16. P
4 4
Rendah 17.
Q 6
9 0,75
Tinggi 18.
R 7
8 0,3
Rendah 19.
S 5
8 0,6
Sedang 20.
T 6
7 0,25
Rendah 21.
U 7
6 -0,5
Rendah 22.
V 4
5 0,16
Rendah 23.
W 6
3 -0,42
Rendah 24.
X 5
8 0,8
Tinggi 25.
Y 5
6 0,2
Rendah 26.
Z 4
7 0,5
Sedang Jumlah
142 188
7,85 Rata-rata
5,46 7,23
0,49
Berdasarkan tabel di atas agar lebih jelas hasil belajar sosiologi yang diperoleh siswa, maka dapat dilihat grafik di bawah ini.
Grafik 4.1
Hasil belajar siswa di siklus I masih harus ditingkatkan. Hal ini berarti minat belajar siswa masih rendah, dapat dibuktikan dengan masih
banyaknya nilai siswa yang berada di bawah rata-rata. 12 siswa N-Gainnya tergolong rendah yakni nilai pretes 4, hingga 8, dan nilai postes antara 3
hingga 9. Kemudian 8 siswa N-Gainnya tergolong sedang yaitu nilai pretes sekitar 4 hingga 6 dan nilai postes antara 7 hingga 8 , dan 6 siswa
2 4
6 8
10 12
Tinggi Sedang
Rendah Hasil Belajar
tegolong tinggi yakni nilai pretes 4 hingga 6, dan nilai postes antara 8 hingga 9.
Tabel Hasil Belajar Siklus II
No. Siswa
Siklus II N-Gain I
Kategori Pretes
Postes 1.
A 6
9 0,75
Tinggi 2.
B 3
8 0,71
Tinggi 3.
C 5
9 0,8
Tinggi 4.
D 3
8 0,71
Tinggi 5.
E 4
9 0,83
Tinggi 6.
F 3
7 0,57
Sedang 7.
G 3
9 0,85
Tinggi 8.
H 7
10 1,0
Tinggi 9.
I 4
7 0,42
Sedang 10.
J 6
9 0,75
Tinggi 11.
K 7
6 -0,34
Rendah 12.
L 7
9 0,66
Sedang 13.
M 6
9 0,75
Tinggi 14.
N 6
9 0,75
Tinggi 15.
O 7
10 1,0
Tinggi 16.
P 6
8 0,5
Sedang 17.
Q 7
6 -0,4
Rendah 18.
R 6
8 0,5
Sedang 19.
S 7
10 1,0
Tinggi 20.
T 7
9 0,67
Sedang 21.
U 6
9 0,75
Tinggi 22.
V 5
9 0,8
Tinggi 23.
W 4
10 1,0
Tinggi 24.
X 4
8 0,67
Sedang 25.
Y 3
7 0,57
Sedang 26.
Z 4
4 Rendah
Jumlah 136
216 16,27
Rata-rata 5,23
8,30 0,62
Berdasarkan tabel di atas agar lebih jelas hasil belajar sosiologi yang diperoleh siswa, maka dapat dilihat grafik di bawah ini.
Grafik 4.2
Minat belajar sosiologi siswa dapat dilihat dari hasil N-Gainnya di siklus II mengalami peningkatan dari siklus I. hal tersebut dapat
dibuktikan dengan berkurangnya nilai dibawah rata-rata. 3 siswa N- Gainnya tergolong rendah , yakni nilai pretes diperoleh siswa 7 hingga 9,
dan nilai postesnya 6 hingga 8. Sedangkan yang tergolong N-Gainnya sedang yaitu dengan nilai pretes antara 3 hingga 7 dan nilai postesnya 7
hingga 8. Dan 16 siswa tergolong N-Gainnya tinggi dengan nilai pretes sekitar 3 hingga 7 dan nilai postesnya antara 7 hingga 10.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perbedaan yang nyata dengan nilai rata-rata pretes I dengan pretes II, kemudian rata-rata postes I dengan
postes II. Perincian nilai rata-ratanya adalah sebagai berikut pretes siklus I rata-ratanya 5,46, sedangkan pretes II rata-ratanya 5,23 kemudian postes I
rata-ratanya 7,23 sedangkan postes II rata-ratanya 8,30.
