Saluran Tataniaga Kerangka Pemikiran Teoritis .1 Konsep Tataniaga

24 menyelenggarakan fungsi yang sama disatukan di dalam suatu tindakan pemasaran suatu barang. Integrasi horizontal dapat merugikan konsumen, karena integrasi semacam ini dimaksudkan untuk memperkuat posisi dan menghindari adanya persaingan dari perusahaan atau lembaga tataniaga yang sejenis sehingga lembaga tersebut dapat mengontrol harga barang.

3.1.3 Saluran Tataniaga

Limbong dan Sitorus 1987 mendefinisikan saluran tataniaga sebagai suatu himpunan perusahaan atau perorangan atau serangkaian lembaga-lembaga tataniaga yang mengambil alih hak, atau membantu dalam pengalihan hak atas barang dan jasa tertentu selama barang dan jasa tersebut berpindah dari produsen ke konsumen. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih saluran tataniaga yaitu a adanya pertimbangan pasar, yang meiiputi konsumen sebagai tujuan akhir mencangkup pembeli potensial, konsentrasi pasar secara geografis, volume pesanan dan kebiasaan membeli; b. Pertimbangan barang yang meliputi nilai barang per unit, besar dan berat barang, tingkat kerusakan, sifat teknis barang, dan apakah barang tersebut untuk memenulii pesanan atau pasar; c. Pertimbangan internal perusahaan yang meliputi sumber permodalan, kemampuan dan pengaiaman penjualan; d. Pertimbangan terhadap lembaga perantara, yang meliputi pelayanan lembaga perantara, kesesuaian lembaga perantara dengan kebijaksanaan produsen dan pertimbangan biaya. Hanafiah dan Saefuddin 1986 menjelaskan panjang pendeknya saluran tataniaga tergantung pada : a Jarak antara produsen dan konsumen dimana semakin jauh jarak antara produsen dan konsumen makin panjang saluran tataniaga yang terjadi. b Skala produksi yang meliputi semakin kecil skala produksi, saluran yang terjadi cenderung panjang karena memerlukan pedagang perantara dalam penyalurarmya. c Cepat tidaknya produk rusak dimana produk yang mudah rusak menghendaki saluran pemasaran yang pendek, karena harus segera diterima konsumen. d Posisi keuangan pengusaha, dalam hal ini pedagang yang posisi keuangannya kuat cenderung dapat melakukan lebih banyak fungsi pemasaran dan memperpendek saluran pemasaran, seperti dapat dilihat pada Gambar 2, Pergerakan hasil perikanan sebagai barang konsumsi segar atau produk olahan dari produsen sampai konsumen. P P P P P1 P1 Pb R R R IM Kon sum en E P Keterangan : P = Produsen nelayan, petani ikan, industry pengolahan P1 = Pedagang pengumpul local Pb = Pedagang besar wholesaler E = Pedagang Ekspor Pe = Pedagang eceran Lm = institutional market misalnya restaurant, rumah sakit Gambar 2. Skema penyaluran hasil perikanan barang konsumsi Sumber: Hanafiah dan Saefuddin, 1986 Barang-barang sebelum diterima oleh konsumen telah mengalami proses pengumpulan dan proses penyebaran dengan pedagang besar Pb sebagai titik akhir dari pengumpulan dan titik awal penyebaran. Pedagang besar ini menerima barang langsung dari produsen atau dari pedagang pengumpul lokal proses pengumpulan dan kemudian mengirim menjual kepada beberapa pedagang eceran, yang selanjutnya dijual kepada konsumen akhir, institutional market restaurant, dan mungkin pula kepada pedagang ekspor proses penyebaran. Dengan demikian, jelaslah bahwa dalam penyaluran barang-barang dari pihak produsen ke pihak konsumen terlihat satu sampai beberapa golongan pedagang perntara. Pedagang perantara ini dikenal sebagai saluran tataniaga.

3.1.4 Fungsi-fungsi Tataniaga