semakin jauhnya wilayah penangkapan fishing ground menuju ke tengah danau. Terkait dengan jarak tempuh yang relatif sama dan dekat, maka tidak
ada penambahan biaya. Akibatnya biaya penangkapan diduga tidak mempengaruhi pendapatan nelayan.
6. Hasil Tangkapan
Nilai probability yang diperoleh dari hasil uji regresi adalah 0,002 yang lebih kecil dari alpha
α=1. Hasil tangkapan berpengaruh positif secara signifikan terhadap pendapatan. Artinya, meningkatnya 1 kg hasil tangkapan akan
meningkatkan rata-rata pendapatan nelayan sebesar Rp 10.821 per tahunnya dengan asumsi cateris paribus.
b. Alahan
Alahan merupakan alat tangkap tradisional dalam penangkapan ikan Bilih di Danau Singkarak. Alahan adalah alat tangkap dengan pendapatan paling tinggi
dibandingkan dengan jaring langli dan jala. Hasil analisis uji regresi faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan alahan dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26. Hasil Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Alahan.
Prediktor Koefisien SE
Koefisien T-
hitung Peluang
VIF
Konstanta 6.275.965 35.642.878
0,18 0,862
Umur X
1
-657.805 420.421
-1,56 0,131
3,6 Lama Sekolah X
2
-6.859 857.870
0,08 0,937
1,7 Jarak X
3
575.936 1.502.061
0,38 0,705
1,2 Pengalaman X
4
971.896 405.763
2,40 0,025
4,7 Biaya Penangkapan X
5
0,0033 0,04089
0,01 0,994
1,1 Hasil Tangkapan X
6
14.829 1.960
7,56 0,000
1,6 S = 9215729 R-Sqadj = 82,6 Durbin-Watson = 2,40377
Sumber: Data Primer diolah, 2011 Keterangan: Nyata pada taraf 15, Nyata pada taraf 5, Nyata pada
taraf 1
Nilai t hitung dari Tabel 26 di atas menunjukkan bahwa variabel umur signifikan mempengaruhi pendapatan pada taraf nyata alpha
α=15, pengalaman signifikan mempengaruhi pendapatan pada taraf nyata alpha
α=5, dan variabel hasil tangkapan signifikan mempengaruhi pendapatan pada taraf
nyata alpha α=1. Nilai koefisien determinasi atau R-Sq adj yang diperoleh
adalah 82,6 yang berarti bahwa 82,6 variasi variabel bebas dapat menjelaskan variabel tidak bebas pada taraf nyata 1, 5, dan 15 sedangkan sisanya
dijelaskan oleh faktor lain di luar model. Secara umum model dapat dituliskan dengan:
Y = 6275965–657805X
1
–68959X
2
+57593X
3
+97896X
4
+0,003X
5+
14829X
6
Uji normalitas menunjukkan hasil statistik Kolmogrov-Smirnov dan p-value. Nilai Kolmogrov-Smirnov yang diperoleh dari hasil analisis adalah sebesar 0,131.
Nilai ini lebih kecil dari nilai p-value residual grafik yaitu 15. Hal ini berarti bahwa model yang dibuat telah mengikuti distribusi normal. Pengujian terhadap
heteroskedastisitas, autokorelasi, multikolinearitas, dan kenormalan dilakukan untuk melihat pelanggaran pada model. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan
melihat hasil plot model apakah membentuk pola atau tidak. Pada model ini tidak terdapat heteroskedastisitas karena plot model tidak membentuk pola atau
menyebar bebas. Artinya model adalah homoskedastisitas. Kemudian dilakukan uji terhadap autokorelasi dengan menggunakan nilai Durbin Watson. Nilai yang
diperoleh adalah 2,40377 yang berada pada wilayah tanpa autokorelasi karena nilai D-W yang dianjurkan adalah 1,601DW2,394. Uji multikolinearitas dilihat
dari nilai VIF Variance Inflation Factor yang diperoleh. Jika nilai VIF10 maka tidak terdapat multikolinearitas. Nilai VIF untuk semua peubah bebas pada model
ini lebih kecil dari 10 maka dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas pada model tersebut. Uji pelanggaran ini dapat dilihat pada Lampiran 6.
