Tataniaga Benih Ikan Gurame

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga

Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi tataniaga dalam mengalirnya barang atau jasa produk dari petani produsen sampai ke konsumen akhir. Kegiatan budidaya ikan gurame terbagi atas beberapa pola produksi seperti pemijahan, pembenihan, pendederan dan pembesaran. Dimana didalam pola produksi tersebut terdapat kegiatan usaha yang memiliki segmentasi pasar masing-masing. Sehingga tataniaga ikan gurame didesa Pabuaran terbagi atas dua jenis yakni tataniaga benih ikan gurame dari hasil pendederan dan tataniaga ikan gurame konsumsi dari hasil pembesaran. Pada tataniaga ikan gurame benih maupun konsumsi di desa Pabuaran petani menjual seluruh hasil panennya melalui pedagang pengumpul, sehingga petani tidak menanggung biaya pemanenan seperti pengangkutan, pengemasan dan tenaga kerja pada saat pemanenan. Pedagang pengumpul tataniaga benih ikan gurame hanya ada satu orang dan berasal dari desa Petir. Sedangkan pedagang pengumpul tataniaga ikan gurame konsumsi terdiri dari dua orang responden yang berasal dari desa Petir dan desa Cibeureum. Pedagang pengumpul responden yang berasal dari desa Petir mengangkut hasil panen dari petani yaitu benih ikan gurame berukuran 11 cm dengan bobot 166 gram dan ikan gurame konsumsi ukuran 500 gram dan 800 gram. Pedagang pengumpul yang berasal dari desa Cibeureum mengangkut hasil panen dari petani yaitu ikan gurame konsumsi ukuran 500 gram dan 800 gram. Ukuran benih ikan gurame yaitu 166 gram dan ukuran ikan gurame konsumsi 500 gram dan 800 gram dapat dilihat pada lampiran 7 dan 8 gambar 4,9, dan 10.

6.1.1 Tataniaga Benih Ikan Gurame

Kegiatan budidaya yang dilakukan petani yaitu pemijahan, pendederan, pembenihan dan pembesaran ikan gurame. Satu petani dengan petani lainnya saling bekerjasama dalam memenuhi kebutuhan benih ikan gurame. Kerjasama 59 yang dilakukan petani contohnya saling membantu untuk memenuhi kebutuhan benih antar petani dengan cara barter benih dibayar dengan benih. Adanya kerjasama antar petani dikarenakan kegiatan budidaya tersebut dilakukan secara tidak intensif yaitu usaha pemijahan, dan pendederan benih dari ukuran larva sampai dengan ukuran 8-11cm dilakukan dikolam tanah. Sehingga menyebabkan tingginya tingkat kematian benih. Ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya tingkat kematian benih dikolam tanah seperti hujan terus menerus, adanya hama seperti uncrit dan pencemaran air. Petani di desa Pabuaran lebih banyak menjual benih ukuran 8-11 cm dikarenakan meningkatnya permintaan benih oleh petani pembesaran. Petani pembesaran melakukan kegiatan usaha budidaya pembesaran ikan gurame sampai ukuran konsumsi. Tetapi karena tingginya tingkat kematian benih ikan gurame yaitu mencapai 40 persen menyebabkan produksi benih ikan gurame didesa Pabuaran tidak dapat mengimbangi permintaan benih yang mencapai sekitar 70 – 80 persen oleh petani pembesaran di luar desa Pabuaran. Sehingga penjualan atau pemanenan benih dilakukan petani ketika adanya kesepakatan antar pedagang pengumpul contohnya harga benih, jumlah benih dan ukuran bobot benih yang akan di panen disesuaikan dengan permintaan petani pembesaran. Jumlah produksi benih seluruh petani rata-rata satu bulan sebanyak 15.000 ekor dengan rata-rata luas kolam 30 m 2 . Petani melakukan pemanenan satu minggu sekali. Pada saat penelitian, petani menjual benih sebanyak 5000 ekor benih kepada pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul memasarkan benih kepada petani pembesaran sesuai dengan permintaannya sebanyak 5000 ekor. Dikarenakan jarak yang jauh dari daerah pemanenan menyebabkan benih stress yang mengakibatkan kematian benih diperjalanan maka sampai ke petani pembesaran sebanyak 4900 ekor. Kematian benih diperjalanan pada saat pemasaran dan seluruh biaya pemanenan seperti tenaga kerja pada saat pemanenan, pengangkutan, pengemasan ditanggung oleh pedagang pengumpul. harga jual benih ikan gurame ditingkat petani sebesar Rp 3.500,00. Pedagang pengumpul menjualnya kembali kepada petani pembesaran sebesar Rp 4.250,00 sehingga marjin yang diperoleh sebesar Rp 750,00. Skema saluran tataniaga benih ikan gurame di desa Pabuaran, kecamatan Kemang dapat dilihat pada Gambar 4 Rp 3.500 Rp 4.250 Rp 750 Pedagang pengumpul 5000 ekor benih Petani pembesaran di luar Desa Pabuaran 4900 ekor benih Petani 5000 ekor benih Gambar 4. Skema Saluran Tataniaga benih ikan gurame di Desa Pabuaran, Kecamatan Kemang. Skema diatas menggambarkan bahwa aliran tataniaga benih ikan gurame dari petani menjual kepada pedagang pengumpul benih dan pedagang pengumpul menjualnya kepada petani pembesaran di luar desa Pabuaran untuk dibesarkan sampai ukuran ikan gurame konsumsi yakni 800 dan 500 gram. Dalam menjalankan proses tataniaga benih ikan gurame, pedagang pengumpul datang langsung ke empang petani dan menanyakan persediaan ikan gurame, dari ukuran telur, benih dan konsumsi, sambil menanyakan jadwal panen. Pada saat panen benih ikan gurame, Pedagang pengumpul dari luar lokasi penelitian mengambil benih ikan gurame langsung ke petani dan mensortir benih ikan gurame sesuai dengan pemesanan dan permintaan konsumen benih. Seluruh petani responden menjual benih ikan gurame kepada pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul benih ikan gurame hanya ada satu orang dan merupakan pedagang pengumpul ikan gurame konsumsi. Pedagang pengumpul berasal dari desa Petir dan berada di luar kecamatan kemang, memiliki modal yang cukup besar sehingga dapat menampung benih ikan gurame dan ikan gurame konsumsi. Petani memasarkan benih ikan gurame kepada pedagang pengumpul dikarenakan pemanenan dan pengangkutan dilakukan oleh pedagang pengumpul sehingga petani dapat menghemat biaya, penimbangan juga dilakukan di depan petani agar tidak terjadi kesalah pahaman serta menimbulkan saling percaya. Sehingga pedagang pengumpul merupakan pedagang perantara yang paling 60 61 berpengaruh dari saluran tataniaga benih ikan gurame, karena petani masih menjual seluruh hasil panen kepada pedagang pengumpul. Pada saluran tataniaga benih ikan gurame, pedagang pengumpul melakukan pengangkutan benih ikan gurame ukuran 8-11 cm yaitu 166 gram. pedagang pengumpul menggunakan pengangkutan terbuka dimana benih ikan gurame dimasukkan ke jerigen berkapasitas 20 liter dan diisi air sebanyak 23 bagian dari volume jerigen. Alat angkutan yang digunakan untuk mengangkut benih ikan gurame yaitu mobil pick up bak terbuka dan sepeda motor.

6.1.2 Tataniaga ikan gurame konsumsi