Perilaku Pasar Tataniaga Ikan Gurame Konsumsi

79 terpenuhi dan hubungan kerjasama yang terbentuk menjadi hubungan baik dan dibangun dari rasa saling percaya. Hubungan kerjasama sudah berlangsung lama lebih kurang lima tahun dan tidak terikat kontrak. Pedagang pengumpul benih ikan gurame dengan petani pembesaran, hubungan kerjasama yang dibina dalam bentuk pelanggan tetap.

6.4.2 Perilaku Pasar Tataniaga Ikan Gurame Konsumsi

Pemanenan ikan gurame konsumsi dilakukan petani ikan gurame di Desa Pabuaran pada saat kondisi cuaca cerah di pagi hari dan sore hari. Ukuran ikan konsumsi yang dipanen sesuai dengan permintaan pasar yakni 500 dan 800 gram. Produksi rata-rata ikan gurame konsumsi di Desa Pabuaran ukuran 500 gram dan 800 gram per 50 m 2 dan 60 m 2 sebanyak 100 kilogram sampai 300 kilogram. Pada saat penelitian, kegiatan penjualan ditingkat petani menjual ikan gurame konsumsi dilakukan setiap satu bulan sekali. Petani menjual ikan gurame konsumsi kepada dua orang responden pedagang pengumpul. Kegiatan pembelian pada pedagang pengumpul dengan melakukan pemanenan sendiri setelah adanya proses tawar-menawar dan kesepakatan harga dari petani. Pedagang pengumpul yang terdiri dari dua orang mengangkut ikan gurame konsumsi sesuai dengan permintaan konsumen sebanyak 400 kilogram sampai 800 kilogram dengan bobot 500 gram sebesar 450 kilogram dan 800 gram sebesar 720 kilogram. Biaya pengangkutan dan risiko kematian ikan pada saat penyimpanan maupun diperjalanan dalam memasarkan ikan gurame konsumsi ditanggung oleh pedagang pengumpul. Sistem pembayaran pedagang pengumpul ke petani secara tunai. Pengiriman ikan gurame dari pedagang pengumpul ke konsumen dan kepada pedagang pengecer tergantung pemesanan dan permintaan dari pihak konsumen dan pedagang pengecer. Sehingga pedagang pengumpul menanggung biaya penyimpanan seperti upah tenaga kerja untuk mengambil ikan di kolam penyimpanan dan kerugian akibat kematian ikan gurame konsumsi di kolam penyimpanan dan perjalanan pada saat pengiriman. Kegiatan penjualan yang dilakukan pedagang pengumpul dengan mengirim ikan gurame konsumsi kepada pedagang pengecer di pasar Laladon, 80 pasar Anyar Bogor dan pedagang pengumpul mengirimkan pesanan ikan gurame konsumsi kepada konsumen antara. Pengiriman kepada konsumen antara tergantung adanya pesanan dari pihak restoran. Pada saat penelitian, pengiriman ikan gurame ke konsumen antara dilakukan setiap satu bulan sekali rata-rata setiap sekali pengiriman sebesar 150 kilogram sampai 400 kilogram dengan bobot 500 gram sebesar 150 kilogram, dan 800 gram sebesar 300 kilogram. Responden pedagang pengecer yang terdiri dari dua orang pedagang, melakukan pembelian kepada pedagang pengumpul setiap satu bulan sekali rata- rata sebanyak 200 kilogram sampai 400 kilogram, dengan bobot 500 gram sebesar 300 kilogram dan 800 gram sebesar 420 kilogram. Pedagang pengecer menjualnya lagi ke konsumen rumah tangga setiap hari dengan rata-rata 7 sampai 12 kilogram. Sistem pembayaran dari pedagang pengecer kepada pedagang pengumpul dilakukan setelah tiga hari melakukan pembelian. Konsumen antara seperti restoran melakukan pembayaran kepada pedagang pengumpul setelah seminggu melakukan pembelian. Penjualan yang dilakukan pedagang pengecer penentuan harganya di tetapkan sesama para pedagang pengecer di pasar Laladon dan pasar Anyar Bogor. Pengemasan yang dilakukan pedagang pengecer untuk setiap pembelian menggunakan kantong plastik dan ikan sudah dibersihkan untuk konsumen rumah tangga tetapi untuk restoran menggunakan jerigen kecil ukuran 20 liter. Sistem penentuan harga ikan gurame konsumsi ditingkat petani adanya sistem tawar menawar antar petani dan pedagang pengumpul, harga yang terbentuk sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Harga jual ikan gurame konsumsi ditingkat petani rata- rata sebesar Rp 23.000,00 per kilogram. Penentuan harga antara pedagang pengumpul dan pedagang pengecer berdasarkan tawar menawar dan mekanisme pasar. Harga jual ikan gurame konsumsi ditingkat pedagang pengumpul rata-rata sebesar Rp 27.750,00 sedangkan harga jual ikan gurame konsumsi ditingkat pedagang pengecer rata-rata sebesar Rp 30.500,00. Harga dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran di lokasi pasar Laladon, dan pasar Anyar. Kerjasama sangat dibutuhkan antar lembaga tataniaga dalam saluran tataniaga untuk menunjang kelancaran dan kemudahan dalam tataniaga ikan 81 gurame. Besarnya biaya tataniaga yang dikeluarkan dapat merugikan lembaga tataniaga, kerjasama antar lembaga tataniaga yang baik akan meminimalkan biaya tataniaga yang dikeluarkan masing-masing lembaga tataniaga. Berdasarkan hasil penelitian, kerjasama yang terjadi antara petani dan pedagang pengumpul sudah berlangsung cukup lama dan dilakukan dengan saling percaya sehingga hubungan yang lama dan bersifat berkelanjutan dalam mengantarkan hasil produksi terjalin hubungan kerjasama yang baik antara petani dan pedagang pengumpul. Hubungan kerjasama ini tidak terikat kontrak kerjasama antar kedua belah pihak, hanya seperti hubungan baik dan kekeluargaan serta saling ketergantungan antar kedua belah pihak. Hubungan pedagang pengumpul dengan pedagang pengecer sama seperti hubungan petani dengan pedagang pengumpul. Kebutuhan pedagang pengecer akan ikan gurame konsumsi selalu dipenuhi oleh pedagang pengumpul, sesuai dengan permintaan pasar dan kebutuhan konsumen. Permainan spekulasi harga untuk menguntungkan sepihak sangat jarang terjadi, karena hubungan yang dibina seperti hubungan kekeluargaan yang sangat erat diantara pedagang pengumpul dan pedagang pengecer, dan ada beberapa juga dari pedagang pengecer hubungan kerjasamanya dalam bentuk pelanggan.

6.5 Analisis Marjin Tataniaga