23
2. Pengukuran parameter
a Berat bahan sebelum dan setelah pengeringan
Berat bahan awal diukur dengan melakukan penimbangan irisan jahe sebelum dimasukan ke dalam alat pengering. Setelah pengeringan selesai dilakukan penimbangan
kembali untuk menentukan berat akhir bahan. Penimbangan bahan dilakukan dengan menggunakan neraca digital Gambar 8.
Gambar 8. Neraca digital
Adam PW 184
b Kadar air bahan sebelum dan setelah pengeringan
Kadar air suatu bahan dapat dinyatakan dalam dua keadaan, yaitu kadar air basis basah dan kadar air basis kering. Perhitungan kadar air bahan dapat dilakukan dengan
menggunakan persamaan 1 atau persamaan 2. Kadar air bahan yang diukur adalah kadar air awal, kadar air akhir, dan penurunannya selama proses pengeringan. Kadar air
awal dan akhir bahan diukur dengan menggunakan oven Gambar 9, sedangkan penurunan kadar air selama proses pengeringan ditentukan berdasarkan perubahan berat
bahan selama proses pengeringan.
Gambar 9. Drying oven
Isuzu 2-2120
Metode oven merupakan salah satu metode pengeringan konvensional dimana terjadi proses perambatan secara konduksi dan konveksi dalam waktu pengeringan yang
lama. Metode ini digunakan secara luas di berbagai laboratorium kontrol untuk mengukur kadar air. Prinsip dari metode oven adalah pengurangan berat suatu bahan yang
dipanaskan pada suhu 100
o
C sampai 105
o
C disebabkan karena hilangnya air dan zat-zat menguap lainnya sehingga kekurangan berat tersebut dianggap sebagai berat air.
24
Cara kerja metode ini adalah: 1
Bahan dipotong-potong kecil atau berupa bubuk ditimbang sebanyak 2–4 gram, kemudian diletakkan pada cawan aluminium yang telah diketahui bobotnya dan
kemudian ditimbang dengan teliti pada neraca digital. 2
Bahan beserta cawan dimasukkan ke dalam oven listrik yang diatur pada suhu 100
o
C sampai 105
o
C selama 3–5 jam. 3
Bahan didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang. 4
Masukkan kembali dalam oven selama 30 menit dan ulangi tahapan tersebut hingga diperoleh bobot tetap.
c Pengukuran suhu
Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan sensor termokopel yang meliputi pengukuran suhu udara pada tiap rak 18 titik pengukuran, suhu udara keluar
ruang pengering dua titik pengukuran, suhu dinding alat pengering tiga titik pengukuran, suhu udara pada plenum satu titik pengukuran, serta menggunakan
termometer untuk mengetahui suhu udara lingkungan. Titik-titik pengukuran suhu pada alat pengering diperlihatkan pada Lampiran 2. Termokopel yang digunakan untuk
menampilkan suhu dihubungkan dengan Hybrid Recorder Gambar 10 untuk menampilkan data suhu yang terukur oleh termokopel.
Gambar 10. Hybrid Recored
Yokogawa MV1000
d Kelembaban udara
Kelembaban yang diukur adalah kelembaban relatif di lingkungan alat pengering menggunakan termometer bola basah dan bola kering. Perhitungan kelembaban
dilakukan dengan menggunakan psychometric chart dengan menggunakan data suhu bola basah dan bola kering.
e Kecepatan aliran udara pengering
Kecepatan aliran udara plenum serta kecepatan udara keluar alat pengering diukur dengan menggunakan anemometer Gambar 11. Pengukuran dengan menggunakan
anemometer dilakukan setiap awal proses pengeringan.
25
Gambar 11. Anemometer
Intell Instruments AR836
f Lama pengeringan
Lama pengeringan merupakan waktu yang digunakan selama proses pengeringan dari kadar air awal hingga kadar air akhir bahan yang diinginkan.
g Kebutuhan energi listrik
Energi listrik yang digunakan adalah untuk memutar fan serta memanaskan elemen pemanas. Kebutuhan energi listrik diukur berdasarkan besarnya daya listrik yang
digunakan untuk kebutuhan elemen pemanas serta lamanya proses pengeringan yang diperlukan untuk mengeringkan jahe sampai kadar air tertentu.
3. Analisis mutu jahe kering