Pendapatan nelayan alahan dipengaruhi oleh faktor lain selain faktor yang diuji pada analisis pendapatan ini seperti jumlah curah hujan, cuaca, iklim, dan
kondisi alamiah lainnya. Berikut ini akan diuraikan pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap pendapatan nelayan alahan:
1. Umur
Hasil analisis uji regresi diperoleh nilai probability sebesar 0,131. Nilai ini lebih kecil dari alpha
α=15 dengan koefisien regresi -657.805. Hal ini menunjukkan bahwa variabel umur signifikan mempengaruhi pendapatan
nelayan dengan alat tangkap jala. Artinya, semakin bertambahnya 1 tahun umur nelayan akan mengurangi rata-rata pendapatannya sebesar Rp 657.805
per tahun dengan asumsi cateris paribus. Umur diduga berkaitan dengan kondisi fisik nelayan. Semakin muda umur nelayan maka cenderung lebih kuat
untuk menjaga alahan pada malam hari sehingga tidak dibutuhkan tenaga kerja tambahan. Pengurangan terhadap biaya tambahan diduga dapat meningkatkan
pendapatan. 2.
Lama Sekolah Hasil analisis uji statistik diperoleh nilai probability sebesar 0,937 yang lebih
besar dari alpha α=15. Artinya bahwa lama sekolah tidak mempengaruhi
pendapatan pada koefisien -68.959. Pada alat tangkap alahan rata-rata tingkat pendidikan dan produktivitas nelayan masih rendah, Kegiatan penangkapan
ikan Bilih dengan menggunakan alahan hanya membutuhkan teknologi yang sederhana sehingga pendidikan diduga tidak berpengaruh secara nyata dalam
meningkatkan pendapatan.
3. Jarak
Nilai probability yang diperoleh dari hasil uji statistik adalah sebesar 0,705 yang lebih besar dari alpha
α=15. Hal ini menunjukkan bahwa jarak tidak mempengaruhi pendapatan nelayan alahan pada koefisien 575.936. Hal ini
diduga disebabkan oleh jarak alahan yang rata-rata hanya 10-50 meter dari rumah pemilik alahan dengan panjang alahan yang hampir sama yaitu sekitar
20-25 meter menuju muara sungai. 4.
Pengalaman Nilai probability yang diperoleh dari hasil uji statistik adalah 0,025 yang lebih
kecil dari alpha α=5. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman
mempengaruhi pendapatan secara signifikan pada koefisien 971.896. Artinya, bertambahnya 1 tahun pengalaman nelayan dalam penangkapan ikan Bilih
akan meningkatkan rata-rata pendapatan sebesar Rp 971.896 per tahun dengan asumsi cateris paribus. Pengalaman nelayan diduga terkait dengan
pengambilan keputusan waktu dan musim penangkapan ikan Bilih. Secara umum nelayan alahan yang telah lama menangkap ikan Bilih tidak melakukan
penangkapan pada cuaca hujan dengan angin yang kencang karena pada kondisi ini air danau menjadi keruh dan ikan tidak melakukan pemijahan ke
muara sungai. 5.
Biaya Penangkapan Nilai probability yang dihasilkan dari uji statistik adalah 0,994 yang lebih besar
dari alpha α=15. Hal ini menunjukkan bahwa biaya penangkapan tidak
mempengaruhi pendapatan secara signifikan pada koefisien 0,0033. Biaya penangkapan tidak mempengaruhi pendapatan nelayan diduga disebabkan oleh
komponen biaya variabel alahan hanya terdiri dari biaya listrik dan tenaga kerja yang cenderung bersifat statis.
6. Hasil Tangkapan
Hasil uji statistik diperoleh nilai probability sebesar 0,000 yang lebih kecil dari alpha
α=1. Hal ini menunjukkan bahwa hasil tangkapan signifikan mempengaruhi pendapatan pada koefisien 14.829. Artinya, meningkatnya 1 kg
hasil tangkapan nelayan maka akan meningkatkan pendapatan sebesar Rp 14.829 per tahunnya dengan asumsi cateris paribus.
c. Jala