12 untuk keluarga miskin. Selain itu terdapat juga kebijakan pemerintah di sektor
lain yang berpengaruh pada pertanian, seperti kebijakan pemanfaatan lahan yang didalamnya terdapat aturan dalam pelaksanaan konversi lahan.
2.3. Konversi Lahan Pertanian
Lahan merupakan sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat luas dalam memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Dari sisi ekonomi, lahan
merupakan input tetap yang utama bagi berbagai kegiatan produksi komoditas pertanian dan nonpertanian. Pada umumnya permintaan komoditas pertanian
terutama komoditas pangan akan lahan terhadap pendapatan bersifat kurang elastis dibandingkan permintaan komoditas nonpertanian. Konsekuensinya adalah
pembangunan ekonomi untuk meningkatkan pendapatan cenderung menyebabkan naiknya permintaan lahan untuk kegiatan nonpertanian dibandingkan kenaikan
permintaan lahan untuk kegiatan pertanian. Hal ini tentu saja memacu terjadinya konversi lahan pertanian Irawan, 2004.
Menurut Rusastra dan Budhi 1997, konversi lahan pertanian merupakan suatu proses alami yang terkait dengan tiga masalah, yaitu kelangkaan lahan,
dinamika pembangunan, dan pertumbuhan penduduk. Isu yang berkaitan dengan konversi lahan pertanian semakin marak diperdebatkan sejak diterbitkannya hasil
sensus pertanian yang mengungkapkan bahwa antara tahun 1983 hingga 1993 telah terjadi penyusutan lahan pertanian 1,28 juta hektar. Kondisi yang seperti ini
sulit dihindari, mengingat pemanfaatan lahan untuk kegiatan nonpertanian lebih memberi keuntungan finansial dibanding pemanfaatan lahan untuk kegiatan
pertanian. Hal ini tercermin pada harga sewa lahan untuk kegiatan pertanian yang lebih rendah dibandingkan kegiatan non pertanian.
13 Menurut Irawan 2005, konversi lahan sawah yang terjadi bersifat
kumulatif dan progresif. Konversi lahan sawah bersifat kumulatif berarti bahwa jika terjadi konversi lahan sawah yang menyebabkan hilangnya potensi produksi
padi sebesar x
1
dan x
2
pada dua tahun berturut-turut, maka total potensi produksi yang hilang adalah sebesar x
1
ditambah x
2
. Sedangkan konversi lahan sawah yang bersifat progresif mengandung arti bahwa konversi lahan sawah akan semakin
besar tiap tahunnya. Di tingkat wilayah, menurut Pakpahan dan Anwar 1989, konversi lahan
pertanian secara tidak langsung dipengaruhi oleh perubahan struktur ekonomi, pertumbuhan penduduk, arus urbanisasi, dan konsistensi implementasi rencana
tata ruang. Sedangkan secara tidak langsung, konversi lahan pertanian dipengaruhi oleh pertumbuhan pembangunan sarana transportasi, pertumbuhan
lahan untuk industri, pertumbuhan saranan pemukiman, dan sebaran lahan pertanian.
2.4. Teori dan Sejarah Penerapan Kebijakan Landreform
Landreform merupakan langkah kebijakan pemerintah dalam menjalankan Reformasi Agraria yang tertuang pertama kali pada Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria UUPA. Reformasi Agraria dapat tercapai apabila Landreform dan Access Reform dapat dijalankan
beriringan. Landreform adalah penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah berdasarkan hukum dan
peraturan perundangan pertanahan. Access Reform merupakan proses penyediaan akses bagi
penerima manfaat terhadap sumber-sumber ekonomi dan politik, seperti partisipasi ekonomi-politik, modal, pasar, teknologi, pendampingan, peningkatan