Alokasi Biaya Produksi Metode Pengolahan dan Analisis Data

29 peralatan, dan biaya lainnya digolongkan ke dalam komponen biaya domestik. Alokasi biaya produksi dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Alokasi Komponen Biaya Input-Output dalam Komponen Domestik dan Asing No Uraian Finansial Ekonomi Domestik Asing Pajak Domestik Asing A Penerimaan Output 1 Output Padi 98.9 0.0 1.1 100.0 0.0 B Input Produksi 1 Pupuk a. Urea 92.0 7.8 0.2 92.2 7.8 b. TSP 92.0 7.8 0.2 92.2 7.8 c. Poska 92.0 7.8 0.2 92.2 7.8 d. NPK kujang 92.0 7.8 0.2 92.2 7.8 2 Obat-obatan a. Decis 98.7 0.0 1.3 100.0 0.0 3 Tenaga Kerja 98.3 0.0 1.7 100.0 0.0 4 Penyusutan peralatan 96.8 0.0 3.2 100.0 0.0 5 Sewa lahan 98.0 0.0 2.0 100.0 0.0 6 Pajak bumi dan bangunan 98.5 0.0 1.5 100.0 0.0 7 Jasa traktor 98.3 0.0 1.7 100.0 0.0 Sumber : Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2005, diolah 2011

4.5.4. Alokasi Biaya Tataniaga

Biaya tataniaga adalah biaya yang dikeluarkan untuk menambah nilai atau kegunaan suatu barang akibat perubahan kegunaan tempat, kegunaan bentuk, dan kegunaan waktu Gittinger, 1986. Biaya tataniaga dihitung dari seluruh biaya tataniaga dari daerah produsen hingga ke konsumen, atau dari daerah produsen sampai ke pelabuhan ekspor atau dari pelabuhan impor sampai ke konsumen.

4.5.5. Penentuan Harga Bayangan

Harga bayangan adalah nilai ekonomi dari suatu barang atau jasa yang menggambarkan biaya oportunitas biaya oportunitas: nilai barang atau jasa yang 30 dikorbankan untuk alternatif penggunaan yang terbaik terhadap masyarakat Gittinger, 1986. Menurut Pearson et al. 2005, harga sosial harga efisien untuk barang- barang tradable adalah harga internasional harga dunia untuk barang sejenis comparable yang merupakan ukuran social opportunity cost terbaik bagi barang-barang tersebut. Untuk barang-barang impor, harga impor barang tersebut menunjukkan opportunity cost dalam menghasilkan tambahan satu unit produk untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Sedangkan untuk barang-barang ekspor, harga ekspor barang tersebut menunjukan opportunity cost satu unit tambahan produksi domestik untuk diekspor, bukan dikonsumsi dalam negeri.

4.5.5.1. Harga Bayangan Output

Menurut Pearson et al. 2005, harga bayangan output tradable yang digunakan adalah harga yang berlaku pada perbatasan negara border price, baik ketika barang tersebut tiba dari luar negeri impor, maupun saat produk akan dikirim ke luar negeri ekspor. Harga bayangan untuk produk yang akan diekspor disebut harga FOB free on board, yaitu harga di pelabuhan yang dikonversikan dengan nilai tukar rupiah lalu dikurangi biaya transportasi dan tataniaga. Harga bayangan untuk output yang diimpor adalah harga CIF cost of insurance freight yang ditambah biaya tataniaga. Lain halnya dengan output nontradable, harga bayangan untuk output nontradable diestimasi dengan mengurangkan divergensi baik karena distorsi kebijakan maupun kegagalan pasar dari nilai privatnya. Jika dampak divergensi sulit diestimasi, selanjutnya dengan mencari harga barang substitusinya untuk dijadikan proxy dari harga sosial barang-barang nontradable. Alternatif lainnya yaitu dengan menggunakan harga barang atau substitusinya di