2. Hasil Jurnal siswa
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui respon siswa jurnal harian siswa selama siklus I dan II adalah dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
2 4
6 8
10 12
14 16
Tinggi Sedang
Rendah Hasil Belajar
Tabel 4.5 Respon Siswa Terhadap Tindakan Pembelajaran pada Siklus I
No Kategori
Respon Siswa 1
Positif 1.
Pembelajaran lebih menyenangkan dari pembelajaran
sebelumnya. 2.
Saya menjadi aktif bertanya 3.
Jelas dalam menyampaikan materi 4.
Lumayan baik 5.
Saya lebih terlatih dalam memahami materi diferensiasi
2 Netral
3 Negatif
1. Guru kurang tegas dalam proses
pembelajaran 2.
Pembelajaran jadi ribet harus berkelompok
3. Suara guru kurang jelas
4. Pembelajaran membosankan
5. Tidak mendengarkan guru ketika
guru menerangkan materi 6.
Biasa saja 7.
Pembelajaran tidak menantang 8.
Saya menjadi pasif di kelas 9.
Materi terlalu banyak 10.
Jadi males belajar Tidak Berkomentar
Tabel 4.6 Respon Siswa Terhadap Tindakan Pembelajaran pada Siklus II
No Kategori
Respon Siswa 1
Positif 1.
Dengan belajar seperti ini, saya lebih mengerti karena dituntut
untuk aktif dalam pembelajaran sosiologi.
2. Menjadi
berani untuk
mengemukakan pendapat. 3.
Menjadi terlatih dalam mengisi soal sosiologi.
4. Kondisi
pembelajaran yang
menyenangkan. 5.
Saya lebih memahami materi sosiologi.
6. Bagus
7. Baik
8. Lumayan baik.
9. Guru dalam menerangkannya
jelas. 10.
Pembelajaran menarik karena bias bekerjasama di dalam kelompok
diskusi. 11.
Guru cukup tegas. 12.
Membuat saya semangat belajar. 13.
Bisa menambah
ilmu pengetahuan.
14. Pembelajaran
hari ini
menyenangkan. 15.
Pembelajaran hari ini memberikan
kesempatan kepada saya untuk mengembangkan
potensi saya
dalam pembelajaran sosiologi. 2
Netral 3
Negatif 1.
Materi yang dijelaskan tidak mengerti.
2. Guru menjelaskannya ribet.
3. Pembelajaran
hari ini
membosankan. 4.
Materi sosiologi terlalu banyak. 5.
Membuat saya males belajar. 4
Tidak Berkomentar
Tabel 4.7 Rekapitulasi Respon Siswa Siklus I dan II
No Kategori Persentase Pada Pertemuan Ke-
Rata-rata Siklus 1
Siklus II Positif
5 15
10 Netral
5 5
5 Negatif
10 3
6,5 Tidak
Berkomentar 6
3 4,5
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan dari siklus I diperoleh bahwa respon positif siswa lebih kecil yaitu hanya berjumlah 5 siswa,
dibandingkan dengan respon yang negatif yakni 10 siswa, netral sekitar 5 siswa maupun tidak berkomentar yaknu berjumlah 6 siswa. Hal ini
menunjukkan sebagian besar siswa berkomentar negatif. Berdasarkan hal ini pembelajaran pada siklus I harus diperbaiki artinya siswa tidak
memiliki minat atau keinginan tinggi untuk belajar sosiologi. Sedangkan pada siklus II respon positif siswa terhadap pembelajaran lebih besar
yakni sekitar 15 siswa, dibandingkan dengan respon yang negatif hanya 3 siswa. Ini artinya siswa memiliki minat yang tinggi dengan metode STAD
dan sebagian besar siswa menyenangi pembelajaran sosiologi dengan metode STAD sehingga metode ini efektif diterapkan dalam pembelajaran
sosiologi. Pada pembelajaran ini semua siswa sudah terlihat lebih bertanggung
jawab pada tugas-tugas yang diberikan guru dan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.
3. Hasil Angket Siswa
Angket minat belajar sosiologi melalui pembelajaran koperatif dengan metode Student Team Achievement Division STAD diberikan kepada
siswa setelah berakhirnya penelitian, hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.8 Tingkat Pemahaman Siswa Dalam Pembelajaran Sosiologi
NO Option
F 1
Sangat Setuju Setuju
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
13 11
2 50
42.30
7,69 Jumlah
26 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa 13 Responden 50 menyatakan sangat setuju bahwa belajar sosiologi bukan mata pelajaran yang sulit dan senang sekali
mengikuti pelajaran sosiologi, 11 responden 42,30 menyatakan setuju, 0 Responden 0 menyatakan sangat tidak setuju. 2 responden 7,69
menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar menganggap bahwa siswa senang dengan pelajaran sosiologi.
