Landasan Hukum Kebijakan Landreform

16 a. Meletakkan dasar-dasar bagi penyusunan hukum agraria nasional yang merupakan alat untuk membawa kemakmuran, kebahagiaan dan keadilan bagi negara dan rakyat tani, dalam rangka masyarakat yang adil dan makmur; b. Meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan dalam hukum pertanahan; c. Meletakkan dasar-dasar untuk memberikan kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah bagi rakyat seluruhnya. Landasan hukum dari kebijakan Landreform selain UUPA antara lain adalah Undang-Undang No. 2 tahun 1960 tentang Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian, Undang-Undang No. 56 tahun 1960 tantang Penetapan Luas Tanah Pertanian, dan Peraturan Pemerintah No. 224 tahun 1961 tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian Direktorat Landreform, 2010.

2.6. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang berkaitan dengan keunggulan kompetitif maupun konversi lahan sawah. Penelitian terdahulu bertujuan untuk membedakan antara penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.

2.6.1. Penelitian Keunggulan Kompetitif

Penelitian mengenai keunggulan kompetitif telah banyak dilakukan, salah satunya adalah penelitian mengenai keunggulan kompetitif dan komparatif jambu biji di Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor oleh Astriana 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani jambu biji ini menguntungkan secara ekonomi dan finansial. Kebijakan pemerintah yang dikenai pada komoditas jambu biji pada penelitian ini adalah proteksi output dan subsidi input. Secara 17 keseluruhan, dampak kebijakan ini berpengaruh negatif, dan mengurangi tingkat keunggulan kompetitifnya. Pada penelitian ini dianalisis sensitivitas usahatani jambu biji di Kecamatan Tanah Sareal dengan melakukan simulasi penurunan harga output sebesar 60 persen dan penurunan harga input sebesar 15 persen. Pada analisis sensitivitas gabungan yang dilakukan, usahatani ini ternyata kehilangan keunggulan kompetitif, namun tetap memiliki keunggulan komparatif. Dewi 2004 meneliti mengenai keunggulan komparatif dan kompetitif serta dampak kebijakan pemerintah pada pengusahaan kedelai di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengusahaan kedelai di Kabupaten Boyolali memiliki keunggulan kompetitif dengan nilai RBP sebesar 0,87. Analisis sensitivitas yang dilakukan adalah simulasi penurunan harga pupuk sebesar 20 persen dan nilai tukar rupiah melemah sebesar empat persen. Hasil analisis sensitivitas adalah keunggulan kompetitif usahatani kedelai tersebut tidak dipengaruhi oleh melemahnya nilai tukar rupiah, tetapi mengalami peningkatan dengan adanya penurunan harga pupuk sebesar 20 persen. Perbedaan penelitian mengenai dampak konversi lahan sawah terhadap keunggulan kompetitif usahatani beras di Kabupaten Karawang dengan penelitian terdahulu adalah adanya masalah konversi lahan sawah yang terjadi di lokasi penelitian. Keunggulan kompetitif dilihat dari dua termin waktu yang berbeda, yaitu saat sebelum terjadinya konversi lahan sawah 2005 dan setelah terjadinya konversi lahan sawah 2010. Hasil dari penelitian ini adalah perbandingan keunggulan kompetitif usahatani beras yang dilihat dari tabel PAM sebelum dan sesudah terjadinya konversi lahan sawah dan rumusan kebijakan dalam menangani permasalah konversi lahan sawah.