Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Tataniaga Ikan Gurame (Osphronemus gouramy Lac.) Di Desa Pabuaran, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor

33

3.1.8.3 Rasio Keuntungan Terhadap Biaya

Tingkat efisiensi tataniaga dapat juga diukur melalui besarnya rasio keuntungan terhadap biaya tataniaga. Rasio keuntungan dan biaya tataniaga ialah untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diterima atas biaya tataniaga yang dikeluarkan pada lembaga tataniaga. Dengan demikian semakin meratanya penyebaran rasio keuntungan dan biaya, maka dari segi operasional system tataniaga semakin efisien Limbong dan Sitorus,1987

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Kementrian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2010 menetapkan bahwa Desa Pabuaran, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor merupakan salah satu desa pengembangan komoditas unggulan yaitu ikan gurame guna meningkatkan produktivitas ikan gurame di Kabupaten Bogor. Petani melakukan kegiatan budidaya ikan gurame seperti pemijahan, pembenihan, pendederan, dan pembesaran. Kegiatan budidaya yang dilakukan memiliki pola produksi. Di dalam pola produksi tersebut terdapat kegiatan usaha yang memiliki segmentasi pasar masing-masing. Sistem tataniaga terbentuk dengan beberapa lembaga tataniaga yang terlibat, Lembaga-lembaga tataniaga yang terlibat dalam pemasaran tataniaga ikan gurame disebut suatu sistem tataniaga ikan gurame. Sistem tataniaga ikan gurame di Desa Pabuaran terbagi atas dua jenis yaitu tataniaga benih ikan gurame dan tataniaga ikan gurame konsumsi. Adanya tataniaga benih dan ukuran konsumsi berawal dari tingginya permintaan benih ikan gurame dan gurame ukuran konsumsi oleh petani pembesaran, konsumen antara dan rumah tangga menyebabkan pasokan benih ikan gurame dan gurame ukuran konsumsi tidak dapat memenuhi permintaan pasar. Salah satu penyebabnya budidaya yang dilakukan tidak intensif sehingga tidak dapat mengimbangi permintaan pasar. Tataniaga ikan gurame konsumsi terbentuk adanya ketetapan harga ditingkat pedagang pengumpul dan pedagang pengecer, dikarenakan masuknya pasokan ikan dari luar kabupaten bogor, sehingga pedagang pengumpul melindungi harga ikan gurame konsumsi lokal. Adapun lembaga-lembaga tataniaga yang terlibat dalam sistem tataniaga ikan gurame ialah pedagang pengumpul, pedagang 34 pengecer yang dapat membantu para petani ikan dalam memasarkan hasil budidaya ikannya. Penelitian ini menganalisis tataniaga ikan gurame di desa Pabuaran, Kecamatan Kemang dengan menggunakan analisis kualitatif meliputi analisis saluran tataniaga yang digunakan untuk mengidentifikasi lembaga-lembaga yang terlibat dalam tataniaga ikan gurame, identifikasi fungsi-fungsi tataniaga yang dilaksanakan oleh setiap lembaga tataniaga guna mengetahui aktivitas yang dilakukan untuk memberikan nilai tambah dan memperlancar arus rantai tataniaga komoditi ikan gurame sampai kepada konsumen dengan menggunakan analisis fungsi tataniaga, analisis struktur pasar, perilaku pasar dan keragaan pasar mulai dari petani ikan budidaya sampai dengan pedagang pengecer. Sedangkan analisis kuantitatif meliputi analisis marjintataniaga untuk mengetahui perbedaan harga yang terjadi di tingkat lembaga tataniaga yang terdiri dari biaya tataniaga dan keuntungan tataniaga, untuk mengetahui besarnya bagian yang diterima oleh petani ikan budidaya digunakan analisis farmer’s share yaitu dengan membandingkan harga ditingkat petani ikan budidaya. Analisis rasio keuntungan dan biaya digunakan untuk mengetahui merata tidaknya penyebaran rasio keuntungan dan biaya disetiap lembaga tataniaga. Hasil analisis kualitatif dan analisis kuantitatif yang digunakan dalam sistem tataniaga ikan gurame, akan menghasilkan suatu saluran sistem tataniaga ikan gurame yang paling efisien. Dengan demikian, dapat diketahui masalah saluran tataniaga dan lembaga-lembaga tataniaga yang selama ini terjadi pada tataniaga ikan gurame, sehingga dapat dilakukan perbaikan dalam sistem tataniaga ikan gurame dan menjadi informasi bagi pemerintah serta lembaga-lembaga tataniaga lainnya dalam menjalankan kebijakan pemerintah yang bertujuan meningkatkan produktivitas perikanan. 35 Gambar 4 : Skema Kerangka Pemikiran Operasional • Kebijakan Pemeri dengan menetapkan pengem angan Usahatani Ikan Gurame di Desa Pabuaran • Adanya dua jenis tataniaga yakni tataniaga benih ikan gurame dan ikan gurami konsumsi ntah b • Meningkatnya permintaan benih ikan gurame oleh petani pembesaran. • Terjadinya ketetapan harga ditingkat pedagang pengumpul untuk ikan gurame konsumsi. Analisis Kualitatif • Saluran dan lembaga tataniaga • Fungsi tataniaga • Struktur pasar dan perilaku pasar Analisis Kuantitatif • Marjintataniaga • Farmer’s share • Rasio keuntungan biaya Tingkat efisiensi tataniaga ikan Gurame IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian