Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

9 yang diolah merupakan data produksi dan biaya produksi usahatani beras pada tahun 2005 dan 2010. Berdasarkan fakta yang ada, dampak penetapan RTRW Kabupaten Karawang tahun 2004 baru mulai terjadi pada tahun 2006. Oleh karena itu, dalam penelitian ini diasumsikan tahun 2005 belum terjadi konversi lahan sawah. Sedangkan tahun 2010 diasumsikan telah terjadi konversi lahan sawah akibat penetapan RTRW Kabupaten Karawang tahun 2004 tersebut. Pada tahun 2006 sampai tahun 2010 telah terjadi konversi lahan sawah, namun pada penelitian ini hanya tahun 2010 yang diambil sebagai tahun terjadinya konversi lahan sawah. Kebijakan Landreform pada penelitian ini diasumsikan berupa pendistribusian lahan garapan petani pada lokasi dan kondisi lahan yang sama. Oleh karena itu, tidak ada biaya produksi tambahan pada usahatani beras di Kabupaten Karawang dengan adanya penetapan kebijakan Landreform. 10

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Beras

Beras adalah gabah yang bagian kulitnya sudah dibuang dengan cara digiling menggunakan alat pengupas dan penggiling. Gabah yang hanya terkupas bagian kulit luarnya disebut beras pecah kulit brown rice. Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati, yaitu sekitar 80 persen. Jika gabah tidak melalui penggilingan, bekatul dari gabah banyak mengandung vitamin B1, protein, lemak, vitamin B2, dan niasin 3 . Secara nasional, sekitar 55 persen konsumsi kalori dan 45 persen konsumsi protein di tingkat rumah tangga berasal dari beras Irawan, 2004. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan produksi beras berperan penting dalam pemenuhan kecukupan konsumsi gizi rumah tangga dan ketahanan pangan nasional. Hasil kajian tim studi dari East AsianASEAN Rice Reverse System pada tahun 2002, menyimpulkan bahwa perubahan di pasar beras internasional disebabkan antara lain oleh: 1 terjadinya peningkatan produksi beras di negara- negara anggota ASEAN, China, dan India; 2 berkembangnya sarana transportasi dan komunikasi yang meningkatkan akses pasar dan membantu petani dalam menurunkan kehilangan hasil dalam proses pemasaran; 3 menurunnya laju peningkatan konsumsi beras karena peningkatan pendapatan dan urbanisasi; dan 4 terjadinya evolusi pasar, yaitu meningkatnya investasi di bidang produksi padiberas serta jumlah pedagang besar di pasar beras internasional. 3 www.gizi.net diakses pada 13 Februari 2011 11

2.2. Kebijakan Perberasan Nasional

Dalam rangka meningkatkan pendapatan petani dan mencapai ketahanan pangan nasional, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan pembangunan ekonomi perberasan nasional. Dimulai dari program Bina Massal Bimas dari tahun 1965 hingga 1966, kemudian dilanjutkan dengan program Instruksi Massal Inmas pada tahun 1967. Setelah itu diikuti dengan Instruksi Khusus Insus dan Supra Insus. Sepanjang tahun 1970 hingga awal 1980, dilakukan investasi besar-besaran pada infrastruktur pertanian, pengembangan benih unggul serta pestisida, dan subsisi pada pupuk untuk petani. Pembangunan yang dilakukan hingga tahun 1984 ini disebut sebagai revolusi hijau. Hasil dari revolusi hijau terlihat dari adanya surplus pada produksi beras atau yang dikenal dengan sebutan swasembada beras. Seiring berkembangnya liberalisasi perdagangan internasional, dari tahun 1984 hingga 1993 rutin dilakukan impor beras yang tiap tahunnya mencapai 160 ribu ton. Jumlah ini kemudian meningkat menjadi rata-rata 1,10 juta tontahun pada periode 1994-1997. Pada masa krisis 1998-2000 jumlah ini meningkat lagi menjadi 4,65 juta tahun. Walau kemudian ada sedikit penurunan, sepanjang 2001- 2005, impor beras bertahan di atas dua juta ton pertahunnya, yang membuat Indonesia praktis selalu berada pada lima besar negara pengimpor beras 4 . Menurut Suryana dan Hermanto 2004, kebijakan perberasan nasional pada garis besarnya mencakup lima instrumen, yaitu 1 peningkatan produksi; 2 diversifikasi; 3 kebijakan harga; 4 kebijakan impor; dan 5 distribusi beras 4 www.dismal-science-indonesia-and-fantasy.blogspot.comdilema-kebijakan-perberasan diakses pada 13 Februari 2011