56 gulma yang bisa menyebabkan persaingan dalam mendapatkan ruang, cahaya
matahari, maupun unsur hara dari tanah. Penyiangan lahan seluas satu hektar dilakukan menggunakan parang atau golok oleh tujuh buruh tani selama dua hari.
Pelaksanaan penyiangan biasanya bergantung pada banyak tidaknya tanaman liar yang tumbuh di sekitar benih yang sudah ditanam. Besar upah rata-rata buruh tani
di Desa Kondangjaya untuk penyiangan lahan sawah satu hektar adalah Rp 22.472 pada tahun 2005 dan Rp 27.379 pada tahun 2010.
5.5.2.5. Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan dilakukan untuk mencegah penyakit tanaman yang berasal dari hama maupun binatang perusak lainnya. Pestisida yang digunakan selama
satu musim tanam untuk sawah seluas satu hektar adalah sebanyak lima liter yang diberikan sebanyak dua hingga tiga kali oleh enam buruh tani. Penyemprotan
pestisida disesuaikan keadaan, yaitu apabila terlihat gejala penyakit maupun kerusakan pada tanaman padi tersebut. Besar upah rata-rata buruh tani di Desa
Kondangjaya untuk penyemprotan pestisida pada satu hektar sawah adalah Rp 24.969 pada tahun 2005 dan Rp 36.505 pada tahun 2010.
5.5.2.6. Pemanenan
Pemanenan adalah proses pemotongan tanaman padi yang dianggap sudah matang, yaitu menguning dan berbulir. Pemanenan satu hektar sawah biasanya
dilakukan selama 100 hari setelah penanaman. Pemanenan dilakukan oleh 20 buruh tani selama dua hingga tiga hari. Besar upah rata-rata buruh tani di Desa
Kondangjaya untuk pemanenan satu hektar sawah adalah Rp 31.211 pada tahun 2005 dan Rp 32.449 pada tahun 2010.
57
5.5.2.7. Perontokan
Perontokan adalah proses memisahkan gabah dari padi yang dipanen. Buruh tani merontokkan padi hingga hanya gabah basah berupa Gabah Kering
Panen GKP yang diambil. Proses perontokan sawah seluas satu hektar dilakukan oleh sepuluh buruh tani selama dua hari berturut-turut. Besar upah rata-rata buruh
tani di Desa Kondangjaya untuk perontokan adalah Rp 24.969 pada tahun 2005 dan Rp 24.337 pada tahun 2010 per hektarnya.
5.5.2.8. Penjemuran
Penjemuran dilakukan untuk mengurangi kadar air dalam gabah, sehingga gabah berubah dari GKP menjadi Gabah Kering Giling GKG dan siap dijual.
Penjemuran gabah biasanya dilakukan oleh petani penggarap, bukan mempekerjakan buruh tani lainnya. Hal ini dikarenakan penjemuran disesuaikan
dengan waktu penjualan gabah ke tengkulak. Petani hanya menjemur gabah saat ingin menjual gabah tersebut.