KANDUNGAN ABU Uji Performansi Alat Pengering Tipe Rak dan Pengaruh Perlakuan Awal terhadap Mutu Jahe Kering (Zingiber officinale Rosc.)
8
Minyak atsiri terkandung dalam berbagai organ, seperti di dalam rambut kelenjar pada famili Labiatae, di dalam sel parenkim misalnya famili Piperaceae, di dalam saluran minyak yang disebut
vittae famili Umbelliferae, di dalam rongga-rongga skizogen dan lisigen pada famili Pinaceae dan Rutaceae, terkandung di dalam semua jaringan pada famili Coniferae. Pada bunga mawar,
kandungan minyak atsiri terbanyak terpusat pada mahkota bunga, pada kayu manis dalam perikap buah, pada Menthae sp. terdapat dalam rambut kelenjar batang dan daun, serta pada jeruk dalam kulit
buah dan dalam helai daun Gunawan dan Mulyani 2004. Jenis minyak atsiri yang telah dikenal dalam dunia perdagangan berjumlah sekitar 70 jenis,
yang bersumber dari tanaman, antara lain akar, batang, daun, bunga dan buah. Khususnya di Indonesia telah dikenal sekitar 40 jenis tanaman penghasil minyak atsiri, namun baru sebagian dari jenis tersebut
telah digunakan sebagai sumber minyak atsiri secara komersial, yaitu sereh wangi, nilam. Kenanga, pala, dauh cengkeh, cendana, kayu putih, akar wangi, jahe dan kemukus Ketaren 1985.
Minyak atsiri mempunyai sifat antara lain: Tersusun oleh bermacam-macam komponen senyawa, memiliki bau yang khas, umumnya bau ini mewakili bau tanaman asalnya, mempunyai rasa
getir, kadang-kadang berasa tajam, menggigit, memberi kesan hangat sampai panas, atau justru dingin ketika terasa di kulit, tergantung dari jenis komponen penyusunnya, dalam keadaan murni belum
tercemar oleh senyawa lain mudah menguap pada suhu kamar, bersifat tidak bisa disabunkan dengan alkali dan tidak bisa berubah menjadi tengik rancid, bersifat tidak stabil terhadap pengaruh
lingkungan, baik pengaruh oksigen udara, sinar matahari dan panas, indeks bias umumnya tinggi, pada umumnya bersifat optis aktif dan memutar bidang polarisasi dengan rotasi yang spesifik karena
banyak komponen penyusun yang memiliki atom asimetris, tidak bercampur dengan air, tetapi cukup dapat larut hingga dapat memberikan baunya kepada air walaupun kelarutannya sangat kecil, serta
sangat mudah larut dalam pelarut organik Gunawan dan Mulyani 2004. Dalam tanaman, minyak atsiri mempunyai 3 fungsi, yaitu: 1 membantu proses penyerbukan
dengan menarik beberapa jenis serangga atau hewan, 2 mencegah kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan dan 3 sebagai cadangan makanan dalam tanaman. Minyak atsiri dalam industri digunakan
untuk pembuatan kosmetik, parfum, antiseptik, obat-obatan, flavoring agent dalam bahan pangan atau minuman dan sebagai pencampur rokok kretek Ketaren 1985.
Minyak atsiri yang disuling dari jahe berwarna bening sampai kuning tua bila bahan yang digunakan cukup kering. Lama penyulingan dapat berlangsung sekitar 10–15 jam, agar minyak atsiri
dapat tersuling semua. Kadar minyak atsiri dari jahe sekitar 1.5–3. Standar mutu minyak atsiri jahe masih mengacu pada ketentuan EOA Essential Oil Association.