6.13 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan
Setiap alat tangkap memiliki kemampuan yang berbeda dalam kegiatan penangkapan ikan Bilih. Kemampuan alat tangkap, faktor internal nelayan, dan
faktor lingkungan mempengaruhi pendapatan nelayan. Oleh karena itu, pengujian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan ikan Bilih di
Danau Singkarak perlu dilakukan untuk masing-masing alat tangkap sebagai acuan dalam pengambilan keputusan. Analisis terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan nelayan dilakukan dengan menggunakan regresi berganda dengan bantuan Minitab 14 Lampiran 6. Berikut ini faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan nelayan menurut alat tangkap.
a. Jaring Langli
Pendapatan merupakan bagian dari rente yang diterima nelayan dari pemanfaatan sumberdaya ikan Bilih dengan menggunakan alat tangkap jaring
langli. Pendapatan nelayan jaring langli dipengaruhi oleh faktor internal nelayan, lingkungan, sumberdaya ikan Bilih, dan biaya. Berikut ini hasil pendugaan
parameter dari faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan jaring langli disajikan pada Tabel 25.
Tabel 25. Hasil Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Jaring Langli.
Prediktor Koefisien SE
Koefisien T-
hitung Peluang VIF
Konstanta -9.071.503 19.376.734
-0,47 0,644
Umur X
1
-303.535 258.778
-0,17 0,253
3,7 Lama Sekolah X
2
-23.718 771.258
-0,03 0,974
3,1 Jarak X
3
9.055 7.126
1,27 0,217
3,6 Pengalaman X
4
295.030 190.730
1,55 0,136
3,4 Biaya Penangkapan X
5
0,3451 0,4357
0,79 0,436
2,8 Hasil Tangkapan X
6
10.821 3.156
3,43 0,002 6,3
S = 5.849.760 R-Sqadj = 83,3 Durbin Watson = 2,04187 Sumber: Data Primer dioleh, 2011
Keterangan: Nyata pada taraf 15, Nyata pada taraf 1
Nilai t hitung dari Tabel 25 di atas menunjukkan bahwa variabel jarak signifikan mempengaruhi pendapatan pada taraf nyata alpha
α=15 dan variabel hasil tangkapan signifikan mempengaruhi pendapatan pada taraf nyata
alpha α=1. Nilai koefisien determinasi atau R-Sq adj yang diperoleh adalah
83,3. Nilai tersebut menunjukkan bahwa 83,3 variasi variabel bebas dapat menjelaskan variabel tidak bebas pada taraf nyata 1 dan 15 sedangkan sisanya
dijelaskan oleh faktor lain di luar model. Secara umum model dapat dituliskan dengan:
Y = -9071503-303535X
1
-25718X
2
+ 9055X
3
+29030X
4
+0,345X
5
+10821X
6
Uji normalitas menunjukkan hasil statistik Kolmogrov-Smirnov dan p-value. Nilai Kolmogrov-Smirnov yang diperoleh dari hasil analisis adalah sebesar 0,134.
Nilai ini lebih kecil dari nilai p-value residual grafik yaitu 15. Hal ini berarti bahwa model regresi yang dibuat telah mengikuti distribusi normal. Selain itu
dilakukan pengujian terhadap pelanggaran asumsi dalam model seperti pengujian terhadap heteroskedastisitas, autokorelasi, dan multikolinearitas. Pembuktian tidak
adanya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat hasil plot model apakah membentuk pola atau tidak. Pada model ini tidak terdapat heteroskedastisitas
karena plot model tidak membentuk pola atau menyebar bebas. Artinya, model adalah homoskedastisitas. Kemudian dilakukan uji terhadap autokorelasi dengan
menggunakan nilai Durbin Watson. Model ini tidak mengandung autokorelasi karena nilai D-W yang dianjurkan adalah 1,601DW2,394 sedangkan nilai yang
diperoleh adalah 2,04187. Uji multikolinearitas dilihat dari nilai VIF Variance Inflation Factor yang diperoleh. Jika nilai VIF10 maka tidak terdapat
multikolinearitas. Nilai VIF untuk semua peubah bebas pada model ini lebih kecil
dari 10 maka dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas pada model tersebut. Uji pelanggaran ini dapat dilihat pada Lampiran 6.
