KALSIUM HIDROKSIDA CaOH Uji Performansi Alat Pengering Tipe Rak dan Pengaruh Perlakuan Awal terhadap Mutu Jahe Kering (Zingiber officinale Rosc.)

9 gizi suatu bahan pangan. Pengabuan adalah tahap persiapan sampel yang harus dilakukan pada analisis mineral. Selain itu bagi beberapa produk pangan yang memiliki kadar mineral tinggi, kandungan abu menjadi penting seperti misalnya pada produk-produk hewani Andarwulan et al. 2011. Beberapa tujuan dilakukannya pengujian kadar abu terhadap suatu bahan hasil pertanian atau bahan pangan antara lain: 1. Menentukan baik atau tidaknya proses pengolahan terhadap suatu bahan hasil pertanian. Sebagai contoh pada gandum, apabila kadar abunya tinggi berarti masih banyak katul atau lembaga yang terikut saat tahap penggilingan gandum. 2. Mengetahui jenis bahan yang digunakan. Sebagai contoh penentuan kadar abu dapat digunakan untuk memperkirakan kandungan buah yang digunakan dalam marmalade dan jelly. Kandungan abu juga dapat dipakai untuk menentukan atau membedakan fruit vinegar asli atau sintetis. 3. Sebagai parameter nilai gizi pada bahan makanan. Sebagai contoh yaitu adanya kandungan abu yang tidak terlarut dalam asam yang cukup tinggi menunjukkan adanya pasir atau kotoran yang lain. Pengabuan dapat dilakukan dengan metode langsung dan tidak langsung. Pengabuan langsung yang umum dilakukan adalah pengabuan kering dengan panas tinggi dan adanya oksigen serta pengabuan basah dengan menggunakan oksidator-oksidator kuat. Sedangkan pengabuan tidak langsung dilakukan dengan menggunakan metode konduktometri dan metode pertukaran ion Andarwulan et al. 2008.

F. KALSIUM HIDROKSIDA CaOH

2 Kapur merupakan istilah umum yang mencakup CaO kalsium oksida dan CaOH 2 kalsium hidroksida. Kalsium oksida merupakan senyawa kimia yang diperoleh melalui hasil reaksi pemanasan Kalsium Karbonat CaCO 3 , sementara kalsium hidroksida dihasilkan melalui reaksi kalsium oksida CaO dengan air H 2 O Chang dan Tikkanen 1988. Kapur tohor merupakan material berwarna putih berbentuk amorfos dengan rumus kimia CaO dan mempunyai titik cair 2,570 o C serta titik didih 2,850 o C. Batu kapur tohor berbentuk bongkahan berwarna putih, dan mempunyai umur simpan yang relatif pendek yaitu sekitar 60 hari. Selama penyimpanan, CaO akan berubah sedikit demi sedikit menjadi CaOH 2 yang berbentuk bubuk putih karena bereaksi dengan uap air yang ada di udara Chang dan Tikkanen 1988. Batu kapur tohor CaO terbentuk jika batu kapur CaCO 3 dipanaskan pada suhu di atas 650 o C. Batu kapur CaCO 3 adalah batuan sedimen yang dapat dibentuk oleh rombakan batu kapur yang lebih tua, endapan larutan CaCO 3 atau pelonggokan cangkang dan kerangka binatang. Reaksi pembentukan CaO merupakan reaksi endoterm dan bersifat reversibel. Jika CO 2 yang terbentuk disingkirkan, maka CaO yang terbentuk akan semakin banyak Mackenzie dan Sharp 1970. Reaksi yang terjadi adalah: CaCO 3 s CaOs + CO 2 s H = 178 kJ Gaspary dan Butcher 1981 membagi tiga kelas kapur tohor berdasarkan derajat panas yang diberikan pada waktu pembakarannya, yaitu: 1. Soft burnt lime, dihasilkan dari pembakaran pada kisaran suhu yang paling rendah. Produk yang dihasilkan sangat reaktif. 2. Hard burnt lime, dihasilkan dengan pembakaran pada kisaran suhu yang tinggi dan waktu yang lebih lama sehingga terbentuk kristal dan produk yang dihasilkan mempunyai reaktifitas yang rendah. 10 3. Medium burnt lime, yaitu produk yang dihasilkan dari proses dengan waktu dan suhu diantara kedua proses di atas. Batu kapur tohor atau CaO merupakan bahan yang bersifat reaktif dengan air dan akan membentuk CaOH 2 yang berbentuk bubuk. Reaksi CaO dengan air membentuk CaOH 2 merupakan reaksi eksoterm yang akan melepaskan kalor dan menghasilkan bahan yang berbentuk bubuk putih Chang dan Tikkanen 1988. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: CaOs + H 2 Ol CaOH 2 s H = -64.8 kJ Reaksi yang bersifat eksoterm menyebabkan penyimpanan kapur tohor penuh resiko karena secara teoritis suhu dapat mencapai 700 o C pada reaksi antara CaO dengan air. CaOH 2 kapur mati slakedhydratedlime dapat disimpan untuk waktu yang lebih lama dari CaO. Waktu simpan CaOH 2 lebih kurang tiga bulan, walaupun akan terdekomposisi juga karena bereaksi dengan CO 2 dan menghasilkan CaCO 3 yang merupakan bahan awal CaO. Pemanfaatan kapur dalam skala besar adalah untuk pembangunan gedung dan untuk pertanian. Sekarang pemanfaatan kapur telah semakin berkembang, khususnya untuk industri kimia. Batu kapur tohor digunakan dalam pembuatan natrium karbonat, soda kanstik, peleburan baja, kalsium karbida, pembuatan gelas, pulp, kertas, dan pengolahan gula. Kapur tohor juga digunakan untuk penanganan air dan penanganan limbah untuk pemulihan dan pemurnian Mackenzie dan Sharp 1970.

G. TEORI PENGERINGAN

Dokumen yang terkait

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

4 99 95

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

7 103 91

Pemberian Larutan Jahe Merah (Zingiber Officinalle Var Rubra) Dengan Metode Pengolahan Yang Berbeda Terhadap Bobot Karkas Ayam Broiler Yang Terinfeksi Eimeria Tenella

4 75 54

Pemberian Larutan Jahe Merah (Zingiber officinale var rubra) dengan Metode Pengolahan Berbeda terhadap Performans Ayam Broiler Yang Terinfeksi Eimeria tenella

3 84 57

Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale var. amarum) dengan GC-MS dan Uji Antioksidan Menggunakan Metode DPPH

32 249 106

Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Emprit (Zingiber officunale Rosc.) Dan Uji Aktivitas Antibakteri

15 125 67

Uji Efek Antiinflamasi Dari Kombinasi Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc.)Dan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) Dalam Sediaan Topikal Pada Mencit Jantan

17 119 74

Uji Performansi Pengering Tipe Rak pada Pengeringan Jahe dan Kunyit serta Pengaruh Perlakuan Bahan terhadap Mutu yang dihasilkan

0 8 172

Pengaruh Penambahan Kultur Bakteri dan Lama Fermentasi terhadap Mutu Pikel Jahe (Zingiber officinale Rosc.)

0 4 146

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP MUTU MANISAN KERING JAHE (ZINGIBER OFFICINALE ROSC.) DAN KANDUNGAN ANTIOKSIDANNYA

0 1 8