini berdistribusi normal dan homogen, selanjutnya data dihitung menggunakan uji hipotesis menggunakan uji T. Dari hasil perhitungan pretest yang dilakukan, diperoleh nilai t hit = 1,01 dan t tab = 1,706. Menunjukkan t hit t tab atau 1,011,706 dengan demikian bahwa H o diterima danH a ditolak dapat disimpulkan kedua kelas tersebut tidak berbeda nyata. Dari kedua sampel yang sudah dihitung baik normalitas, homogenitas dan uji hipotesisi atau uji-T, bahwa sampel tersebut dapat digunakan sebagai sampel penelitian dan dapat diberi perlakuan, karena kedua sampel memiliki kemampuan yang sama dan mewakili populasi sampel. Setelah dilakukan perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Kedua kelas diujikan dengan posttest, data posttest yang sudah ada dihitung normalitasnya dan homogenitasnya, barulah pada uji hipotesis. Data posttest yang didapat pada kedua kelas baik kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal, karena memenuhi L hit L tab pada taraf signifikan 95, setelah data tersebut bersifat normalitas dan homogenitas, maka data tersebut dapat dilanjutkan pada uji hipotesis dengan uji-T. Data postest yang diperoleh pada kedua kelas tersebut yaitu t hit = 2,12 dan t tab = 1,706 menunjukkan bahwa t hit t tab atau 2,12 1,706. Dengan demikian Ho ditolak dan menerima H a , sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada kelas eksperimen dibanding kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap hasil belajar IPA siswa pada materi adaptasi makhluk hidup. Kelas eksperimen ialah kelas yang diberikan perlakuan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan kelas kontrol ialah kelas yang diajarkan dengan menggunakan metode konvensional yang biasa guru lakukan dalam kegiatan pembelajaran. Setelah diberi perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan tes keterampilan hasil belajar. Pembelajaran dilakukan dalam lima pertemuan yaitu tiga pertemuan untuk melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan dua pertemuan untuk melakukan pretest dan posttest. Pembelajaran kooperatif tipe make a matchyang telah dilakukan dapat dijadikan pengalaman belajar yang baru bagi siswa dengan tidak hanya datang, duduk, mencatat materi, dan mengerjakan soal saja, melainkan belajar dilakukan dengan permainan memasangkan kartu yang dimilikinya kemudian dipasangkan dengan kartu yang dimiliki oleh temannya yang lain. Permainan dalam pembelajaran seperti ini tentu saja tujuan awalnya ialah menyampaikan materi yang sedang diajarkan. Dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a match ini siswa juga dilatih untuk dapat menguasai materi secara cepat, berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik, misalnya ketika masing-masing siswa mendapat kartu soal atau jawaban yang diberikan oleh guru, siswa akan mengingat-ingat materi yang dimaksud dalam kartu tersebut, sehingga ketika berkomunikasi dengan teman lainnya untuk mencari pasangan atas soal atau jawaban dari kartu yang dimilikinya akan lebih mudah dan cepat. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan semangat belajar dengan menerapkan model pembelajaran yang baru, siswa tidak merasa jenuh sehingga dapat memotivasi dan melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran tipe make a match atau mencari pasangan ini dapat menjadi salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan dalam mata pelajaran IPA materi adaptasi makhluk hidup. Pada pembelajaran model kooperatif tipe make a match ini, peneliti menggunakan media kartu yang dibuat dari kertas karton. Kartu-kartu ini digunakan