Tabel 4.9 Tingkat Kesulitas Siswa Dalam Belajar Sosiologi
NO Option
F 2
Sangat Setuju Setuju
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
o 3
4
19 11,53
15,38 73,07
Jumlah 26
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa 0 Responden 0 menyatakan sangat setuju, 3 responden 11,53 menyatakan setuju, 4 Responden 15,38
menyatakan sangat tidak setuju. 19 responden 73,07 menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar menganggap bahwa sebagian besar
siswa tidak merasa sulit dalam memahami pelajaran sosiologi sehingga membuat siswa senang mempelajari sosiologi.
Tabel 4.10 Keaktifan Siswa Dalam Mengeluarkan Pendapat
NO Option
F 3
Sangat Setuju Setuju
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
10 11
1
4 38,46
42,30 3,84
15,38 Jumlah
26 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa 10 Responden 38,46 menyatakan sangat setuju, 11 responden 42,30 menyatakan setuju, 1 Responden 3,84
menyatakan sangat tidak setuju. 4 responden 15,38 menyatakan tidak setuju.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa sangat aktif berpendapat walaupun masih ada sebagian yang kurang aktif.
Tabel 4.11 Tingkat Kesulitan Siswa Dalam Mengeluarkan Pendapat
NO Option
F 4
Sangat Setuju Setuju
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
6 15
5 23,07
57,69 19,23
Jumlah 26
100
Tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa 0 Responden 0 menyatakan sangat setuju, 6 responden 23,07 menyatakan setuju, 15 Responden 57,69
menyatakan sangat tidak setuju. 5 responden 19,23 menyatakan tidak setuju. Hal ini terbukti bahwa sebagian besar menganggap bahwa siswa sangat aktif
bertanya tanpa diminta oleh guru, hal ini menunjukkan bahwa siswa merespon materi yang telah dijelaskan oleh guru.
Tabel 4.12 Kehadiran Siswa Di Dalam Pembelajaran Sosioligi
NO Option
F 5
Sangat Setuju Setuju
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
10 16
38,46 61,53
Jumlah 26
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa 10 Responden 38,46 menyatakan sangat setuju, 16 responden 61,53 menyatakan setuju, 0 Responden 0 menyatakan
sangat tidak setuju. 0 responden 0 menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa selalu hadir dalam pelajaran sosiologi,
hal ini juga membuktikan siswa memiliki minat yang tinggi untuk selalu hadir dalam pembelajaran sosiologi,
Tabel 4.13 Daya Tahan Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Sosiologi
NO Option
F 6
Sangat Setuju Setuju
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
1 8
6
11 3,84
30,76 23,07
42,30 Jumlah
26 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa 1 Responden 3,84 menyatakan sangat setuju, 8 responden 30,76 menyatakan setuju, 6 Responden 23,07
menyatakan sangat tidak setuju. 11 responden 42,30 menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar menganggap senang mempelajari
sosiologi, karena tidak sulit dipahami sehingga tidak melelahkan siswa dalam mempelajari pelajaran sosiologi, walaupun ada sebagian yang merasa lelah
mempelajari pelajaran sosiologi.
Tabel 4.14 Respon Siswa Dalam Pembelajaran Sosiologi
NO Option
F 7
Sangat Setuju Setuju
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
14 11
1 53,84
42,30
3,84 Jumlah
26 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa 14 Responden 53,84 menyatakan sangat setuju, 11 responden 42,30 menyatakan setuju, 0 Responden 0 menyatakan
sangat tidak setuju. 1 responden 3,84 menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa respon dalam pembelajaran sosiologi
yakni siswa memperhatikan materi yang dijelaskan guru sehingga membuat siswa aktif dalam bertnya atau memberikan pendapat mengenai materi sosiologi.
Tabel 4.15 Tingkat Daya Tahan Siswa Dalam Memperhatikan Pelajaran Sosiologi
NO Option
F 8
Sangat Setuju Setuju
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
6 7
10 3
23,07 26,92
38,46 11,53
Jumlah 26
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa 6 Responden 23,07 menyatakan sangat setuju, 7 responden 26,92 menyatakan setuju, 10 Responden 38,46
menyatakan sangat tidak setuju. 3 responden 11,53 menyatakan tidak setuju. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak banyak siswa yang mengantuk
karena suasana pembelajaran menyenangkan dengan metode Student Team Achievement Division.