Berikut ini diuraikan pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap pendapatan nelayan jaring langli:
1. Umur
Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan alat analisis regresi maka diperoleh nilai probability sebesar 0,253 yang lebih besar daripada alpha
α=15. Hal menunjukkan bahwa faktor umur tidak signifikan mempengaruhi pendapatan nelayan dengan alat tangkap jaring langli. Faktor umur berkaitan
dengan kemampuan fisik dan kekuatan nelayan. Kekuatan fisik ini dibutuhkan oleh nelayan untuk mengayuh sampan menuju ke tengah danau hingga jarak 2-
3 Km setiap harinya untuk menahan jaring. Umur diduga tidak mempengaruhi pendapatan karena rata-rata nelayan yang menggunakan alat tangkap jaring
langli berada pada umur produktif yaitu 36-55 tahun dengan jarak tempuh yang relatif sama.
2. Lama Sekolah
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai probability sebesar 0,974 yang lebih besar dari alpha
α=15. Hal ini menunjukkan bahwa lama sekolah tidak signifikan mempengaruhi pendapatan. Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dianalisis dengan menggunakan lama sekolah. Pendidikan nelayan diduga terkait dengan produktivitas nelayan dan kemampuan dalam
pengambilan keputusan pemilihan teknologi. Menurut hasil survei lapang diketahui bahwa rata-rata tingkat pendidikan nelayan jaring langli adalah
Sekolah Dasar SD. Rendahnya tingkat pendidikan ini diduga menyebabkan rendahnya produktivitas nelayan sehingga pendapatan yang diperoleh rendah.
3. Jarak
Besarnya nilai probability yang diperoleh dari hasil uji statistik adalah sebesar 0,217 yang lebih besar dibandingkan dengan alpha
α=15. Hal ini menunjukkan bahwa faktor jarak tidak berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan. Semakin jauh jarak penangkapan ikan nelayan dengan alat tangkap jaring langli maka diduga jumlah ikan yang ditangkap akan semakin banyak.
Namun rata-rata jarak tempuh nelayan relatif sama ±2-3 Km karena hanya menggunakan sampan kayuh, maka variabel jarak diduga tidak mempengaruhi
pendapatan nelayan. 4.
Pengalaman Nilai probability yang diperoleh dari hasil uji regresi adalah 0,136 yang lebih
kecil dari alpha α=15. Pengalaman mempengaruhi pendapatan secara
signifikan. Artinya, bertambahnya 1 tahun pengalaman nelayan maka akan meningkatkan rata-rata pendapatan sebesar Rp 9.055 per tahunnya dengan
asumsi cateris paribus. Pengalaman diduga mempengaruhi teknik
penangkapan seorang nelayan yang secara tidak langsung mengajarkan kepada nelayan waktu yang tepat untuk melakukan penangkapan ikan Bilih dan
menentukan musim penangkapan. Pada saat angin kencang dan cuaca buruk hasil tangkapan lebih sedikit, belajar dari pengalaman tersebut pada musim ini
nelayan tidak melakukan penangkapan. 5.
Biaya Penangkapan Nilai probability yang diperoleh dari hasil uji regresi adalah 0,436 yang lebih
besar dari alpha α=15. Biaya penangkapan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap pendapatan. Peningkatan biaya ini diduga terkait dengan penambahan biaya bensin dan pangan yang dibutuhkan nelayan karena
semakin jauhnya wilayah penangkapan fishing ground menuju ke tengah danau. Terkait dengan jarak tempuh yang relatif sama dan dekat, maka tidak
ada penambahan biaya. Akibatnya biaya penangkapan diduga tidak mempengaruhi pendapatan nelayan.
6. Hasil Tangkapan
Nilai probability yang diperoleh dari hasil uji regresi adalah 0,002 yang lebih kecil dari alpha
α=1. Hasil tangkapan berpengaruh positif secara signifikan terhadap pendapatan. Artinya, meningkatnya 1 kg hasil tangkapan akan
meningkatkan rata-rata pendapatan nelayan sebesar Rp 10.821 per tahunnya dengan asumsi cateris paribus.
b. Alahan