PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN JAHE

5 Tabel 2. Perbedaan jahe putih besar, jahe putih kecil, dan jahe merah No. Jahe putih besar

Z. officinale var officimarum Jahe putih kecil

Z. officinale var amarum Jahe merah

Z. officinale var rubrum

1. Mempunyai rimpang besar berbulu Mempunyai rimpang kecil berlapis Mempunyai rimpang kecil berlapis 2. Berwarna putih kekuningan Berwarna putih kekuningan Berwarna jingga muda sampai merah 3. Diameter 8.47–8.50 cm Diameter 3.27–4.05 cm Diameter 4.20–4.26 cm 4. Aroma kurang tajam Aroma tajam Aroma sangat tajam 5. Tinggi dan panjang rimpang 6.20– 11.30 cm dan 15.83–32.75 cm Tinggi dan panjang rimpang 6.38–11.10 cm Tinggi dan panjang rimpang 5.26–10.40 cm dan 12.33–12.60 cm 6. Warna daun hijau muda, batang hijau Warna daun hijau muda, batang hijau muda Warna daun hijau muda, batang hijau kemerahan 7. Kadar minyak atsiri 0.82–2.8 Kadar minyak atsiri 1.50– 3.50 Kadar minyak atsiri 2.58– 3.90 Sumber: Kartasubrata 2010 Menurut Paimin dan Murhananto 2007, panen dapat dilakukan dengan dengan menggunakan cangkul atau garpu. Panen perlu dilakukan secara hati-hati, agar hasil panen tidak lecet atau terpotong. Rimpang kemudian dibersihkan dari dari kotoran dan tanah yang menempel. Setelah itu, jahe diangkut ke tempat pencucian untuk dilakukan penyemprotan dengan menggunakan air. Jahe tidak boleh digosok ketika pencucian untuk menghindari lecet. Selanjutnya dilakukan penyortiran sesuai dengan tujuan penggunaan. Jahe segar dan jahe kering mempunyai komposisi kimia yang berbeda, namun secara umum Koswara 1995 mengatakan rimpang atau rhizoma jahe mengandung beberapa komponen kimia antara lain: air, pati, minyak atsiri, oleoresin, serat kasar dan abu. Jumlah masing-masing komponen berbeda-beda pada jahe dari berbagai daerah penghasil, yang tergantung pada iklim, curah hujan, varietas jahe, keadaan tanah dan faktor-faktor lain. Adapun komposisi kimia dari jahe segar dan jahe kering per 100 gram bahan tersaji pada Tabel 3. Terdapat beberapa istilah yang umumnya digunakan dalam perdagangan jahe yang menggambarkan ragam bentuk fisik dari jahe kering Purseglove et al. 1981, diantaranya:

1. Scraped ginger, yaitu irisan jahe yang dikeringkan sesudah dilakukan pengupasan kulit luarnya

tanpa merusak lapisan dalam dari jaringan rimpangnya. Umumnya dijual dalam bentuk bubuk untuk bumbu.

2. Coated ginger, yaitu jahe yang diiris dan dikeringkan tanpa dilakukan pengupasan kulit terlebih

dahulu, umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak atsiri. 3. Bleached ginger, yaitu jahe yang diolah dengan pencelupan ke dalam larutan kapur sebelum dilakukan pengeringan. Perendaman jahe dalam larutan kapur sebelum dilakukan pengeringan memperbaiki penampakan dan meningkatkan daya tahan jahe kering.

