Harga Bayangan Faktor Domestik

34 yang banyak, tenaga kerja ini termasuk tenaga kerja kurang terdidik dengan produktivitas yang rendah Sadikin, 2000. 2 Lahan Harga bayangan lahan ditentukan berdasarkan pendapatan yang diperoleh dari hasil produksi tertinggi komoditas lain apabila lahan tidak digunakan untuk memproduksi komoditas yang diteliti Soetriono, 2006. Di Kecamatan Karawang Timur, tanaman yang ditanam oleh petani selain padi adalah tanaman kacang panjang di Desa Pasir Panjang. Oleh karena itu, harga bayangan lahan merupakan pendapatan yang diterima dari usahatani kacang panjang di daerah ini. Berdasarkan perhitungan, harga bayangan lahan pada penelitian ini adalah sebesar Rp 2.856.333 per hektar per satu musim tanam pada tahun 2005, dan sebesar Rp 2.463.561 per hektar per satu musim tanam pada tahun 2010.

4.5.5.4. Harga Bayangan Nilai Tukar Uang

Harga bayangan nilai tukar uang dihitung berdasarkan rumus menurut Gittinger 1986: = Dimana: SERt = Shadow Exchange Rate tahun ke-t Nilai Tukar Bayangan, RpUS OERt = Official Exchange Rate tahun ke-t Nilai Tukar Resmi, RpUS SCFt = Standard Convertion Factor tahun ke-t Faktor Konversi Standar Nilai SCF ditentukan berdasarkan formulasi sebagai berikut: = Dimana: SCFt = Faktor Konversi Standar tahun ke-t Mt = Nilai Impor tahun ke-t Rp 35 Tmt = Pajak Impor tahun ke-t Rp Xt = Nilai Ekspor tahun ke-t Rp Txt = Pajak Ekspor tahun ke-t Rp Pada penelitian ini, nilai SCF dan SER pada tahun 2005 masing-masing adalah sebesar 99,39 persen dan Rp 9.773. Pada tahun 2010 nilai SCF dan SER masing-masing adalah sebesar 99,47 persen dan Rp 9.130.

4.6. Matriks Analisis Kebijakan Policy Analysis Matrix

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis matriks kebijakan Policy Analysis Matrix. Tujuan dari penggunaan sebuah tabel PAM untuk analisis suatu usahatani memungkinkan seseorang untuk menghitung tingkat keuntungan privat, yaitu sebuah ukuran daya saing usahatani pada tingkat harga pasar atau harga aktual. Tujuan kedua dari analisis PAM adalah menghitung tingkat keuntungan sosial sebuah usahatani yang dihasilkan dengan menilai output dan biaya pada tingkat harga efisiensi social opportunity cost. Tujuan lain dari analisis PAM adalah menghitung transfer effects, sebagai dampak dari suatu kebijakan. Tiga tujuan utama dari metode PAM pada hakekatnya ialah memberikan informasi dan analisis untuk membantu pengambil kebijakan pertanian dalam ketiga isu sentral diatas Pearson et al., 2005. Tabel PAM terdiri dari matriks yang disusun berdasarkan hasil analisis finansial privat dan analisis ekonomi sosial. Penerimaan dan biaya produksi pada harga finansial dan harga sosial dibagi menjadi komponen tradable asing dan nontradable domestik. Input yang digunakan seperti pupuk, pestisida, benih, peralatan, lahan dan lain-lain dipisahkan menjadi input yang dapat diperdagangkan dan faktor domestik Pearson et al., 2005.