raya. Untuk free ride publicity, partai Golkar pernah men-sticker ambulan gratis yang dilayangkan sebagai salah satu program sosial Golkar. Bukan hanya itu,
ketika banjir tahunan terjadi di wilayah Jakarta, partai Golkar juga tidak menyia- nyiakan kesempatan melakukan bakti sosial kepada seluruh korban banjir. Selain
mengadakan acara sosial, momentum tersebut juga dapat dijadikan keuntungan tertentu untuk mendapatkan pandangan positif dari masyarakat mengenai
partainya. Publisitas semacam ini disebut sebagai tie-in publicity.
8. Agenda Kebijakan
Dalam menjawab variabel ini, sebenarnya penulis telah memasukan ke dalam rumusan pertanyaan pada variabel perilaku memilih penelitian. Hanya
saja, dikarenakan pertanyaan yang vailid untuk menggali temuan pada variabel ini tidak banyak, peneliti melakukan wawancara untuk mendapatkan hasil
temuan seputar agenda kebijakan publiknya di wilayah RT 07 dan RT 09 Kebon Baru. Di mana agenda kebijakan tersebut terbagi menjadi tiga dimensi yaitu:
a. Support
Dimensi ini menekankan kepada isu yang berkembang di masyarakat dan kesukaan seseorang terhadap iklan yang memengaruhinya untuk
memilih partai tersebut. Pertanyaan tersebut terdapat pada variabel perilaku memili yaitu, “saya suka dengan iklan Golkar, maka memilihnya dan saya
percaya dengan apa yang disampaikan iklan Golkar, maka saya memilihnya.”
Selain itu untuk memperkuat hasil temuan, hal ini dapat peneliti simpulkan dari hasil wawancara peneliti dengan Pak Muhammad sebagai
perwakilan suara warganya. Pada dimensi ini terlihat bahwa ikatan emosional pada suatu partai, orientasi terhadap isu yang berkembang, dan orientasi
terhadap kandidat dapat menjadi bentuk dimensi support yang dapat memengaruhi sikap seseorang untuk memilih.
Ketika terdapat kegiatan menyenangkan bagi seseorang dari suatu berita misalnya dari isu, iklan, ataupun opini yang berkembang dalam masyarakat,
seseorang akan semakin memperkuat keyakinan dalam menentukan pilihannya. Kegiatan support ini juga sesuai dengan tingkat pertama dan
ketiga dalam pengetahuan yang ditransmisikan oleh media. Pengukurannya dilakukan dengan melihat kualitas kandidat atau partai
dari pribadi pemilih. Penelitian ini melakukan wawancara kepada tokoh masyarakat sekitar sebagai perwakilannya. Ikatan emosioal tersebut dapat
terlihat dari kecondongan pribadi seseorang akan suatu partainya contohnya seperti, kesukaannya akan visi, misi, serta program-program kerja yang telah
terlaksana pada masa sebelumnya, maupun program nantinya yang ingin dilaksanakan. Hal tersebut juga menjadi orientasi positif terhadap
kandidatnya. Di mana ketika kita meyakini kandidat tersebut baik, maka kita akan
cenderung menyukai dan memilih nantinya. Kesimpulan tersebut peneliti ambil dari hasil wawancara di bawah ini: