Harga Bayangan Input Penentuan Harga Bayangan

32 asuransi dan pengapalan kemudian dikalikan dengan harga SER berdasarkan nilai tukar yang berlaku. Pada penelitian ini, harga bayangan pupuk urea adalah sebesar Rp 2.699 per kilogram pada tahun 2005 dan sebesar Rp 3.762,4 per kilogram pada tahun 2010. Harga bayangan pupuk TSP adalah sebesar Rp 2.589 per kilogram pada tahun 2005 dan sebesar Rp 4.833 per kilogram pada tahun 2010. Pupuk Poska dan NPK Kujang tidak memiliki harga internasional dan tidak dikenai distorsi kebijakan pemerintah, sehingga pendekatan harga bayangan yang digunakan adalah harga aktual pada tingkat pedagang besar. Harga bayangan pupuk Poska adalah sebesar Rp 2.075 per kilogram pada tahun 2005, dan sebesar Rp 2.048,5 per kilogram pada tahun 2010. Harga bayangan pupuk NPK Kujang adalah sebesar Rp 1.592 per kilogram pada tahun 2005 dan sebesar 1.858,4 per kilogram pada tahun 2010. 2 Pestisida Pestisida yang banyak digunakan pada petani padi di Desa Kondangjaya adalah Decis. Berdasarkan penelitian terdahulu, harga bayangan pestisida ditentukan dengan menghilangkan divergensi berupa pajak penjualan sebesar sepuluh persen dari harga aktual rata-rata. Harga bayangan pestisida adalah sebesar Rp 66.879 per liter pada tahun 2005 dan sebesar Rp 75.285,2 per liter pada tahun 2010. 3 Benih Benih yang digunakan oleh petani di Desa Kondangjaya adalah benih padi jenis Ciherang. Harga bayangan benih berdasarkan harga beli aktual tingkat pedagang besar, karena tidak ada kegagalan pasar maupun kebijakan pemerintah yang dikenakan pada input ini. Harga bayangan benih adalah sebesar Rp 5.308 33 per kilogram pada tahun 2005, dan sebesar Rp 7.604,6 per kilogram pada tahun 2010. 4 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam usahatani beras di Desa Kondangjaya adalah cangkul, parang, dan sprayer. Sebagian besar petani tidak mengerjakan secara langsung setiap proses produksi, melainkan dikerjakan oleh buruh yang membawa peralatan sendiri. Harga bayangan peralatan dihitung berdasarkan nilai penyusutan per tahun yang nilainya sama dengan harga aktualnya, karena tidak ada kegagalan pasar maupun kebijakan pemerintah atas peralatan pertanian tersebut.

4.5.5.3. Harga Bayangan Faktor Domestik

Setiap faktor domestik memiliki cara yang berbeda-beda dalam penentuan harga bayangannya. Hal ini dikarenakan keadaan pasar setiap faktor domestik di lokasi penelitian berbeda. 1 Tenaga Kerja Tenaga kerja pertanian dianggap homogen, karena semua dianggap sebagai tenaga kerja tidak terampil, dan tidak ada perbedaan upah antara tenaga kerja pria dan wanita. Biaya tenaga kerja dihitung per Hari Orang Kerja HOK dengan satu HOK adalah delapan jam kerja dan memiliki upah yang berbeda-beda di tiap aktivitas produksinya. Tenaga kerja lainnya yang digunakan dalam usahatani ini adalah jasa pembajakan sawah oleh sejumlah buruh dengan tarif sebesar Rp 624.220 per hektar lahan. Harga bayangan tenaga kerja pertanian ditetapkan 75 persen dari harga pasar. Hal ini karena selain jumlah tenaga kerja 34 yang banyak, tenaga kerja ini termasuk tenaga kerja kurang terdidik dengan produktivitas yang rendah Sadikin, 2000. 2 Lahan Harga bayangan lahan ditentukan berdasarkan pendapatan yang diperoleh dari hasil produksi tertinggi komoditas lain apabila lahan tidak digunakan untuk memproduksi komoditas yang diteliti Soetriono, 2006. Di Kecamatan Karawang Timur, tanaman yang ditanam oleh petani selain padi adalah tanaman kacang panjang di Desa Pasir Panjang. Oleh karena itu, harga bayangan lahan merupakan pendapatan yang diterima dari usahatani kacang panjang di daerah ini. Berdasarkan perhitungan, harga bayangan lahan pada penelitian ini adalah sebesar Rp 2.856.333 per hektar per satu musim tanam pada tahun 2005, dan sebesar Rp 2.463.561 per hektar per satu musim tanam pada tahun 2010.

4.5.5.4. Harga Bayangan Nilai Tukar Uang

Harga bayangan nilai tukar uang dihitung berdasarkan rumus menurut Gittinger 1986: = Dimana: SERt = Shadow Exchange Rate tahun ke-t Nilai Tukar Bayangan, RpUS OERt = Official Exchange Rate tahun ke-t Nilai Tukar Resmi, RpUS SCFt = Standard Convertion Factor tahun ke-t Faktor Konversi Standar Nilai SCF ditentukan berdasarkan formulasi sebagai berikut: = Dimana: SCFt = Faktor Konversi Standar tahun ke-t Mt = Nilai Impor tahun ke-t Rp