Uji Normalitas Postest Uji Prasyarat Hipotesis

Selain itu, data bersifat homogen karena F hit F tab , terbukti berdasarkan hasil uji pretest bahwa pada F hit 1,05 sedangkan F tab 1,77 pada taraf signifikan 95. Setelah berdistribusi normal dan homogen, dilanjutkan uji hipotesis pengambilan sampel dengan menggunakan Uji-T, pada taraf signifikan 95. Tabel 4.3 menunjukkan adanya perbedaan pencapaian hasil belajar pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan tabel di atas, persentase nilai posttest tertinggi pada kelas eksperimen ialah pada indikator dua, yakni sebesar 92,9, sedangkan nilai posttest terendah pada kelas eksperimen ialah pada indikator empat, yakni sebesar 62,5. Persentase nilai posttest tertinggi kelas kontrol ialah pada indikator enam, yakni sebesar 80,4, sedangkan nilai posttest terendah kelas kontrol ialah pada indikator tujuh, yakni sebesar 50,1. Persentase nilai pretest tertinggi pada kelas eksperimen ialah pada indikator dua, yakni sebesar 78,6, sedangkan nilai pretest terendah pada kelas eksperimen ialah pada indikator tiga, yakni sebesar 35,7. Persentase nilai pretest tertinggi pada kelas kontrol ialah sebesar 64,3, sedangkan nilai pretest terendah kelas kontrol ialah 39,3. Dalam penelitian ini, peneliti menghitung persentase nilai berdasarkan indikator pembelajaran. Tujuannya ialah untuk mengetahui persentase pencapaian siswa setiap indikatornya. Persentase nilai pretest tertinggi pada kelas eksperimen ialah pada indikator dua yang berisi pengertian habitat, yakni sebesar 78,6, sedangkan nilai pretest terendah pada kelas eksperimen ialah pada indikator tiga yang berbunyi siswa harus mampu menyebutkan macam-macam adaptasi, yakni sebesar 35,7. Persentase nilai pretest tertinggi pada kelas kontrol ialah sebesar 64,3, sedangkan nilai pretest terendah kelas kontrol ialah sebesar 39,3. Nilai posttest tertinggi pada kelas eksperimen ialah pada indikator dua yang berisi tentang menjelaskan pengertian habitat, yakni sebesar 92,9, sedangkan nilai posttest terendah pada kelas eksperimen ialah pada indikator tiga yang berisi tentang menyebutkan macam-macam adaptasi, yakni sebesar 60,7. Persentase nilai posttest tertinggi kelas kontrol ialah pada indikator enam, yakni sebesar 80,4, sedangkan nilai posttest terendah kelas kontrol ialah pada indikator tujuh, yakni sebesar 50,1. Setelah mengetahui bahwa data hasil belajar kedua kelompok pada penelitian ini berdistribusi normal dan homogen, selanjutnya data dihitung menggunakan uji hipotesis menggunakan uji T. Dari hasil perhitungan pretest yang dilakukan, diperoleh nilai t hit = 1,01 dan t tab = 1,706. Menunjukkan t hit t tab atau 1,011,706 dengan demikian bahwa H o diterima danH a ditolak dapat disimpulkan kedua kelas tersebut tidak berbeda nyata. Dari kedua sampel yang sudah dihitung baik normalitas, homogenitas dan uji hipotesisi atau uji-T, bahwa sampel tersebut dapat digunakan sebagai sampel penelitian dan dapat diberi perlakuan, karena kedua sampel memiliki kemampuan yang sama dan mewakili populasi sampel. Setelah dilakukan perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Kedua kelas diujikan dengan posttest, data posttest yang sudah ada dihitung normalitasnya dan homogenitasnya, barulah pada uji hipotesis. Data posttest yang didapat pada kedua kelas baik kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal, karena memenuhi L hit L tab pada taraf signifikan 95, setelah data tersebut bersifat normalitas dan homogenitas, maka data tersebut dapat dilanjutkan pada uji hipotesis dengan uji-T. Data postest yang diperoleh pada kedua kelas tersebut yaitu t hit = 2,12 dan t tab = 1,706 menunjukkan bahwa t hit t tab atau 2,12 1,706. Dengan demikian Ho ditolak dan menerima H a , sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada kelas eksperimen dibanding kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap hasil belajar IPA siswa pada materi adaptasi makhluk hidup. Kelas eksperimen ialah kelas yang diberikan perlakuan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan kelas kontrol ialah kelas yang diajarkan dengan menggunakan metode konvensional yang biasa guru lakukan dalam kegiatan pembelajaran. Setelah diberi