Perumusan Masalah PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
5 Perkembangan industri selalu diiringi dengan konversi lahan, karena
industri membutuhkan lahan yang strategis untuk produksi aktivitas pendukung lainnya. Lahan yang dikonversi adalah lahan pertanian berupa sawah atau ladang
yang bertempat pada zonasi kawasan yang dialokasikan sebagai kawasan industri maupun pemukiman. Penetapan zonasi kawasan di Kabupaten Karawang diatur
pada Peraturan Daerah Kabupaten Karawang mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Karawang. Pelaksanaan dan pengawasan RTRW
dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional BPN Kabupaten Karawang, sehingga setiap konversi yang dilakukan harus memiliki surat izin dari BPN
Kabupaten Karawang. Penetapan RTRW Kabupaten Karawang dilakukan setiap lima tahun sekali sesuai dengan masa Pemerintahan Daerah Kabupaten
Karawang. Setiap perubahan RTRW Kabupaten Karawang menyebabkan perubahan penetapan zonasi kawasan di Kabupaten Karawang. Penetapan RTRW
Kabupaten Karawang tahun 2004 memiliki zonasi kawasan industri yang lebih besar dibanding RTRW Kabupaten Karawang sebelumnya, yaitu tahun 1999,
sehingga memicu terjadinya konversi lahan sawah yang lebih besar ditahun 2005 hingga 2010.
Pada Tabel 2 dapat dilihat luas konversi lahan sawah yang terjadi di Kabupaten Karawang berdasarkan izin yang dikeluarkan oleh BPN Kabupaten
Karawang dari tahun 2005 hingga 2010. Konversi lahan sawah terluas terjadi pada tahun 2005, yaitu sebesar 67,2 hektar lahan sawah yang dijadikan
perumahan dan jasa rumah sakit. Sepanjang tahun 2005 hingga 2010 dibangun sembilan perumahan di Kabupaten Karawang. Pembangunan perumahan ini
bermula dari banyaknya pembangunan pabrik dan industri di Kabupaten
Tahun Luas Lahan
Konversi Ha Kondisi Lahan Awal
Kondisi Lahan Akhir 2005
14,0 53,0
0,2 Sawah 2x panen
Sawah 1x panen Sawah 2x panen
Perumahan Perumahan
Jasa 2006
22,0 Sawah 2x panen
Perumahan 2007
0,6 Sawah 2x panen
Jasa 2008
32,0 5,0
14,5 Sawah 2x panen
Sawah 1x panen Sawah 2x panen
Perumahan Perumahan
Jasa 2009
12,0 3,0
4,0 3,6
3,0 Sawah 2x panen
Sawah 1x panen Sawah 1x panen
Sawah 2x panen Sawah 1x panen
Perumahan Perumahan
Industri Jasa
Jasa
2010 30,0
23,1 1,6
0,3 Sawah 2x panen
Sawah 1x panen Sawah 1x panen
Sawah 2x panen Perumahan
Perumahan Industri
Jasa
2000 4000
6000 8000
10000 12000
2005 2006
2007 2008
2009
to n
Tahun
produksi padi ladang
7 Berdasarkan Gambar 2, dapat ditunjukkan bahwa pada tahun 2006 terjadi
penurunan produksi padi ladang yang signifikan, yaitu menurun sebesar 3.700 ton dari tahun 2005. Hal ini merupakan dampak dari implementasi RTRW Kabupaten
Karawang yang dilaksanakan pada tahun 2005. Pada tahun 2006 hingga 2008 jumlah produksi padi ladang mengalami peningkatan sebesar 5.806 ton, namun
terjadi penurunan produksi kembali pada tahun 2009 yaitu menurun sebesar 1.088 ton . Fluktuasi produksi padi ladang ini bergantung pada tingkat konversi lahan
sawah di Kabupaten Karawang pada tahun sebelumnya. Tingginya produksi padi ladang pada tahun 2007 dan 2008 disebabkan oleh rendahnya konversi lahan
sawah pada tahun 2006 dan 2007 yang ditunjukkan pada Tabel 2. Adapun rendahnya produksi padi ladang pada tahun 2006 dan 2009 disebabkan oleh
tingginya konversi lahan sawah pada tahun 2005 dan 2008. Kecamatan Karawang Timur merupakan kecamatan yang mengalami
konversi lahan sawah terluas pada tahun 2010, yaitu seluas 61,5 hektar BPN Kabupaten Karawang, 2010. Konversi lahan sawah meningkatkan harga
beberapa input pertanian, seperti harga sewa lahan sawah dan upah tenaga kerja untuk usahatani beras yang menurunkan keuntungan petani. Penurunan
keuntungan karena peningkatan harga input mempengaruhi tingkat keunggulan kompetitif usahatani beras di Kabupaten Karawang.
Berdasarkan uraian di atas, maka beberapa perumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana keunggulan kompetitif usahatani beras di Kabupaten Karawang sebelum dan sesudah terjadinya konversi lahan sawah?
8 2. Bagaimana kebijakan yang dapat dilakukan
dalam upaya mengatasi
permasalahan konversi lahan sawah di Kabupaten Karawang?