Pengkajian Stok dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

Pencegahan terhadap biological overfishing ini adalah dengan melakukan pengaturan upaya penangkapan dan pola penangkapan fishing pattern. 6. Ecosystem overfishing Overfishing jenis ini dapat terjadi sebagai hasil dari suatu perubahan komposisi jenis dari suatu stok sebagai akibat dari upaya penangkapan berlebihan, dimana spesies target menghilang dan tidak digantikan sepenuhnya oleh jenis pengganti. Ecosystem overfishing ini mengakibatkan timbulnya suatu transisi dari ikan bernilai ekonomi tinggi berukuran besar kepada ikan bernilai ekonomi berukuran kecil, dan akhirnya ikan rucah trash fishing danatau invertebrata non komersial seperti ubur-ubur.

2.3 Pengkajian Stok dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

Pengkajian stok meliputi penggunaan berbagai perhitungan statistik dan matematik untuk membuat prediksi kuantitatif mengenai reaksi dari berbagai populasi ikan terhadap sejumlah pilihan atau alternatif pengelolaan Widodo dan Suadi, 2006. Pengkajian stok ikan diharapkan mampu menjadi masukan dalam membuat suatu kebijakan pengelolaan perikanan tangkap sumberdaya ikan yang bersifat terbatas tetapi dapat terbaharui secara lestari. Pengkajian stok ini penting terkait dengan sumberdaya perikanan yang sangat kompleks dan dinamis. Mengkaji pendugaan stok untuk analisis biologi perikanan dapat dilakukan dengan pendekatan model surplus produksi. Model surplus produksi digunakan dalam rangka menentukan upaya effort yang optimum Spare dan Venema, 1999. Sumberdaya perikanan merupakan sumberdaya pulih renewable yang sifatnya kompleks, dinamis, dan unobservable. Pendekatan berupa pemodelan yang dapat mengestimasi besarnya stok, jumlah tangkapan, dan upaya diperlukan agar sumberdaya tetap lestari dan keuntungan yang diperoleh nelayan optimal. Aspek ekonomi pengelolaan sumberdaya ikan tidak bisa dilepaskan dari aspek biologi perikanan. Namun hubungan antara biologi perikanan dan aspek ekonomi tidaklah bersifat simetris. Satu sisi aspek biologi bersifat independen terhadap ekonomi, tetapi aspek ekonomi dari eksploitasi sumberdaya ikan sangat bergantung pada karakteristik biologi dari stok ikan itu sendiri. Istilah bioekonomi pertama kali diperkenalkan oleh Scott Gordon, seorang ahli ekonomi Kanada karena menggunakan pendekatan ekonomi untuk menganalisis pengelolaan perikanan yang optimal Fauzi dan Anna, 2005. Pendekatan Gordon tetap menggunakan basis biologi yang sebelumnya sudah diperkenalkan oleh Schaefer 1954. Pendekatan ini kemudian dikenal dengan pendekatan bioekonomi. Pendekatan bioekonomi digunakan dalam pengelolaan sumberdaya perikananan karena model ini telah memasukkan faktor ekonomi dalam analisisnya. Model bioekonomi Gordon-Schaefer dibangun dari model produksi surplus yang sebelumnya telah dikembangkan oleh Graham pada tahun 1935 Fauzi dan Anna, 2005. Eksploitasi sumberdaya ikan di suatu perairan membutuhkan berbagai sarana. Sarana tersebut merupakan faktor input yang dalam literatur perikanan disebut sebagai upaya atau effort Fauzi, 2006. Definisi umum mengenai upaya adalah indeks dari berbagai input tenaga kerja, kapal, jaring, alat tangkap, dan sebagainya yang digunakan dalam proses penangkapan ikan. Berdasarkan pengertian tersebut maka produksi h atau aktivitas penangkapan ikan dapat diasumsikan sebagai fungsi dari upaya E dan stok ikan x. Secara matematis, hubungan fungsional tersebut dapat ditulis sebagai berikut: , ...………....