Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes
Statistik Butir Soal
Jumlah Soal 45
Jumlah Siswa 28
Nomor Soal Valid 1, 2, 4, 5, 6, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 25, 26,
27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 37, 39, 40, 42, 43, 44, 45
Nomor Soal Tidak Valid 3, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 20, 22, 23, 24, 31, 35,
36, 38, 41 Jumlah Soal Valid
28
Berdasarkan hasil perhitungan anates dari 45 soal yang diberikan terdapat 27 soal yang valid. Sedangkan soal yang tidak valid sebanyak 18 soal. Sebanyak 2
soal dibuang atau tidak digunakan karena indikator pembelajaran dalam kedua soal tersebut sudah terwakili. Dengan demikian, jumlah soal yang digunakan
dalam pretest dan posttest adalah sebanyak 25 butir soal.
2. Uji Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas kemudian dilakukan uji reliabilitas. Realibilitas juga dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan.
7
Reliabilitas diartikan dengan kestabilan stability, bilamana tes itu diujikan dan hasilnya diadakan analisis reliabilitas dengan menggunakan kriteria internal dalam
tes tersebut.
8
Suatu alat evaluasi atau tes dikatakan reliabel jika tes tersebut dapat dipercaya, konsisten, atau stabil produktif, jadi yang diperhitungkan adalah
ketelitiannya.
7
Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya Edisi 1 Cetakan 5, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, h. 43.
8
Lilik Nofijanti, dkk, Evaluasi Pembelajaran Edisi Pertama Paket 8-14, Bandung: LAPIS PGMI, 2008, h. 10-8.
Uji realibitas ini menggunakan rumus Kuder Richardson atau KR-20, yaitu:
9
r
11
=
−1
2
−∑
2
Keterangan:
r
11 =
Koefisien realibitas internal seluruh item p
= Proporsi subjek yang menjawab dengan benar q
= Proporsi subjek yang menjawab salah q = 1 - p ∑pq
= Jumlah hasil perkalian p dan q K
= Banyaknya item S
= Standar deviasi dari tes
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas
Koefisien korelasi Kriteria
0,00 ≤ r 0,20 Sangat rendah
0,20 ≤ r 0,40 Rendah
0,40 ≤ r 0,60 Sedang
0,60 ≤ r 0,80 Tinggi
0,80 ≤ r 1,00 Sangat tinggi
3. Uji Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang baik tidak hanya didasarkan pada validitas dan reliabilitasnya
saja tetapi juga perlu dilakukan tes taraf kesukaran. Untuk menghitung taraf kesukaran digunakan rumus sebagai berikut:
10
TK =
� � �
� � �
Keterangan:
TK = Tingkat kesukaran
B = Jumlah skor siswa yang menjawab dengan benar
N = Jumlah seluruh
9
Ibid, h. 10-12.
10
Ibid. h. 11-8.
Tabel 3.5 Kriteria kesukaran
Rentang nilai Tingkat kesukaran
0,0 Sangat sukar
0,01 – 0,39
Sukar 0,40
– 0,80 Sedang Baik
0,81 – 0,99
Mudah 1,00
Sangat mudah
4. Uji Daya Beda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Seluruh peserta tes dibagi menjadi dua bagian yaitu upper group siswa berkemampuan tinggi dan lower group siswa berkemampuan rendah.
Langkah-langkah yang telah dilakukan untuk menganalisis daya pembeda butir tes adalah mengurutkan jawaban siswa siswi mulai dari yang tertinggi
sampai yang terendah. Kemudian membagi kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 25 atau 30 atau 40. Langkah selanjutnya ialah memberi skor
1 untuk setiap jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah pada tes pilihan ganda, sedangakn pada tes essay diberikan skor sesuai dengan rentangan
yang ditentukan. Terakhir, Menghitung daya beda dengan rumus yang telah ditentukan, yakni
:11
DB =
�−� �
�
� � � �
Keterangan:
DB = Daya beda
U = Kelompok tinggi
L = Kelompok rendah
N
up
= Jumlah siswa Upper atau Lower
11
Ibid, h. 11-10.
Tabel 3.6 Kriteria Daya Beda
Rentang nilai Kriteria
0,70 – 1,00
Baik sekali 0,40
– 0,69 Baik
0,20 – 0,39
Cukup 0,00
– 0,19 Jelek
-1,00 – 0,00
Jelek sekali
D. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian.
12
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang
digunakan adalah uji lilifors. Data sampel diurutkan dari yang terkecil hingga terbesar. Nilai Z
i
ditentukan dengan rumus Z
i
=
Xi − X̄
. Dengan keterangan Z
i
=Skor baku, X̄ = Nilai
rata-rata, X
i
= Skor data, dan S= Simpangan baku. Kemudian besar peluang ditentukan untuk masing-masing nilai Z
i
jika berdasarkan tabel Z
i
dan disebut dengan F Z
i
dengan rumus F Z
i
= P z ≤ z
i
. Z
1
, Z
2
, Z
3
, … Z
n
dihitung dengan rumus SZ
i
=
∑
�
. Kemudian selisih hasil kedua dan ketiga dihitung dan ditentukan harga mutlaknya dengan rumus L = F
Z
i
- SZ
i
. Lalu diambil nilai terbesar antara harga mutlak dari selisih tersebut yang dinamakan L
o
atau L
hitung
. Langkah terakhir ialah menyusun kesimpulan, yaitu pertama, jika L
hitung
≤ L
tabel
, maka terima Ho, berarti berdistribusi normal, atau jika L
hitung
≥ L
tabel
, maka tolak Ho, berarti tidak berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak.