Tabel 4.16 Keaktifan Siswa Di Dalam Menjawab Pertanyaan Guru
NO Option
F 9
Sangat Setuju Setuju
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
5 20
1 19,23
76,92
3,84
Jumlah 26
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa 5 Responden 19,23 menyatakan sangat setuju, 20 responden 76,92 menyatakan setuju, 0 Responden 0 menyatakan
sangat tidak setuju. 1 responden 3,84 menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa aktif dalam pembelajaran sosiologi
yakni dengan dibuktikan setiap kali guru mengajukkan pertanyaan maka siswa selalu aktif dalam menjawab pertanyaan maupun mengerrjakan tugas. Sebagian
besar siswa selalu berusaha untuk mengerjakannya baik dengan mencari sendiri maupun diskusi dalam kelompok.
Tabel 4.17 Keaktifam Dalam Mengerjakan Tugas Sosiologi
NO Option
F 10
Sangat Setuju Setuju
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
3 6
9 8
11,53 23,07
34,6 30,76
Jumlah 26
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa 3 Responden 11,53 menyatakan sangat setuju, 6 responden 23,07 menyatakan setuju, 9 Responden 34,6
menyatakan sangat tidak setuju. 8 responden 44 menyatakan tidak setuju. Terbukti bahwa siswa sebagian besar mengerjakan tugas walaupun tidak diperiksa
oleh guru dan menunjukkan siswa memiliki minat belajar tinggi dalam pembelajaran sosiologi.
Tabel 4.18 Ketepatan Guru Dalam Memilih Metode Pembelajaran Sosiologi
NO Option
F 11
Sangat Setuju Setuju
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
6 16
1 4
23,07 61,53
3,84 15,38
Jumlah 26
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa 6 Responden 23,07 menyatakan sangat setuju, 16 responden 61,53 menyatakan setuju, 1 Responden 3,84
menyatakan sangat tidak setuju. 4 responden 15,38 menyatakan tidak setuju.
Terbukti bahwa pembelajaran kooperatif dengan metode Student Team Achievemen Division membuat siswa tertarik dalam pembelajaran sosiologi.
Tabel 4.19 Kesiapan Siswa Di Dalam Pembelajaran Sosiologi
NO Option
F 12
Sangat Setuju Setuju
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
9
15 34,6
57,69
Jumlah 26
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa 0 Responden 0 menyatakan sangat setuju, 9 responden 34,6 menyatakan setuju, 0 Responden 0 menyatakan
sangat tidak setuju. 15 responden 57,69 menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa siswa lebih dulu menyiapkan materi yang akan dipelajari
disekolah sehingga ketika sampai disekolah siswa sudah siap dengan materi yang diajaran.
Tabel 4.20 Respon Belajar Siswa Setelah Pembelajaran Di Sekolah
NO Option
F 13
Sangat Setuju Setuju
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
6 10
5 5
23,07 38,46
19,23 19,23
Jumlah 26
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa 6 Responden 23,07 menyatakan sangat setuju, 10 responden 38,46 menyatakan setuju, 5 Responden 19,23
menyatakan sangat tidak setuju. 5 responden 19,23 menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sebagian besar siswa belajar kembali di rumah
untuk lebih memahami materi yang telah diajarkan di sekolah.
Tabel 4.21 Keaktifan Siswa Dengan Metode STAD
NO Option
F 14
Sangat Setuju Setuju
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
12 7
4 3
46,15 6,92
15,38 11,53
Jumlah 25
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa 12 Responden 46,15 menyatakan sangat setuju, 7 responden 6,92 menyatakan setuju, 4 Responden 15,38
menyatakan sangat tidak setuju. 3 responden 11,53 menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sebagian besar dengan metode STAD, siswa
merasa senang, dengan dibuktikan bahwa siswa aktif bertanya, aktif menjawab, mengerjakan tugas. Berdasarkan hal tersebut siswa memiliki minat yang tinggi
dalam pembelajaran sosiologi melalui pembelajaran sosiologi dengan menggunakan metode STAD,
Tabel 4.22 Tingkat Pemahaman Siswa Dengan Menggunakan Metode STAD
NO Option
F 15
Sangat Setuju Setuju
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
3 3
10 10
11,53 11,53
38,46 38,46
Jumlah 26
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa 3 Responden 11,53 menyatakan sangat setuju, 3 responden 11,53 menyatakan setuju, 10 Responden 38,46
menyatakan sangat tidak setuju. 10 responden 38,46 menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sebagian besar siswa tidak pasif melainkan
dengan metode STAD siswa menjadi lebih aktif dalam berfikir dan memahami materi yang diajarkan, karena dalam pembelajaran sosiologi dengan menggunakan
metode STAD siswa dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran sosiologi.
