Model Pembelajaran Model Pembelajaran Kooperatif
skor yang diperoleh siswa di dalam kelompok kemudian dihitung rata-ratanya. Lalu skor rata-rata tersebut ditentukan penghargaan masing-masing kelompok.
Misalnya, bagi kelompok yang mendapat rata-rata kenaikan skor sampai dengan 15 mendapat penghargaan sebagai “Good Team”. Kenaikan skor lebih
dari 15 hingga 20 mendap at penghargaan “Great Team”. Sedangkan kenaikan
skor lebih dari 20 sampai 30 mendapat penghargaan sebagai “Super Team”. Di akhir pembelajaran, guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang telah
dibahas, sehingga terdapat kesamaan pemahaman pada semua siswa.
26
3 Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting. Menurut Depdiknas,
tujuan pertama pembelajaran kooperatif yaitu meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya.
Sedangkan tujuan kedua, pembelajaran kooperatif memberi peluang agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan
latar belajar. Tujuan pembelajaran kooperatif yang ketiga ialah untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang
dimaksud ialah berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat,
bekerja dalam kelompok, dan sebagainya.
27
4 Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif tidak sama
dengan sekedar belajar dalam kelompok. Tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Ada lima unsur dasar pembelajaran
26
Ibid, h. 61-63.
27
Ibid, h. 60.
kooperatif agar dapat mencapai hasil yang maksimal. Lima unsur pembelajaran kooperatif tersebut adalah:
28
a Saling ketergantungan positif Positive interdependence Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua
pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota
kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan. b Tanggung jawab perseorangan Personal responsibility
Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah
membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat. Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua
anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. c Interaksi promotif Face to face promotive interaction
Unsur ini merupakan kemampuan berinteraksi dan bekerja sama yang biasa digunakan dalam aktivitas kelompok. Ciri-ciri interaksi promotif
diantaranya ialah saling membantu secara efektif dan efisien, saling memberi informasi dan saran yang diperlukan, serta saling memotivasi
untuk memperoleh keberhasilan bersama. d Komunikasi antar anggota Interpersonal skill
Komunikasi ini sangat dibutuhkan dalam suatu kelompok. Kelompok tidak berfungsi secara efektif jika tidak memiliki kemampuan
berkomunikasi yang dibutuhkan. e Pemrosesan kelompok Group processing
Pemrosesan mengandung nilai. Melalui pemrosesan kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan
anggota kelompok. Tujuan pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan
kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok.
28
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009, h.58-61.
Melalui pembelajaran kooperatif, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar,
melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain.
5 Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif