Penyemprotan Pestisida Pemanenan Proses Produksi Usahatani Beras di Desa Kondangjaya

57

5.5.2.7. Perontokan

Perontokan adalah proses memisahkan gabah dari padi yang dipanen. Buruh tani merontokkan padi hingga hanya gabah basah berupa Gabah Kering Panen GKP yang diambil. Proses perontokan sawah seluas satu hektar dilakukan oleh sepuluh buruh tani selama dua hari berturut-turut. Besar upah rata-rata buruh tani di Desa Kondangjaya untuk perontokan adalah Rp 24.969 pada tahun 2005 dan Rp 24.337 pada tahun 2010 per hektarnya.

5.5.2.8. Penjemuran

Penjemuran dilakukan untuk mengurangi kadar air dalam gabah, sehingga gabah berubah dari GKP menjadi Gabah Kering Giling GKG dan siap dijual. Penjemuran gabah biasanya dilakukan oleh petani penggarap, bukan mempekerjakan buruh tani lainnya. Hal ini dikarenakan penjemuran disesuaikan dengan waktu penjualan gabah ke tengkulak. Petani hanya menjemur gabah saat ingin menjual gabah tersebut. 58

VI. PERBANDINGAN KEUNGGULAN KOMPETITIF DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA USAHATANI BERAS SEBELUM

DAN SESUDAH KONVERSI LAHAN SAWAH Keunggulan kompetitif usahatani beras diukur menggunakan Policy Analysis Matrix PAM. Pada penelitian ini, keunggulan kompetitif usahatani beras di Kabupaten Karawang ditunjukkan oleh keunggulan kompetitif usahatani beras di Desa Kondangjaya. Keunggulan kompetitif usahatani beras di Desa Kondangjaya dihitung dari dua termin waktu yang berbeda, yaitu sebelum terjadinya konversi lahan sawah 2005 dan sesudah terjadinya konversi lahan sawah 2010. Perbandingan keunggulan kompetitif usahatani beras sebelum dan sesudah konversi lahan sawah dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan tabel PAM tahun 2005 dengan tabel PAM tahun 2010.

6.1. Perbandingan Tabel PAM Usahatani Beras di Desa Kondangjaya Tahun 2005 dan Tahun 2010

Tahun 2005 dianggap sebagai tahun sebelum terjadi konversi lahan sawah di Kabupaten Karawang. Perhitungan keunggulan kompetitif usahatani beras sebelum terjadinya konversi lahan sawah menggunakan biaya produksi dan penerimaan pada tahun 2005 dengan memperhitungkan inflasi yang terjadi. Hasil perhitungan menggunakan model PAM untuk usahatani beras di Desa Kondangjaya secara singkat dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Policy Analysis Matrix PAM Usahatani Beras di Desa Kondangjaya Tahun 2005 RpHa Uraian Penerimaan Biaya Input Keuntungan Tradable Faktor Domestik Privat 13.010.030 86.388 9.900.921 3.022.720 Sosial 7.774.292 88.207 7.463.795 222.290 Dampak Kebijakan 5.235.738 -1.818 2.437.126 2.800.430 Sumber: Data Primer, diolah 2011