E. Interpretasi Hasil Analisa
Pada siklus I dari hasil pengamatan menunjukkan dalam beberapa tahapan yangberupa siklus-siklus yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas.
Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam dua siklus yakni sebagai berikut:
a Siklus I
Siklus satu terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, seperti berikut:
1. Perencanaan
a. Praktisi peneliti dan observer guru mata pelajaran berdiskusi
dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran agar kegiatan proses pembelajaran berjalan dengan baik.
b. Membuat hand out mengenai diferensiasi sosial
c. Membuat dan menyiapkan instrument yakni: tes, lembar observasi,
jurnal harian siswa, dan angket.
2. Pelaksanaan
Satu siklus terdiri dari satu kali pertemuan. Pada pertemuan ini pelaksanaan pembelajaran belum sesuai dengan rencana. Hal ini
disebabkan a.
Banyak siswa yang tidak aktif dalam bertanya b.
Siswa tidak melakukan diskusi kelompok dengan serius c.
Siswa belum terbiasa dengan metode STAD yaitu belum terbiasa mengerjakan tugas setiap kali pembelajaran berlangsung.
d. Siswa belum mengetahui pasti langkah-langkah pembelajaran
sehingga siswa masih kebingungan.
e. Siswa masih merasa malu dalam mengungkapkan kesulitan
belajarnya. f.
Guru kurang membangkitkan rasa ingin tahu siswa. g.
Kurangnya kualitas interaksi dalam pembelajaran sosiologi. h.
Kurangnya pemusatan siswa terhadap pembelajaran di kelas. i.
Guru belum bisa mengelola kelas dengan baik j.
Keterampilan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sosiologi masih kurang jelas.
Berdasarkan masalah di atas maka masalah tersebut harus segera diatasi oleh peneliti, karena tujuan dari metode STAD adalah untuk
meningkatkan minat bealajar sosiologi siswa. Maka dari itu, peneliti melakukan upaya untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan cara
sebagai berikut: 1.
Memberikan penjelasan mengenai langkah-langkah proses pembelajaran sebelum pembelajaran dimulai
2. Memberikan penjelasan mengenai metode STAD
3. Mengerjakan teskuis setiap pertemuan agar siswa terbiasa yakni
bertujuan untuk meguji kemampuan belajar siswa. 4.
Guru harus bisa mengelola kelas dengan baik. 5.
Guru harus bisa membangkitkan minat belajar siswa dengan metode STAD.
3. Observasi
a. Hasil Observasi Siklus I Mengenai Aktivitas Siswa
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan bahwa pada siklus I siswa tidak siap menikuti pembelajaran karena
sebelumnya siswa tidak memiliki pengetahuan tentang materi yang akan diajarkan, kemudian siswa sulit memahami pelajaran
sosiologi, kurangnya kerjasama dalam diskusi kelompok sehingga kualitas dalam memimpin dalam diskusi tidak ada dan
mengakibatkan siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran. Disamping itu dapat dilihat dalam penguasan konsep belajar siswa
terhadap materi pembelajaran masih tergolong rendah. Dari skor ideal hasil belajar 100, skor perolehan rata-rata pretes hanya 5,46
dan pada saat postes rata-ratanya 7,23 dan N-Gain siklus I hanya mencapai 0,49.
b. Aktivitas Guru peneliti
Hasil observasi
aktivitas guru
dalm kegiatan
proses pembelajaran pada siklus I masih rendah. Hal ini terjadi karena
guru kurang membangkitkan minat rasa ingin tahu siswa, kurang memusatkan siswa terhadap pembelajaran sosiologi, serta media
pembelajaran dengan metode STAD, siswa hanya diberikan hand out adalah kurang efektif dalam penggunaannya. Seharusya disertai
dengan power point atau gambar-gambar untuk membuat proses pembelajaran lebih menarik perhatian siswa.
