agar kegiatannya ataupun kelompoknya diberitakan melalui media massa secara cuma-cuma.
2. Macam – Macam Publisitas
Pada dasarnya, publisitas bertujuan untuk meningkatkan popularitas suatu partai ataupun kandidatnya di khalayak luas. Publisitas pada praktiknya memiliki
bentuk dalam penyelenggaraannya yang berbeda-beda. Macam-macam publisitas ini ialah:
17
a. Pure publicity yaitu, publisitas yang biasanya memanfaatkan ordinary news kejadian biasa. Karena sebenarnyaa kejadian sehari-hari kita
sangatlah kuat dengan publisitasnya. Contohnya ialah sepanjang terotoar jalan banyak terpasang bendera atau spanduk parti.
b. Paid publicity yaitu, publisitas yang menggunakan cara membeli rubrik, kolom, ataupun air time pada suatu media. Akan tetapi, publisitas ini
berbeda dengan iklan. Publisitas jenis ini penyelenggaraannya lebih elegan dengan masuk di talkshow, editorial, dokumenter, atau rubrik
lainnya yang terkesan tidak dibentuk dan direncanakan. c. Free ride publicity artinya, publisitas yang biasanya memanfaatkan
keberadaan pihak lain dengan menggunakan situasi pihak ketiga maka akan mendapatkan keuntungan. Mislanya dengan cara men-sticker
kopaja-kopaja dengan partai atau kandidatnya agar terlihat oleh orang banyak.
17
Gun Gun Heryanto dan Sulhan Sumaru, Op. Cit, h. 93.
d. Tie-in publicity yaitu, publisitas dengan memanfaatkan extra ordinary news kejadian luar biasa. Biasanya partai-partai menghadiri momentum
tertentu di saat banyak para jurnalis berdatangan, guna mempersuasi khalayak. Misalnya dengan melakukan bakti sosial ketika ada kejadian
banjir di suatu wilayah. Dengan macam-macam tersebut dapat disimpulkan bahwa publisitas adalah
teknik penyiaran berita tentang peristiwa yang diatur atau diciptakan terlebih dahulu untuk kepentingan seseorang, suatu lembaga.
D. Televisi
1. Pengertian Televisi
Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar alam dan gambar hidup suara melalui kabel atau ruang.
18
Televisi merupakan salah satu hal yang membentuk cara berpikir atau pandangan masyarakat terhadap dunia.
Karakteristik televisi menurut Darwanto Sastro Subroto adalah dapat merekam dan menyiarkan peristiwa atau kejadian aktual yang sedang terjadi bersamaan
waktunya dengan saat menonton. Televisi juga mampu menghadirkan sesuatu yang aktual dan secara serempak dapat diterima oleh khalayak penontonnya.
John Corner 1995 membuat tiga poin penting tentang televisi di mana ia membicarakan tentang masuknya politik ke dalam area publik pertelevisian
ketika televisi mengacu pada medium sebagai, suatu ranah manajemen pengetahuan yang lengkap, misalnya bagaimana suatu partai politik mendapatkan
18
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2003, h. 50.