12
Nuraida dan Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, Ciputat: Islamic Research Publishing, 2009, h. 123.
Dalam melakukan uji homogenitas, pertama menentukan hipotesis. Setelah hipotesis ditentukan, data dibagi menjadi dua kelompok. Kemudian dari
data tersebut dihitung simpangan baku masing-masing kelompok serta F
hitung
dengan rumus: F
hitung
=
1 2
2 2
, dimana S
2
=
Ʃ
2
− Ʃ
2
−1
. Setelah F
hitung
diperoleh, selanjutnya ialah menentukan taraf nyata, db pembilang varians terbesar, serta db penyebut varians terkecil. Langkah
terakhir ialah menguji homogen dengan pertimbangan jika F
hitung
≤ F
tabel
maka H
o
diterima atau jika F
hitung
F
tabel
maka H
o
ditolak.
3. Pengujian Hipotesis
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus t- test untuk menguji hipotesis. Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui
adanya perbedaan hasil belajar IPA siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan siswa yang tidak diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match. Langkah-langkah pengujian hipotesis:
Merumuskan hipotesis Menentukan uji statistik
t
hitung
=
ˉ
1
− ̄
2
√
1 1
+
1 2
Keterangan:
X
1
= Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen X
2
= Rata-rata hasil belajar kelompok kontrol n
1
= Jumlah sampel kelompok eksperimen n
2
= Jumlah sampel kelompok kontrol S
= Standar deviasi
Jika dari pengujian homogenitas diperoleh hasil bahwa kedua simpangan baku tidak sama varians tidak homogen, maka uji statistik yang digunakan
adalah: t
t
=
̄
1
− ̄
2
√
1² ˡ
+
2² ²
Menentukan kriteria pengujian. Untuk menentukan kriteria pengujian pada pengolahan data dilakukan dengan operasi perhitungan, pengujiannya dengan
melihat perbandingan antara t
hitung
dan t
tabel
. Membuat kesimpulan:
Jika t
hitung
t
tabel
, maka terima H
o
Jika t
hitung
t
tabel
, maka tolak H
o
E. Hipotesis Statistik
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: H
o
: µ
1
= µ
2
H
a
: µ
1
µ
2
Keterangan: µ
1
= Nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen menggunakan make a
match µ
2
= Nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol menggunakan ceramah
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data hasil belajar. Kelas yang digunakan sebanyak dua kelas dan subyek sebanyak 56 siswa dengan masing-masing
kelas V A berjumlah 28 siswa sebagai kelas kontrol dan kelas V B berjumlah 28 siswa sebagai kelas eksperimen. Pengambilan data diperoleh menggunakan instrumen
hasil belajar yang terdiri dari 25 soal pilihan ganda. Sebelum soal tersebut dibagikan pada kelas eksperimen dan kontrol, soal-soal
tersebut terlebih dahulu diujikan di kelas yang lebih tinggi, yakni di kelas VI. Tujuannya ialah untuk memenuhi persyaratan tes, yaitu uji validitas, uji reliabilitas,
indeks kesukaran, dan daya pembeda. Penelitian ini dilakukan selama lima pertemuan. Tiga pertemuan dilakukan
untuk pembelajaran dan dua pertemuan dilakukan untuk melakukan pretest dan posttest. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah materi Adaptasi Makhluk
Hidup. Proses pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapatkan perlakuan berbeda. Kelas eksperimen diajarkan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe make a match, sedangkan kelas kontrol diajarkan menggunakan ceramah.
1. Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil dari penelitian ini diambil dari nilai pretest dan posttest kedua kelas. Sebelum proses pembelajaran, kedua kelas masing-masing diberi pretest. Pretest
bertujuan untuk mengukur pengetahuan awal siswa tentang materi adaptasi makhluk hidup. Adapun perbandingan hasil pretest kelas eksperimen dan kontrol adalah
sebagai berikut:
45
Tabel 4.1 Perbandingan Hasil
Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Data
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Nilai Maksimum 52
52 Nilai Minimum
32 32
Mean 43,14
42,57 Median
45,50 45,10
Modus 49,50
49,10 Rentang Kelas R
20 20
Interval I 4
4 Standar Deviasi SD
6,80 6,80
Berdasarkan tabel 4.1, diketahui bahwa nilai tertinggi dan terendah pada kelas eksperimen dan kontrol memiliki kesamaan, yaitu masing-masing 52 dan 32.Nilai
rata-rata mean 43,14 pada kelas eksperimen dan 42,57 pada kelas kontrol. Nilai tengah median 45,50 pada kelas ekperimen dan 45,20 pada kelas kontrol. Nilai yang
sering muncul modus 49,50 pada kelas eksperimen dan 49,10 pada kelas kontrol. Sedangkan standar deviasi SD pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki
kesamaan, yaitu 6,80 dengan jumlah subyek 28 siswa. Hal ini menunjukkan kelas yang akan diajarkan tentang materi adaptasi makhluk hidup dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe make a match kelas eksperimen kemampuan awalnya sama dengan kelas yang akan diajarkan dengan menggunakan metode
pembelajaran konvensional menggunakan ceramah kelas kontrol.