4. Refleksi
Berdasarkan proses pembelajaran siklus I, masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki ketika akan memberikan tindakan pada siklus II.
Adapun kekurangan yang terjadi pada siklus I adalah seagai berikut: a.
Guru kurang membangkitkan minat atau rasa ingin tahu siswa sehingga siswa kurang respon dengan proses pembelajaran yang
dilaksanakan. b.
Kurangnya pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran sosiologi mengaibatkan siswa tidak sungguh-sunggh
dalam diskusi kelompok c.
Kurang pertimbangan dalam membuat media pembelajaran sosiologi yang mengakibatkan tidak adanya minat belajar sosiologi
d. Guru kurang persiapan dalam menjelaskan materi pelajaran
sosiologi sehingga siswa sulit untuk memahami materi tentang diferensiasi.
Berdasarkan masalah di atas masih banyak yang harus diperbaiki dalam pemberin tindakan guru kepada siswa. Untuk memperbaiki
kekurangan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai
pada siklus I, maka pelaksanaan pada siklus II perlu dibuat pengembangan perencanaan pemberian tindakan berdasarkan hasil
refleksi dari siklus I.
b Siklus II
Siklus kedua ini, terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi
1. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. maka perencanaan di siklus kedua ini lebih dikembangkan agar tercapai sesuai indicator dan
sesuai dengan KKM. Perencanannya adalah sebagai berikut: a.
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran b.
Meningkatkan aktivitas pembelajaran dengan membuat media power point untukmembuat siswa merasa tertarik dengan materi
yang diberikan oleh guru. c.
Mengamati kesulitan belajar siswa d.
Membuat instrument tes, lembar observasi, lembar jurnal harian siswa dan lembar angket
2. Pelaksanaan
1. Suasana pembelajaran sudah mulai baik yakni siswa lebih
antusias, aktif bertanya, mengungkapkan pendapat dan lebih mudah memahami materi pembelajaran
2. Siswa lebih serius dalam mengerjakan tugas yang diberikan
guru 3.
Suasana kelas tidak gaduh sehingga siswa bisa terpusat perhatian pada proses pembelajaran
4. Sebagian besar siswa terlihat senang atau memiliki minat tinggi
dengan metode STAD. 5.
Guru jelas dalam menyampaikan materi sosiologi. 6.
Nada dan intonasi guru dalam menyampaikan materi sosiologi sudah baik.
7. Guru bisa mengamati kesulitan dan kemajuan belajar siswa.
3. Observasi
a. Hasil Observasi Siklus II Mengenai Aktivitas Siswa
Berdasarkan kekurangan pada siklus I, maka pada siklus II . ini ditunjukkan siswa sudah aktif bertanya, mengungkapkan
pendapatnya, kemudian aktif dalam bekerjasama dalam kelompok diskusi untuk menyiapkan diri dalam teskuis yang
akan diuji cobakan. Kemudian dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai pretest siklus II yaitu 5,23 dan rata-rata
postesnya mencapai 8,30. Adapun minat belajar siswa dapat dilihat dengan adanya peningkatan nilai Normal gain di setiap
siklus. N-Gain Siklus I hanya 0,49 sedangkan N-Gain siklus II 0,62.
b. Hasil Observasi Siklus II Mengenai Aktivitas Siswa
Di siklus II ini aktivitas guru mengalami peningkatan yakni ditunjukkan dengan terlaksananya metode STAD yaitu dengan
proses pembelajaran yang menyenangkan untuk siswa. Seperti yang diungkapkan oleh M. Alisuf Sabri mengatakan yang
dimaksud dengan “minat interest adalah suatu kecenderungan
untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan terutama
perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu. Hal ini dibuktikan yakni
terlaksananya guru dalam membangkitkan minat atau rasa ingin tahu siswa sehingga siswa memiliki hasil belajar yang tinggi.
4. Refleksi
Keberhasilan yang dicapai pada siklus II adalah sebagai berikut: 1.
pembelajaran sosiologi dengan metode STAD adalah meningkatkan minat belajar sosiologi siswa yang dibuktikan dengan nilai rata-
rata pretes dan postes yakni siklus II mengalami peningkatan dari hasil rata-rata siklus I yakni N-Gain I hanya 0,49 dan N-Gain II
0,62. 2.
Ditunjukkan dalam aktivitas guru semakin meningkat yang mengarahkan siswa pada pembelajaran yang menyenangkan
dengan metode STAD. 3.
