Perubahan derajat keputihan jahe

54 Gambar 42. Irisan rimpang jahe hasil pengeringan

2. Perubahan derajat keputihan jahe

Pada penelitian ini diukur derajat keputihan dari jahe kering yang dihasilkan dengan menggunakan Chromameter. Derajat keputihan dari jahe kering ini merepresentasikan tingkat kecerahan yang dimiliki oleh jahe kering tersebut. Nilai derajat keputihan dinyatakan dengan notasi L dan standar nilainya berkisar antara 0 sampai 100. Nilai negatif menunjukkan kecerahan produk mendekati warna hitam, sementara semakin tinggi nilai positifnya menunjukkan semakin besar derajat keputihan dari jahe tersebut. Data analisis pengaruh perlakuan pencelupan terhadap derajat keputihan jahe hasil pengeringan serta grafik perbandingan antara nilai derajat keputihan jahe segar dan jahe kering pada masing-masing perlakuan diperlihatkan pada Tabel 16 dan Gambar 43. Tabel 16. Pengaruh perlakuan pencelupan terhadap derajat keputihan jahe kering Perlakuan Derajat keputihan jahe segar L Derajat keputihan jahe kering L Tanpa pencelupan larutan kapur 71.34 ± 2.51 a 61.63 ± 0.71 c Pencelupan larutan kapur 2 70.46 ± 1.06 a 63.96 ± 0.98 b Pencelupan larutan kapur 4 70.86 ± 0.35 a 65.01 ± 0.75 b Pencelupan larutan kapur 6 71.73 ± 0.71 a 69.12 ± 0.70 a 55 Gambar 43. Grafik perbandingan nilai derajat keputihan jahe segar dan jahe kering Nilai derajat keputihan segar dari rata-rata seluruh perlakuan adalah sebesar 71.09, dimana nilai derajat keputihan tertinggi adalah sebesar 71.73 dan nilai terendah sebesar 70.46. Sementara itu berdasarkan analisis sidik ragam pengaruh perlakuan pencelupan terhadap nilai derajat keputihan dari jahe kering Lampiran 22 menunjukkan bahwanilai p-value 0.0001 alpha 0.05 maka H0 ditolak, yang berarti bahwa perbedaan perlakuan pencelupan memberikan pengaruh yang berbeda secara signifikan terhadap nilai derajat keputihan dari jahe kering. Semakin besar konsentrasi kapur yang diberikan pada perlakuan pencelupan menunjukkan semakin besar nilai derajat keputihan dari jahe kering yang dihasilkan, sehingga dapat diketahui bahwa peningkatan konsentrasi larutan kapur pada perendaman jahe akan memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap kemampuan jahe kering dalam mempertahankan nilai derajat keputihannya. 56 58 60 62 64 66 68 70 72 74 0 CaO 2 CaO 4 CaO 6 CaO D e raj at k e p u ti h an L Perlakuan Awal L Akhir L V. KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

4 99 95

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

7 103 91

Pemberian Larutan Jahe Merah (Zingiber Officinalle Var Rubra) Dengan Metode Pengolahan Yang Berbeda Terhadap Bobot Karkas Ayam Broiler Yang Terinfeksi Eimeria Tenella

4 75 54

Pemberian Larutan Jahe Merah (Zingiber officinale var rubra) dengan Metode Pengolahan Berbeda terhadap Performans Ayam Broiler Yang Terinfeksi Eimeria tenella

3 84 57

Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale var. amarum) dengan GC-MS dan Uji Antioksidan Menggunakan Metode DPPH

32 249 106

Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Emprit (Zingiber officunale Rosc.) Dan Uji Aktivitas Antibakteri

15 125 67

Uji Efek Antiinflamasi Dari Kombinasi Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc.)Dan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) Dalam Sediaan Topikal Pada Mencit Jantan

17 119 74

Uji Performansi Pengering Tipe Rak pada Pengeringan Jahe dan Kunyit serta Pengaruh Perlakuan Bahan terhadap Mutu yang dihasilkan

0 8 172

Pengaruh Penambahan Kultur Bakteri dan Lama Fermentasi terhadap Mutu Pikel Jahe (Zingiber officinale Rosc.)

0 4 146

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP MUTU MANISAN KERING JAHE (ZINGIBER OFFICINALE ROSC.) DAN KANDUNGAN ANTIOKSIDANNYA

0 1 8