4. Black ginger, yaitu jahe yang diolah dengan mencelupkan ke dalam air mendidih selama 10–15

menit sebelum dikeringkan. 6 Tabel 3. Komposisi kimia jahe segar per 100 gram berat basah dan jahe kering per 100 gram berat kering Komponen Jumlah Jahe segar Jahe kering Energi kJ 184.0 1,424.0 Protein g 1.5 9.1 Lemak g 1.0 6.0 Karbohidrat g 10.1 70.8 Kalsium mg 21 116 Phospor mg 39 148 Besi mg 4.3 12 Vitamin A SI 30 147 Thiamin mg 0.02 - Niasin mg 0.8 5 Vitamin C mg 4 - Serat kasar g 7.53 5.9 Total abu g 3.70 4.8 Magnesium mg - 184 Natrium mg 6.0 32 Kalium mg 57.0 1,342 Seng mg - 5 Sumber: Depkes RI 1979; Farrel 1985; Watt dan Annabel 1975 dalam Koswara 1995

C. PENGERINGAN JAHE

Menurut Paimin dan Murhananto 2007, jahe kering dapat dibedakan berdasarkan cara pengupasannya, yaitu tanpa dikuliti, setengah dikuliti, dan dikuliti seluruhnya. Pembuatan jahe kering tanpa dikuliti merupakan yang paling sederhana. Sesudah jahe dibersihkan langsung dilakukan pengirisan. Suhu yang digunakan untuk proses pengeringan diatur sesuai kebutuhannya nanti. Jika akan digunakan sebagai rempah, dianjurkan suhu sebesar 57 o C. Jika akan digunakan untuk pengambilan atau penyulingan minyak atsiri dan oleoresin, suhu untuk pengeringannya sekitar 81 o C. Kadar air dari jahe kering ini berkisar 10–12. Untuk jahe setengah dikuliti, hanya permukaan datarnya saja yang dilakukan pengupasan. Jahe kemudian diiris sesuai dengan kebutuhan dan dididihkan selama 15 menit lalu direndam dalam air selama kurang lebih semalam. Jahe ini sering disebut jahe kasar. Sedangkan untuk proses jahe yang dikuliti seluruhnya tidak jauh berbeda dengan pembuatan jahe yang dikuliti sebagian, hanya saja jahe ini dikupas seluruhnya sehingga daging rimpang jahe yang berwarna putih kekuningan terlihat. Pengeringan jahe dapat dilakukan pada suhu 48.5–81.0 o C. Pada umumnya pengeringan dilakukan dibawah suhu 57 o C, sedangkan untuk tujuan ekstraksi dapat dilakukan sampai suhu 81 o C Purseglove et al. 1981. Penelitian yang telah dilakukan oleh Hanapie 1988 mengenai pengeringan jahe dengan menggunakan pengering kabinet dan dengan sumber panas listrik pada suhu pengeringan 70 o C memberikan hasil sebagai berikut: lama pengeringan 13.5 jam, kadar air akhir 8.25 basis basah

Dokumen yang terkait

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

4 99 95

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

7 103 91

Pemberian Larutan Jahe Merah (Zingiber Officinalle Var Rubra) Dengan Metode Pengolahan Yang Berbeda Terhadap Bobot Karkas Ayam Broiler Yang Terinfeksi Eimeria Tenella

4 75 54

Pemberian Larutan Jahe Merah (Zingiber officinale var rubra) dengan Metode Pengolahan Berbeda terhadap Performans Ayam Broiler Yang Terinfeksi Eimeria tenella

3 84 57

Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale var. amarum) dengan GC-MS dan Uji Antioksidan Menggunakan Metode DPPH

32 249 106

Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Emprit (Zingiber officunale Rosc.) Dan Uji Aktivitas Antibakteri

15 125 67

Uji Efek Antiinflamasi Dari Kombinasi Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc.)Dan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) Dalam Sediaan Topikal Pada Mencit Jantan

17 119 74

Uji Performansi Pengering Tipe Rak pada Pengeringan Jahe dan Kunyit serta Pengaruh Perlakuan Bahan terhadap Mutu yang dihasilkan

0 8 172

Pengaruh Penambahan Kultur Bakteri dan Lama Fermentasi terhadap Mutu Pikel Jahe (Zingiber officinale Rosc.)

0 4 146

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP MUTU MANISAN KERING JAHE (ZINGIBER OFFICINALE ROSC.) DAN KANDUNGAN ANTIOKSIDANNYA

0 1 8