………………………………………………… 2.1 Secara umum diasumsikan pula bahwa semakin banyak biomas stok maka produksi semakin meningkat, hal ini akan mengakibatkan semakin banyak faktor upaya input penangkapan ikan. Artinya hubungan parsial antar kedua variabel input terhadap produksi h adalah positif. Secara eksplisit, fungsi produksi yang sering digunakan dalam pengelolaan sumberdaya ikan adalah: …………………………………....…………………………… 2.2 Dimana: q = Koefisien kemampuan tangkap atau catchability coefficient x = Stok biomassa ikan E = Upaya Effort Secara teoritis fungsi tersebut di atas tidak realistis karena tidak menunjukkan sifat diminishing return kenaikan hasil yang semakin berkurang dari upaya yang merupakan sifat dari fungsi produksi. Hal ini tidak realistis karena dalam jangka pendek stok ikan terbatas sehingga ada batasan maksimum dari produksi. Fungsi produksi yang lebih menggambarkan kondisi yang realistis saat upaya dinaikkan maka produksi akan naik dengan kecepatan menurun adalah sebagai berikut: ……………………………………………………………….. 2.3 Dimana α merupakan elastisitas upaya terhadap produksi dengan nilai yang berkisar antara 0 dan 1. Hal ini menunjukkan adanya diminishing return karena meskipun produksi marjinal terhadap upaya positif h E0, kenaikan produksi tersebut akan menurun, atau secara matematis ditunjukkan oleh turunan kedua dari h terhadap E yang negatif 2 h E 2 0. Fungsi pertumbuhan dalam konsep dasar biologi perikanan disebut sebagai density dependent growth, secara matematik fungsi pertumbuhan mengikuti fungsi logistik dapat ditulis sebagai berikut Fauzi, 2006: ………………………………………………………… 2.4 Dimana: t = Periode waktu r = Laju pertumbuhan instrinsik instrinsic growth rate, dan K = Daya dukung lingkungan carrying capacity Dengan adanya aktivitas penangkapan atau produksi maka: ……………………………………………………. 2.5 Persamaan 2.2 disubtitusikan ke persamaan 2.5 sehingga diperoleh: ………………….……………………………… 2.6 Sebelum memasukkan faktor ekonomi dalam pengelolaan perikanan, terlebih dahulu dilakukan penurunan dari kurva tangkapan lestari. Penurunan ini diperlukan karena model Gordon-Schaefer dikembangkan berdasarkan produksi lestari dimana kurva pertumbuhan dalam kondisi keseimbangan jangka panjang long run equilibrium atau . Oleh karena itu, dalam kondisi keseimbangan persamaan berubah menjadi: ……………………………………………………... 2.7 Maka: ………………………………………………………. 2.8 Apabila persamaan 2.8 tersebut disubtitusikan ke persamaan 2.2 maka diperoleh persamaan dalam bentuk: .K …………………………………………………… 2.9 Persamaan di atas merupakan persamaan kuadratik dalam E dan karena parameter yang lain yaitu q, K, dan r adalah konstanta maka kurva produksi lestari berbentuk kurva logistik yang ditunjukkan oleh Gambar 4. hE h MSY E MSY Upaya Effort Gambar 4. Kurva Produksi Lestari Hasil tangkapan maksimum lestari dilakukan dengan menganalisis hubungan antara penangkapan E dengan hasil tangkapan per upaya CPUE dengan membagi kedua sisi dengan tingkat upaya E. Formulasi persamaannya adalah Fauzi, 2006: . .K . ……………………………………..…………….. 2.11 Dimana: h : Produksi ton E : Tingkat upaya atau effort unit : Produksi per effort ton per unit Sehingga diperoleh CPUE, . …………………………………………………...… 2.12 Dengan: . …………………………………………………………….… 2.13 ² …………………………………………………………….... 2.14 Asumsi yang digunakan dalam pengembangan model Gordon Schaefer antara lain: 1. Harga per satuan output Rpkg diasumsikan konstan atau kurva permintaan diasumsikan elastis sempurna. 2. Biaya per satuan upaya c dianggap konstan 3. Spesies sumberdaya ikan bersifat tunggal 4. Struktur pasar bersifat kompetitif 5. Hanya faktor penangkapan yang diperhitungkan tidak memasukkan faktor pasca panen.

2.4 Laju Degradasi Sumberdaya