2. Nilai Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Setelah memberikan perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match, selanjutnya dilakukan posttest.
Posttest bertujuan untuk kemampuan dan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan. Adapun perbandingan hasil posttest kelas eksperimen dan kontrol adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.2 Perbandingan Hasil
Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Data
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Nilai Maksimum 92
92 Nilai Minimum
64 60
Mean 79,71
76,14 Median
80,50 75,70
Modus 86,35
74,73 Rentang Kelas R
28 32
Interval I 5
6 Standar Deviasi SD
8,88 8,80
Setelah diberi perlakuan, diketahui bahwa berdasarkan tabel 4.2, nilai tertinggi posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 92. Nilai terendah
pada kelas eksperimen 64 dan kelas kontrol adalah 60. Nilai rata-rata mean pada kelas eksperimen 79,71 dan pada kelas kontrol 76,14. Nilai tengah median pada
kelas eksperimen 80,50 dan pada kelas kontrol 75,70. Nilai yang sering muncul modus pada kelas eksperimen 86,35 dan kelas kontrol 74,73. Sedangkan standar
deviasi SD pada kelas eksperimen 8,88 dan pada kelas kontrol 8,80.
3. Data Hasil Belajar Sesuai Indikator Pencapaian
Setelah mengumpulkan data dari pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol, kemudian peneliti melakukan penghitungan pencapaian hasil belajar
sesuai indikator. Adapun hasil belajar sesuai indikator pencapaian hasil belajar adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai
Pretest dan Postest Sesuai Indikator Pencapaian Hasil Belajar
No. Indikator
No. Soal Pretest
Posttest Eksp
Kontrol Eksp
Kontrol
1. Menjelaskan
definisi adaptasi
1 53,6
46,4 71,4
78,6
2. Menjelaskan
pengertian habitat
2 78,6
64,3 92,9
71,4
3. Menyebutkan
macam-macam adaptasi
morfologi, fisiologi,
dan tingkah laku
3 35,7
64,3 60,7
67,9
4. Menjelaskan
pengertian dari
jenis-jenis adaptasi
morfologi, fisiologi,
dan tingkah laku
4 64,3
35,7 78,6
67,9
5. Menyebutkan
contoh dari
adaptasi morfologi
5, 6, 7 39,3
39,3 79,8
60,7
6. Menyebutkan
contoh dari
adaptasi fisiologi
8, 9 53,6
44,6 67,9
80,4
7. Menyebutkan
contoh dari
adaptasi tingkah laku
10, 11, 12
63,1 39,3
75 50,1
8. Menjelaskan
istilah mimikri
dan autotomi
dalam adaptasi
13, 14 37,5
62,5 62,5
73,2
tingkah laku
9. Menunjukkan
hewan yang
beradaptasi dengan
autotomidan mimikri
15 39,3
53,6 82,1
67,9
10. Menentukan
tumbuhan yang
beradaptasi untuk memperoleh
makanan
16, 17, 18
51,2 48,8
70,2 54,8
11. Menentukan
tumbuhan yang
beradaptasi untuk kelangsungan
hidup
19, 20, 21, 22,
23 46,4
49,3 68,6
65,7
12. Menentukan
tumbuhan yang
beradaptasi untuk melindungi
diri dari musuh
24, 25 51,8
41,1 69,6
58,9
Tabel 4.3 menunjukkan adanya perbedaan pencapaian hasil belajar pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan tabel di atas, persentase
nilai posttest tertinggi pada kelas eksperimen ialah pada indikator dua, yakni sebesar 92,9, sedangkan nilai posttest terendah pada kelas eksperimen ialah pada indikator
empat, yakni sebesar 62,5. Persentase nilai posttest tertinggi kelas kontrol ialah pada indikator enam, yakni sebesar 80,4, sedangkan nilai posttest terendah kelas
kontrol ialah pada indikator tujuh, yakni sebesar 50,1. Persentase nilai pretest tertinggi pada kelas eksperimen ialah pada indikator
dua, yakni sebesar 78,6, sedangkan nilai pretest terendah pada kelas eksperimen ialah pada indikator tiga, yakni sebesar 35,7. Persentase nilai pretest tertinggi pada
kelas kontrol ialah sebesar 64,3, sedangkan nilai pretest terendah kelas kontrol ialah 39,3.