Proses tindakan yang dilakukan nilai yang diperoleh siswa sudah memenuhi KKM yaitu 70 dan indikator.
4. Dari hasil angket dan jurnal harian siswa sebagian besar terdapat
respon yang menyenangkan dalam proses pembelajaran sosiologi dengan metode STAD.
F. Pembahasan Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti dengan guru dan siswa pada penelitian pendahuluan. Ditemui beberapa masalah dalam
pembelajaran sosiologi. Diantaranya adalah kondisi kelas yang gaduh sehingga tidak efektif dalam proses pembelajaran sosiologi dan mengurangi konsentrasi
siswa. Kemudian siswa merasa metode yang diterapkan guru mata pelajaran hanya menggunakan metode yang biasa-biasa saja yakni metode ceramah dan
diskusi sehingga siswa merasa jenuh dalam proses pembelajaran. Hal ini akan menghambat siswa untuk mengembangkan potensi siswa. Pada akhirnya
menyebabkan nilai yang diperoleh tidak memuaskan. Berdasarkan siklus I, siswa tidak belajar aktif, siswa tidak sungguh-sungguh
dalam diskusi kelompok,dan siswa pun tidak mengerti materi yang telah disampaikan oleh guru. Selain itu juga dalam pengamatan siklus I, yang dianggap
kurang adalah guru kurang membangkitkan rasa ingin tahu siswa, kemudian kurangnya kualitas interaksi dalam belajar sosiologi, kurangnya pemusatan siswa
terhadap proses pembelajaran di kelas, selanjutnya guru belum bisa mengelola kelas dengan baik, dan kurangnya keterampilan guru dalam menyampaikan materi
yang disampaikan masih kurang jelas. Ditemui dalam penelitian berdasarkan teori dengan hasil pengamatan di
lapangan. Pada siklus I dalam pelaksanaan metode Student Team Achievement Division STAD, awal pembelajaran dilakukan pretes kemudian guru
menyampaikan materi pembelajaran. Selanjutnya guru menginstruksikan siswa
membuat 4 kelompok untuk berdiskusi, dilanjutkan guru membagi tugas atau kuis berisi 5 soal untuk dikerjakan masing-masing siswa. Tahap selanjutnya, guru
menghitung skor hasil tes, kemudian yang mendapatkan nilai tertinggi akan mendapatkan penghargaan reward yaitu dengan mengumumkan nilai yang
terbaik dalam kelompok. Selanjutnya memberikan postes. Berdasarkan siklus II, ada terdapat perbedaan antara teori dengan pengamatan
di lapangan. siklus II ini, agak berbeda dengan siklus I. Siklus II dalam tahap pelaksanaan setelah diawali pretes kemudian dibuat 4 kelompok diskusi terlebih
dahulu, setelah itu baru kemudian guru menyampaikan materi . selanjutnya guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan berdiskusi, kemudian guru
memberikan kuis 5 soal dikerjakan masing-masing siswa, dan menghitung skor hasil tes. Tahap terakhir adalah melakukan postes. Adapun tujuan peneliti
membedakan tahapan antara siklus I dan siklus II yang memiliki tujuan yaitu agar siswa tidak merasa bosan, siswa lebih bisa diatur sehingga membuat siswa lebih
aktif dan semangat belajar sosiologi dalam pembelajaran kooperatif dengan metode STAD.
Pembelajaran kooperatif dengan metode STAD ditemui dalam pengamatan di lapangan sesuai dengan teori yang diterapkan. Pembelajaran kooperatif dengan
metode STAD terdapat hal positif yaitu melatih siswa untuk kerjasama dengan baik, seluruh peserta didik menjadi lebih siap dalam belajar sosiologi dengan
metode STAD, meningkatkan hasil belajar akademik siswa, penerimaan terhadap keragaman , dan pengembangan keterampilan sosial siswa. Kemudian dalam
pembelajaran kooperatif terdapat pula hal negative yakni anggota kelompok sebagian besar mengalami kesulitan, dan membedakan peserta didik satu dengan
lainnya sehingga perlu diatasi dengan baik. Berdasarkan hasil perhitungan Normal Gain, minat belajar sosiologi
mengalami peningkatan dibandingkan dengan belajar pada siklus I. hal ini dibuktikan dengan metode STAD berhasil meningkatkan minat belajar sosiologi
siswa di MA Pembangunan UIN Jakarta. Rata-rata N-Gain yang diperoleh siklus I adalah 0,48 sedangkan rata-rata N-Gain siklus II adalah 0,62.
