Hasil simulasi sebaran kecepatan

48 Tabel 13.Sebaran suhu hasil simulasi pada setiap rak dalam alat pengering No. Keterangan Rak 1 o C Rak 2 o C Rak 3 o C Rak 4 o C Rak 5 o C Rak dasar o C 1 1.5 cm dari dinding pengering 55.82 58.60 62.97 62.56 66.40 68.54 2 3.0 cm dari dinding pengering 67.40 67.80 68.07 68.61 69.07 69.39 3 4.5 cm dari dinding pengering 68.35 68.38 68.51 69.04 69.25 69.43 4 6.0 cm dari dinding pengering 68.52 68.51 68.59 69.12 68.99 69.41 5 7.5 cm dari dinding pengering 68.67 68.67 68.72 69.06 69.07 69.43 6 9.0 cm dari dinding pengering 68.81 68.80 68.84 69.02 69.10 69.47 7 10.5 cm dari dinding pengering 68.90 68.89 68.91 69.04 69.11 69.51 8 12.0 cm dari dinding pengering 68.97 68.98 69.14 69.53 69.49 69.74 9 13.5 cm dari dinding pengering 68.08 69.19 69.80 69.80 69.92 70.15 Rata-rata 67.06 67.54 68.17 68.42 68.93 69.45

2. Hasil simulasi sebaran kecepatan

Pada Gambar 39 dan Gambar 40 diperlihatkan sebaran kecepatan udara pengering di dalam ruang pengering dalam kondisi kosong. Sebaran kecepatan udara pengering di dalam alat pengering ini disajikan dalam irisan penampang tampak depan serta tampak atas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran kecepatan yang ada di dalam ruang pengering telah berlangsung secara merata. Gambar 39. Sebaran kecepatan udara pengering pada irisan penampang alat pengering 49 a b c d e f Gambar 40. Sebaran kecepatan udara pengering tampak atas di dalam alat pengering a rak dasar; b rak 5; c rak 4; d rak 3; e rak 2; f rak 1 50 Gambar 39 menunjukkan bahwa terjadi penurunan kecepatan yang cukup signifikan di dalam ruang pengering. Penurunan kecepatan tersebut disebabkan oleh adanya benturan udara pengering yang berasal dari plenum saat melewati rak dasar. Benturan tersebut menyebabkan adanya turbulensi pada aliran udara pengering sehingga terjadi penurunan kecepatan yang cukup drastis, dari 3.6–4 ms besarnya kecepatan yang berasal dari plenum menjadi 0–0.4 ms besarnya kecepatan udara yang ada pada ruang pengering. Selain pengaruh dari benturan udara pengering dengan rak dasar. Luasan ruang pengering yang jauh lebih besar dibandingkan dengan luasan lubang inlet dari udara pengering juga mempengaruhi penurunan kecepatan dari udara pengering. Sebab untuk besar debit yang sama, kecepatan udara pengering akan jauh berkurang. Kecepatan dari udara pengering kembali meningkat saat udara pengering keluar melalui lubang outlet yang ada pada bagian atas dari ruang pengering. Peningkatan kecepatan tersebut disebabkan oleh adanya penyempitan luasan lubang outlet sehingga untuk besar debit yang sama, kecepatan dari udara pengering akan semakin meningkat. Gambar 37 dan Gambar 39 memperlihatkan pola sebaran suhu dan sebaran kecepatan yang ada pada ruang pengering dalam tampak atas. Dari Gambar 37 dan Gambar 39 terlihat bahwa pola sebaran suhu serta kecepatan pada setiap rak cukup beragam, dimana suhu serta kecepatan dari rak 5 lebih besar bila dibandingkan dengan rak-rak diatasnya. Pola sebaran suhu dan kecepatan pada rak 5 juga lebih seragam bila dibandingkan dengan rak-rak yang berada di atasnya. Ketidakseragaman ini menyebabkan irisan jahe yang dikeringkan pada rak 5 akan jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan rak-rak di atasnya. Berikut adalah perbedaan nilai sebaran suhu pengukuran dan nilai simulasi seperti yang terlihat pada Tabel 14. Tabel 14. Perbedaan suhu udara antara hasil pengukuran dan simulasi Titik pengukuran Ket. Suhu C Error Ketepatan Simulasi Pengukuran Selisih 1 Rak dasar 69.50 66.94 2.56 3.82 96.18 2 Rak dasar 69.43 67.71 1.72 2.54 97.46 3 Rak 5 69.18 68.11 1.07 1.57 98.43 4 Rak 5 69.07 66.16 2.91 4.40 95.60 5 Rak 4 69.16 68.27 0.89 1.30 98.70 6 Rak 4 69.06 67.60 1.46 2.16 97.84 7 Rak 3 68.72 68.23 0.49 0.72 99.28 8 Rak 3 69.03 66.89 2.14 3.20 96.80 9 Rak 2 68.97 66.51 2.46 3.70 96.30 10 Rak 2 68.67 68.04 0.63 0.93 99.07 11 Rak 1 68.96 65.62 3.34 5.09 94.91 12 Rak 1 68.67 63.36 5.31 8.38 91.62 13 Dinding rak 5 57.79 56.30 1.49 2.65 97.35 14 Dinding rak 3 57.71 56.90 0.81 1.42 98.58 15 Dinding rak 1 53.23 52.30 0.93 1.78 98.22 Maksimum 5.31 8.38 99.28 Minimum 0.49 0.72 91.62 Rata-rata 2.08 2.91 97.09 51 Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat bahwa error maksimum yang terjadi dalam prediksi suhu pada penelitian ini cukup besar, yaitu sebesar 8.38. Besarnya nilai error ini kemungkinan besar disebabkan oleh penempatan termokopel yang kurang tepat serta adanya kehilangan panas dari alat pengering melalui celah-celah sambungan rak dan lubang masuk termokopel juga mempengaruhi data yang terbaca oleh termokopel. Gambar 41.Kalibrasi suhu udara hasil pengukuran dengan simulasi Kalibrasi antara suhu pengukuran dengan suhu simulasi dilakukan dengan menggunakan garis regresi yang terbentuk pada hubungan linier antara suhu hasil pengukuran Y dan hasil simulasi X. Persamaan regresi yang terbentuk untuk simulasi suhu udara dapat dilihat pada Gambar 41. Koefisien intersep dari persamaan tersebut adalah 3.193 dan gradiennya adalah 0.923. Model persamaan ini dinilai cukup baik memprediksi suhu udara sebab persamaan ini memiliki nilai R 2 sebesar 0.943 yang menunjukkan keseragaman data.

C. MUTU JAHE HASIL PENGERINGAN

Dokumen yang terkait

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

4 99 95

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

7 103 91

Pemberian Larutan Jahe Merah (Zingiber Officinalle Var Rubra) Dengan Metode Pengolahan Yang Berbeda Terhadap Bobot Karkas Ayam Broiler Yang Terinfeksi Eimeria Tenella

4 75 54

Pemberian Larutan Jahe Merah (Zingiber officinale var rubra) dengan Metode Pengolahan Berbeda terhadap Performans Ayam Broiler Yang Terinfeksi Eimeria tenella

3 84 57

Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale var. amarum) dengan GC-MS dan Uji Antioksidan Menggunakan Metode DPPH

32 249 106

Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Emprit (Zingiber officunale Rosc.) Dan Uji Aktivitas Antibakteri

15 125 67

Uji Efek Antiinflamasi Dari Kombinasi Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc.)Dan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) Dalam Sediaan Topikal Pada Mencit Jantan

17 119 74

Uji Performansi Pengering Tipe Rak pada Pengeringan Jahe dan Kunyit serta Pengaruh Perlakuan Bahan terhadap Mutu yang dihasilkan

0 8 172

Pengaruh Penambahan Kultur Bakteri dan Lama Fermentasi terhadap Mutu Pikel Jahe (Zingiber officinale Rosc.)

0 4 146

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP MUTU MANISAN KERING JAHE (ZINGIBER OFFICINALE ROSC.) DAN KANDUNGAN ANTIOKSIDANNYA

0 1 8