93
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian minat belajar sosiologi siswa kelas XI MA
Pembangunan UIN Jakarta tergolong tinggi, hal tersebut dapat dibuktikan dengan berkurangnya nilai dibawah rata-rata. Tiga 3
siswa N-Gainnya tergolong rendah , yakni nilai pretes diperoleh siswa 7 hingga 9, dan nilai postesnya 6 hingga 8. Sedangkan yang
tergolong N-Gainnya sedang yaitu dengan nilai pretes antara 3 hingga 7 dan nilai postesnya 7 hingga 8. Dan 16 siswa tergolong
N-Gainnya tinggi dengan nilai pretes sekitar 3 hingga 7 dan nilai postesnya antara 7 hingga 10. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
siklus I rata-ratanya pretes 5,46 dan postes mancapai 7,23, sedangkan siklus II yakni rata-ratanya pretes 5,23 dan postes 8,30.
Berdasarkan hal ini, 80 siswa mencapai di atas KKM. 2.
Setelah belajar melalui pembelajaran kooperatif dengan metode Student Team Achievement Division STAD, siswa menjadi lebih
menyenangkan seperti aktif bertanya, aktif berpendapat, aktif dalam diskusi kelompok, konsentrasi dalam memahami materi, dan
siswa memiliki kompetensi dalam penguasaan materi sosiologi. Sehingga metode STAD efektif digunakan dalam pembelajaran
sosiologi.
3. Berdasarkan hasil angket, respon siswa setelah belajar sosiologi
dengan metode STAD yakni menunjukkan terjadinya peningkatan minat belajar sosiologi 100 siswa kelas XI MA Pembangunan
UIN Jakarta.
B. Saran
Telah terbukti bahwa minat belajar sosiologi siswa melalui pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan minat blajar sosiologi siswa,
maka penulis sarankan hal-hal sebagai berikut: 1.
Guru sosiologi diharapkan menggunakan metode STAD , karena melalui pembelajarann ini sangat efektif diterapkan pada mata
pelajaran sosiologi siswa dan dapat meningkatkan minat belajar sosiologi siswa. Sehingga bisa menciptakan pembelajaran aktif.
2. Guru hendaknya menerapkan metode yang bervariatif agar tidak
membosankan siswa sehingga minat sosiologi siswa tinggi. 3.
Guru diharapkan melakukan penelitian tindakan kelas karena untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu atau kualitas proses di kelas.
4. Siswa diharapkan aktif dalam proses pembelajaran dengan tujuan
agar menciptakan
pembelajaran yang
menyenangkan dan
menghasilkan hasil belajar yang memuaskan. 5.
Kepala Sekolah seharusnya menganjurkan kepada guru untuk menggunakan metode yang bervariatif dan mengaktifkan siswa.
6. Orang tua seharusnya bisa memotivasi siswa di rumah agar semangat
dalam belajar khususnya dalam belajar sosiologi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Meaningful Learning Re-Invensi kebermaknaan pembelajaran Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. 1, 2007
Arifin, Anwar, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang- undang SISDIKNAS, Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jenderal
Kelembagaan Agama Islam, Cet. 3, , 2003 Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
Cet. 6, 2001 , Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, cet. 4, 2007
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: CV.Atlas, 1998
Friesda, Neng Jamilah F, Penerapan Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Peta Konsep Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Biologi, Jakarta: UIN, Jakarta, 2008. Hernawan, Asep Herry, dkk., Belajar dan Pembelajaran SD, Bandung, UPI Press,
cet. 1, 2007 Imron , Ali, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Pustaka Jaya, Cet. 1, 1996
Isjoni, Pembelajaran Visioner, Jakarta, Pustaka Pelajar, cet. 1, 2007 _ , Pembelajaran Kooperatip, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, cet.1, 2009
Iska, Zikri Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi Brother’s, cet. 1,2006
Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Gaung Persada Press, cet.1, 2009 Junaedi, dkk.., Paket 7-14 Strategi Pembelajaran, Jakarta: PGMI, cet. 1, 2008
Kusumah, Wijaya dan Dwitagama Dedi, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, PT. Indeks, cet. 3, 2009
Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar di Sekolah, Bandung, Remaja Karya CV, 1973
Mulyasa, E, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2003